Hampir semua orang menyukai makanan berupa cokelat, pasalnya camilan ini memiliki rasa manis yang begitu khas dan membuat ketagihan. Cokelat juga sering dikaitkan dengan suasana romantis, karena cokelat kerap dijadikan hadiah oleh mereka yang sedang menjalin hubungan asmara. Berikut ini adalah fakta-fakta unik lain seputar cokelat yang tidak banyak diketahui oleh orang.

DAPAT DINIKMATI DENGAN CARA DIHIRUP

Cokelat dapat dinikmati dengan beragam cara, mulai dari dimakan dalam wujud padat, dijadikan campuran dalam kue, hingga diminum dalam kondisi hangat layaknya kopi. Pada tahun 2017, perusahaan Legal Lean meluncurkan produk cokelat hirup yang mereka beri nama Coco Loko.

Coco Loko memiliki cara konsumsi yang sama dengan bubuk narkoba, namun tidak seperti bubuk narkoba yang menggunakan bahan ilegal dan bisa merusak kesehatan penggunanya, Coco Loko menggunakan bahan-bahan yang sepenuhnya aman. Selain menggunakan bahan cokelat, Coco Loko juga dilengkapi dengan senyawa yang digunakan dalam minuman berenergi. Menurut produsennya, Coco Loko dapat membuat penggunanya merasa bergairah.

Walau Coco Loko menggunakan bahan-bahan yang aman, produsen Coco Loko juga memperingatkan konsumennya agar tidak mengonsumsi secara berlebihan. Pasalnya, Coco Loko dapat mengganggu konsentrasi penggunanya saat mengemudikan kendaraan bermotor.

DIGUNAKAN UNTUK MENYEMBUNYIKAN GADING GAJAH

Gajah adalah hewan raksasa yang terkenal dengan belalainya yang panjang. Selain ukuran dan hidung belalainya, gajah juga terkenal karena memiliki gading. Fungsi dari gading tersebut adalah untuk membantu merobohkan pohon agar gajah lebih mudah mendapatkan makanan dan melintasi kerimbunan hutan. Selain itu, gajah juga menggunakan gadingnya untuk melindungi diri dari hewan buas.

Di lain pihak, gading juga menjadi penyebab kenapa gajah sekarang terancam punah. Akibat terlalu sering diburu untuk diambil gadingnya, populasi gajah sekarang makin lama semakin berkurang. Praktik perdagangan gading gajah sebenarnya sudah dilarang sejak tahun 1989. Namun, hal tersebut tidak lantas membuat aktivitas perdagangan gading benar-benar berhenti.

Saat ini, para penyelundup menggunakan aneka macam cara supaya bisa menyelundupkan gading tanpa ketahuan. Cokelat adalah salah satu benda yang digunakan untuk keperluan tersebut. Pada tahun 2013, petugas cukai di Makau, China, pernah memergoki muatan berisi 583 batang cokelat yang datang dari Afrika Selatan.

Saat batang-batang cokelat tersebut ditimbang, barulah mereka menemukan kejanggalan. Batang cokelat tersebut jauh lebih berat dibandingkan batangan cokelat biasa. Saat batang cokelat tersebut direndam dalam air hangat, barulah terungkap kalau apa yang terlihat sebagai batang cokelat tersebut aslinya adalah gading gajah yang dilapisi dengan cokelat tebal.

Selain melapisi gading dengan cokelat, modus lain yang masih melibatkan cokelat juga pernah digunakan oleh kalangan penyelundup. Pada tahun 2012, petugas cukai pernah menemukan puluhan gading gajah yang dibungkus dengan bungkus cokelat.

PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN OBAT

Cokelat sekarang dipandang sebagai minuman yang biasanya diminum saat seseorang sedang ingin bersantai dan memanjakan diri. Namun di Amerika Serikat pada masa lampau, cokelat sebenarnya pernah memiliki peran yang lebih penting dari itu. Cokelat pernah digunakan sebagai bahan obat. Sejak abad ke-19, kalangan apoteker sering membeli bubuk cokelat dari perusahaan cokelat Hershey. Mereka kemudian mengolahnya menjadi semacam sirup obat yang dicampur dengan pemanis.

