Pada tanggal 15 April 1912, tercatat sebagai momen terakhir kapal mewah RMS Titanic mengarungi lautan. Kapal itu tenggelam di Lautan Atlantik setelah menabrak gunung es pada malam sebelumnya.

Titanic karam pada pelayaran perdananya. Kapal itu memulai pelayarannya pada April 1912 menuju New York, Amerika Serikat. Gunung es merobek kompartemen kedap air di sepanjang lambung Titanic. Hanya dalam beberapa jam Titanic karam di Laut Atlantik, dan lebih dari 1.500 penumpang dan awak kapal tewas.

Kisah RMS Titanic masih memesona banyak orang di seluruh dunia. Tragedi yang terjadi dalam skala besar membuat orang tak puas dengan penjelasan yang yang beredar. Oleh sebab itulah muncul sejumlah teori konspirasi terkait peristiwa itu. Berikut teori seputar Titanic yang membuat orang salah sangka.

DEK KELAS TIGA DIKUNCI

Kapal Titanic yang megah dan konon tidak bisa tenggelam memiliki 3 bagian kelas penumpang. Selain berdasarkan harga tiket, jumlah kekayaan dan kelas sosial jadi faktor penentu utama.

Kelas pertama ditempati kaum darah biru, pengusaha, politisi, petinggi militer, industrialis, bankir, artis ternama, sosialita, dan para atlet profesional yang menikmati fasilitas mewah termasuk restoran kelas atas dan kabin setara suite hotel berbintang.

Kelas dua ditempati kelas menengah. Ada dosen, penulis, pendeta, dan wisatawan. Sementara, kelas geladak disesaki para imigran yang hendak mengadu nasib ke Amerika Serikat atau Kanada.

Penumpang kelas tiga tidak diperlakukan semewah kelas satu, tetapi kondisi mereka masih lebih baik daripada penumpang kelas tiga di kapal lain pada masa itu. Mereka ditempatkan di kabin tidur berkapasitas dua dan sepuluh orang, dengan 164 kamar terbuka tambahan untuk para pemuda di G Deck.

Saat Titanic menabrak gunung es dan karam. Konon, penumpang di kelas tiga dikunci agar lebih banyak penumpang kelas satu dan dua yang diselamatkan. Faktanya,  dari sekitar 700 penumpang kelas tiga, hanya sekitar 180 yang diselamatkan. Namun, soal dugaan konspirasi untuk membiarkan mereka tewas, sama sekali tidak benar.

Kala itu, para penumpang, bahkan awak kapal tidak menyadari keseriusan situasi. Mereka mengira akan selamat. Keyakinan yang salah itu membuat mereka tidak segera mengevakuasi diri.

Ditambah lagi, ada kesulitan untuk menavigasi kapal yang bentuknya mirip labirin, hambatan bahasa, dan pengaturan yang buruk adalah penyebab utama hilangnya banyak nyawa di kabin kelas tiga.

KAPTEN TITANIC JELANG PENSIUN

Kapten Edward J. Smith mungkin ikut andil dalam kecelakaan Titanic pada Minggu malam 14 April 1912. Struktur komando yang ia pimpin gagal mengelak dari gunung es dan tidak melambatkan laju kapalnya saat bongkahan beku itu dilaporkan berada di jalur pelayarannya.

Namun, pilihannya untuk tetap tinggal di dalam kapal yang tenggelam di lautan Atlantik membuat namanya dikenang sebagai pahlawan. Sejarah mencatat kematiannya yang heroik.

 

Beredar rumor bahwa kapten kapal berencana untuk menggunakan pelayaran perdananya di Titanic sebagai akhir kariernya atau pensiun, namun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa pelayaran perdana Titanic dimaksudkan menjadi yang terakhir.

KUTUKAN MUMI

Selain teori konspirasi yang bermunculan tentang penyebab tenggelamnya Titanic, ada juga terkait dengan hal mistis. Kapal itu diduga korban sebuah ‘kutukan’.

Konon ,di antara kargo yang diangkut bahtera tersebut terdapat sebuah mumi berjuluk ‘The Unlucky Mummy’ yang memiliki reputasi mengerikan sebagai pembawa sial.

Mumi Mesir Kuno tersebut dikabarkan disimpan dalam sebuah peti batu atau sarkofagus. Ia disegel dengan kutukan mengerikan yang membuat Titanic, berakhit tragis.

Jasad yang diawetkan tersebut diduga adalah seorang putri dari Kerajaan Mesir Kuno yang bernama Amen-Ra. Ia diduga tewas misterius pada tahun 1.500 sebelum Masehi.

Kisah tersebut dikabarkan di sejumlah media pasca-tenggelamnya Titanic. Disebut-sebut, mumi tersebut disimpan ruang bawah tanah rahasia di British Museum.

Kemudian, seorang ahli Mesir Kuno dari Amerika Serikat menemukan bahwa peti batu yang dipajang di museum Inggris itu palsu belaka. Lalu ia membujuk pihak museum agar artefak itu bisa ia beli untuk dibawa ke Amerika Serikat.

Setelah itu, peti batu tersebut dibungkus sedemikian rupa sehingga tidak ada yang menyadari apa yang ada di dalamnya dan diangkut dalam kargo Titanic.

Walau kapal tersebut mengangkut barang-barang tidak biasa seperti bulu-bulu unggas, topi bulu binatang, jaringan sel, suku cadang, kulit, bulu kelinci, karet, jaring rambut, dan perangkat pendingin, tidak ada petunjuk ada keberadaan mumi di sana.

Faktanya, ‘Unlucky Mummy’ hanyalah penutup peti mati, dan sama sekali tidak berisi mumi. Artefak tersebut tak pernah meninggalkan British Museum hingga saat ini.

PESAN ‘SETAN’ DI LAMBUNG TITANIC

Beberapa orang melihat keberadaan Titanic sebagai simbol pembangkangan terhadap Tuhan. Setelah kapal tersebut karam, rumor mulai menyebar di seluruh Irlandia dan Amerika Serikat bahwa “pesan anti-Katolik” tersembunyi di nomor lambung kapal, yakni 360604.

Jika ditulis di atas kertas dan dilihat dari sebuah cermin, angka tersebut dapat dibaca sebagai NO POPE, yang berarti tidak ada Paus. Banyak yang mengklaim bahwa nomor lambung setan itu adalah penyebab tenggelamnya kapal tersebut.

Namun mitos tersebut runtuh seketika hanya dengan satu fakta sederhana, nomor lambung kapal Titanic bukanlah 360604, melainkan 401.

Selain itu, sejumlah rumor menyebut bahwa Titanic mengalami celaka karena tidak melakukan prosesi memecahkan botol sampanye ke badan kapal, seperti yang biasa dilakukan kapal lain.

Namun, perusahaan perkapalan White Star Line yang mengoperasikan Titanic tidak pernah melakukan prosesi tersebut karena tidak meyakini kepercayaan itu.