Mesir Kuno adalah salah satu era yang paling menarik dalam sejarah. Sebuah peradaban dimana para Firaun berkuasa. Mesir kuno terkenal dengan Piramida dan mumi. Sebagai salah satu peradaban terpanjang dalam sejarah manusia, ada begitu banyak fakta unik untuk dipelajari dari Mesir kuno. Sementara banyak cerita palsu tentang Mesir kuno yang berakar pada fiksi, ada pula beberapa fakta aneh yang didasari oleh data yang kredibel. Berikut beberapa fakta unik dan mengejutkan tentang Mesir kuno.

PIRAMIDA DIBANGUN BUKAN OLEH PARA BUDAK

Dalam proses pembangunan Piramida, ternyata tidak ada perbudakan dan penindasan. Bukti-bukti arkeologis mengungkapkan, bahwa piramida agung Giza dibangun oleh 5.000 pekerja tetap dan 20.000 pekerja sementara. Para pekerja ini bukanlah budak, melainkan mereka dipanggil oleh pemerintah Mesir untuk bekerja secara bergantian. Saat proses pembangunan, para pekerja tinggal di kemah yang sudah disediakan di sekitar piramida. Mereka akan bekerja selama 3-4 bulan sebelum berganti giliran dan pulang ke rumah masing-masing. Bayaran yang mereka terima berupa makanan, minuman, dan perawatan kesehatan.

CLEOPATRA BUKAN DARI MESIR

Selain Ramses III dan Tutankhamun, tokoh yang paling terkenal di era Mesir kuno yaitu Cleopatra VII. Cleopatra sebenarnya bukan keturunan bangsa Mesir, dia memiliki garis keturunan Yunani dan Masedonia yang diwariskan oleh Ptolemy XII Auletes. Leluhurnya, Ptolemy I, merupakan salah satu letnan perang kepercayaan Alexander Agung. Dinasti Ptolemy sempat menguasai Mesir dari tahun 323 hingga 30 Sebelum Masehi. Selama masa itu, sebagian besar pemimpin Mesir berasal dari keturunan bangsa Yunani. Cleopatra dikenal, karena menjadi anggota Dinasti Ptolemy pertama yang fasih berbicara dalam bahasa Mesir.P

TIDAK SEMUA PENDUDUK  DIMUMIKAN

Mesir kuno memang terkenal dengan mumi, dimana kebanyakan orang yang telah meninggal dunia akan diawetkan. Ternyata, tidak semua penduduk Mesir kuno diawetkan setelah mereka meninggal. Mumifikasi di zaman Mesir kuno tergolong praktik yang membutuhkan proses lama dengan biaya yang cukup mahal. Hanya kalangan elite yang mampu menjalani praktik mumifikasi tersebut. Panjang perban yang membungkus tubuh mumi dapat mencapai 1,6 kilometer saat direntangkan.

Penduduk Mesir kuno percaya, jika mereka bisa menjalani kehidupan lagi setelah mati, dengan syarat tubuh mereka harus tetap utuh. Sementara itu, masyarakat Mesir kuno yang status sosialnya lebih rendah hanya dikubur di lubang-lubang kecil di padang pasir.

BERBAGI MAKANAN DENGAN ORANG MATI

Makam di Mesir di rancang sebagai rumah abadi bagi tubuh mumi dan diyakini bahwa roh mereka masih hidup di dalam tubuh mumi. Orang Mesir kuno juga merayakan hari reuni dengan orang-orang terdekatnya di makam mereka, bahkan menghabiskan malam mereka di makam dalam berbagai festival. Semua simpatisan dan kerabat membawa makanan ke makam untuk dibagikan kepada para mumi. Masyarakat Mesir kuno percaya bahwa orang yang sudah meninggal dapat makan dan minum. Oleh sebab itu mereka pun menyediakannya secara teratur.

PERCAYA ADA KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN

Mesir kuno percaya akan adanya kehidupan setelah kematian. Oleh karena itu, sebelum mereka wafat, para firaun kerap “berwasiat” supaya para pelayan dikorbankan untuk melayani sang raja di alam kubur. Ritual pengorbanan ini pernah dijalani di awal masa peradaban Mesir kuno, lalu mulai ditinggalkan oleh generasi selanjutnya. Biasanya, para pelayan setia tidak akan merasa takut saat mereka dikorbankan. Bagi mereka, melayani firaun di kehidupan selanjutnya merupakan sebuah bentuk penghormatan.

SUKA BERMAIN PAPAN PERMAINAN

Para penduduk Mesir suka mengisi waktu luang mereka dengan papan permainan. Ada beberapa jenis papan permainan yang mereka mainkan bersama, seperti mehen, mancala, dan senet. Senet menjadi permainan yang paling populer di antara ketiga jenis permainan tersebut. Masyarakat Mesir kuno sudah mengenalnya sejak 3500 tahun SM. Papan senet ini hampir menyerupai papan catur, namun bedanya papan senet memiliki 30 kotak dan berbentuk persegi panjang.

MENYUKAI HARTA KARUN

Piramida merupakan tempat yang mencolok untuk mengubur harta karun. Kuburan Firaun tersebut kerap kali dijarah setelah pembangunannya selesai. Pada era arkeologi modern, banyak ruangan di Piramida yang hampir kosong. Beberapa penjarah kuno berhasil mencatat deskripsi harta karun yang mereka dapatkan.

WANITA DAN PRIA MEMAKAI MAKEUP

Fakta unik dari Mesir kuno, yaitu masyarakatnya suka menggunakan make up. Namun, tujuan masyarakat Mesir kuno menggunakan riasan wajah sedikit berbeda dengan zaman sekarang. Bagian mata biasanya akan dilukis dengan warna hitam atau hijau, para ilmuwan berpendapat jika make up tersebut berfungsi untuk menyaring cahaya matahari yang masuk ke mata. Sementara itu, riasan wajah yang lebih dramatis lagi menandakan kemiripan seseorang dengan Dewa Matahari, Horus. Peralatan kosmetik yang digunakan juga dapat menjadi penanda status sosial masyarakat Mesir kuno. Wanita yang membawa kotak kosmetik pribadi, dia dianggap memiliki derajat sosial yang tinggi di masyarakat.

MENGENAL TABIR SURYA DAN PASTA GIGI 

Orang Mesir kuno selalu berada di depan dalam hal kebersihan pribadi. Di masa lampau, mereka sudah peduli dengan penampilan, kesehatan, dan vitalitas mereka. Orang Mesir biasa mengoleskan tabir surya yang terbuat dari campuran beras, melati, dan lupin setelah mandi.

Beras menghalangi sinar UV, sementara melati dan lupin mencerahkan kulit dari waktu ke waktu. Orang Mesir mengasosiasikan kulit yang cerah dengan sedikit waktu yang dihabiskan untuk bekerja di luar ruangan. Oleh karena itu, kulit yang cerah menjadi penanda dari tingkat kekayaan seseorang di Mesir kuno.

Mereka juga sudah menggunakan pasta gigi yang terbuat dari abu kulit telur dan batu apung yang dibakar, dengan tambahan mint dan bunga kering untuk menambah rasanya.