Penggunaan cokelat sebagai obat bukan hanya karena cokelat memiliku khasiat bagi orang yang meminumnya, tetapi juga sebagai cara supaya produk buatan apoteker tadi lebih mudah terjual. Pada masa itu, kehidupan apoteker masih belum semakmur sekarang. Banyak di antara mereka yang harus hidup dalam kondisi serba kekurangan.

Jadi supaya mereka bisa menjalani profesinya sambil memperbaiki kondisi perekonomiannya, mereka pun menjual cokelat sebagai suplemen obat. Menjual cokelat sebagai bagian dari obat juga membantu memperbaiki citra obat-obatan pada masa itu yang terkenal amat pahit. Namun bukan berarti cokelat tidak memiliki manfaat  bagi tubuh. Cokelat diketahui mengandung senyawa antioksidan yang efektif dalam mencegah kemunculan kanker. Cokelat juga cukup mujarab dalam mengobati batuk dan masalah tekanan darah.

PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI MATA UANG

Cokelat pada awalnya hanya dikenal oleh penduduk asli Amerika Tengah, khususnya suku Aztek dan Maya. Saat bangsa Eropa akhirnya menjamah Amerika Tengah, barulah cokelat menyebar ke seluruh dunia hingga bisa terkenal  seperti sekarang.

Yang menarik, cokelat pada awalnya bukan hanya dikonsumsi sebagai makanan dan minuman, namun juga sebagai mata uang. Suku Maya menganggap biji cokelat sebagai komoditas yang amat berharga, bahkan sampai mereka menggunakan cokelat sebagai alat transaksi. Sebagai contoh, 10 biji cokelat dikabarkan bisa digunakan untuk membeli kelinci, sementara 100 biji cokelat bisa digunakan untuk membeli budak manusia.

Saat bangsa Aztek datang dan menjalin hubungan dengan suku Maya, mereka turut mengadopsi praktik menggunakan biji cokelat sebagai alat pembayaran. Karena peran cokelat sebagai alat pembayaran, setiap biji cokelat pun menjadi benda yang amat berharga oleh penduduk suku Aztek dan Maya.

Namun, hal tersebut tidak lantas membuat cokelat sama sekali tidak pernah dikonsumsi sebagai bahan makanan atau minuman. Kalangan bangsawan Aztek diceritakan gemar meminum cokelat, Montezuma adalah salah satunya. Raja Aztek tersebut diceritakan bisa meminum 50 gelas cokelat setiap harinya. Karena cokelat yang diminum oleh orang Aztek ditambahi gula dan berwujud amat pekat, cokelat yang mereka minum diperkirakan memiliki rasa yang amat pahit. Baru sesudah bangsa Spanyol mengenal cokelat, mereka mulai menambahkan gula ke dalam minuman cokelat.

PRAKTIK PERBUDAKAN TERHADAP ANAK-ANAK YANG BEKERJA DI KEBUN COKELAT

Pantai Gading adalah negara yang terletak di Afrika Barat, dan negara ini merupakan salah satu negara penghasil cokelat terbanyak di dunia. Begitu tingginya produksi cokelat di negara ini, perusahaan makanan raksasa seperti Nestle mendapatkan komoditas cokelatnya dari negara ini. Selama bertahun-tahun, Nestle sering menerima tuduhan bahwa mereka melakukan pembiaran terhadap praktik perbudakan modern di ladang cokelat Pantai Gading.

Sebagai tanggapan atas tuduhan tersebut, pada tahum 2014 Nestle pun memberikan izin kepada FLA (lembaga yang menangani hak-hak kaum buruh) untuk melakukan inspeksi ke kebun-kebun cokelat di Pantai Gading yang memasok kebutuhan Nestle. Sesudah melakukan inspeksi, FLA menemukan kalau kasus pelanggaran hak-hak kaum pekerja memang terjadi di kebun cokelat Pantai Gading.

Sebagai contoh, ada 56 orang yang aslinya masih berusia di bawah 18 tahun, namun sudah dipaksa bekerja di ladang cokelat. Salah seorang di antara mereka, bahkan bekerja tanpa menerima upah sama sekali. Setelah keluarnya hasil inspeksi tersebut, Nestle mengumumkan kalau mereka akan memberlakukan larangan penggunaan anak-anak di bawah umur sebagai pekerja kasar. Namun pemberlakuan larangan tersebut tidak sepenuhnya berjalan mulus, karena masih ada oknum nakal yang diam-diam memperkerjakan anak di bawah umur.