Keputusan pengadilan tentang vonis hukuman mati, merupakan hukuman terburuk yang didapatkan oleh para narapidana atas tindakan kejahatan yang dilakukannya. Walau hukuman ini diberlakukan di sejumlah negara, namun tak sedikit orang di belahan dunia yang mengecam tentang hukuman mati ini karena melanggar hak asasi manusia.

Sepertinya mustahil bagi seseorang yang telah dieksekusi mati untuk masih bisa tetap bertahan hidup. Namun, berkat campur tangan kuasa Tuhan, Sang Pembuat Hidup dan Penentu Kematian, hal tersebut benar-benar pernah terjadi dalam sejarah. Naripidana masih tetap bertahan hidup walau telah dieksekusi hukuman mati, beberapa diantaranya adalah:

1. Wenseslao Moguel
Pada Maret 1915, seorang narapidana bernama Wenseslao Moguel yang saat itu masih berusia 25 tahun ikut dalam pertempuran Revolusi Amerika dan dia berada di sisi Pancho Villa.

Ketika dia akhirnya tertangkap oleh otoritas Meksiko, dia pun dijatuhi hukuman mati atas tuduhan menjadi seorang pengkhianat negara. Hukuman yang dijatuhkan padanya adalah hukuman mati tanpa melalui proses pengadilan.

Pada 18 Maret, dia pun ditempatkan di depan regu tembak yang terdiri dari 9 orang tentara. Para tentara diperintahkan untuk menembak tersangka, dan 9 peluru pun berhasil menembus tubuh Moguel. Seorang petugas membuat tembakan pamungkas ke arah kepala dan Moguel pun ditinggalkan setelah para tentara tersebut yakin bahwa dia telah mati.

Setelah eksekusi selesai, prajurit pun pergi meninggalkan tempat lokasi eksekusi. Tapi diluar dugaan, Moguel ternyata masih hidup dan sadar. Dia berjalan dengan merangkak pergi dan berusaha untuk mencari bantuan.
Setelah merangkak kurang lebih sejauh tiga blok, Dia sampai di gereja Saint James Apostle di pusat kota Santiago Tequixquiac. Akhirnya, dia ditemukan oleh seorang jemaat yang kebetulan sedang berada di gereja itu.

Jemaat itu kemudian membawa dan merawat Moguel yang terluka parah sampai akhirnya dia sembuh. Setelah dia sembuh, Moguel mendapat julukan ‘El Fusilado’ yang memiliki arti ‘yang dieksekusi’.

Pada tahun 1937, Moguel tampil di acara Ripley’s Believe It or Not!, yang merupakan sebuah acara radio di Cleveland, Ohio.
Meskipun wajahnya rusak parah akibat tembakan peluru, dia masih bisa bertahan hidup hingga usianya 85 tahun. Akhirnya Moguel meninggal di Meksiko pada tahun 1975.

Bahkan, sebuah group musik asal Inggris yang bernama Chumbawamba, menciptakan sebuah lagu tentang kisah kehidupan dari Moguel ini.

2. William Duell
Dua abad sebelum kasus eksekusi Moguel, pada tahun 1740 di Inggris, seorang remaja William Duell bersama empat orang lainnya juga dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan setempat setelah memperkosa, memukul dan membunuh seorang wanita di Acton, London.

Mereka mendapat hukuman gantung dan mayat mereka dibawa ke kampus kedokteran untuk dijadikan praktik calon dokter. Setelah sekitar 10 menit berjalan, seorang perawat mendengar rintihan yang berasal dari tempat di mana Duell terbaring.

Karena masih hidup, Duell pun dirawat sampai kondisi tubuhnya membaik, namun dia tidak lagi dapat mengingat tentang kejahatan yang dilakukan dan hukuman gantung yang dialaminya. Karena kesembuhannya, pengadilan pun memutuskan untuk membatalkan segala tuntutan dan hukumannya.

3. Romell Broom
Seorang pria pembunuh dan pemerkosa yang bernama Romell Broom dari Ohio gagal dieksekusi hukuman mati pada tahun 2009. Ia dijatuhi hukuman mati karena dia telah memperkosa dan membunuh remaja berusia 14 tahun yang bernama Tryna Middleton. Romell Broom menculik Tryna di Cleveland pada tahun 1984 ketika Tryna berjalan pulang ke rumah sehabis pergi dari menonton sebuah pertandingan sepak bola bersama dua orang temannya.

Gubernur Ted Strickland yang menjabat saat itu menghentikan pelaksanaan hukuman mati setelah petugas tidak dapat menemukan urat nadi milik Romell setelah mencari nadinya selama 2 jam.

Romell mengaku ditusuk jarum suntik sebanyak 18 kali dengan sangat kesakitan hingga ia menjerit kesakitan. Setelah 1 jam istirahat, pihak Department of Rehabilitation and Correction meminta seoranh dokter paruh waktu yang tidak berpengalaman ataupun terlatih dalam menjalankan hukuman mati untuk mencoba mencari nadi Romell. Namun, usaha yang dilakukan dokter parah waktu itu gagal, hingga eksekusi mati Romell tidak jadi dilaksanakan saat itu.

Romell kembali masuk ke daftar tunggu eksekusi narapidana hukuman mati sejak kejadian itu. Ia mencoba untuk mengajukan banding, tapi ditolak. Walaupun sedang menunggu, pelaksanaan eksekusi ke dua masih bertahun-tahun lagi lamanya, karena terbentur jadwal dan ketidakpastian pasokan zat suntikan mati.

4. Anne Green

Anne Green mendapatkan vonis hukuman mati dengan dihukum gantung pada tahun 1630. Anne saat menerima vonis hukuman mati merupakan perempuan muda yang berusia 22 tahun dan hamil di luar nikah. Lalu, Anne Green melahirkan dengan kondisi bayi yang prematur, dan akhirnya bayi yang dilahirkannya itu meninggal. Setelah bayinya meninggal, Anne menyembunyikan jenazah bayinya itu. Namun, pihak otoritas setempat yang mengetahui hal itu, kemudian menangkap Anne Green dengan tuduhan menyembunyikan jenazah bayinya.

Setelah setengah jam usai dieksekusi, jenazah Anne Green diturunkan dari gantungan untuk dimasukkan ke dalam peti mati dan dikirim ke dokter setempat untuk dijadikan bahan contoh pelajaran anatomi tubuh manusia. Ketika dokter membuka peti mati tersebut, dokter pun terkejut karena secara mengejutkan jenazah Anne ternyata masih mengeluarkan nafas. Bahkan terdengar suara lirih yang berasal dari tenggorakan milik Anne Green.

Pengobatan dan tindakan medis pun segera dilakukan untuk memulihkan kesehatan perempuan itu. Tidak lama berselang, pejabat penjara pun setuju untuk memberikan pengampunan dan membatalkan segala tuntutan hukum Anne Green. Anne Green yang bertahan hidup pun akhirnya menikah dan memiliki tiga orang anak.