Sejak berabad-abad lalu, manusia lebih suka dengan penjelasan konyol dibandingkan penjelasan dan bukti ilmiah. Dan uniknya, hal serupa masih terjadi hingga saat ini.
Beberapa jenius yang menunjukan penjelasan ilmiah justru dianggap gila. Ingat. Misalnya Galileo saat dia menunjukkan bahwa Bumi berputar mengelilingi matahari.
Sayangnya, heliosentrisme bukanlah satu-satunya realitas ilmiah yang diejek pada masanya. Faktanya, di dunia ini banyak fenomena nyata yang dulunya dianggap palsu atau hoax oleh banyak orang. Berikut fenomena alam yang sempat dianggap palsu atau hoax.
BOLA PETIR
Fenomena yang disebut “bola petir”, sudah ada sejak berabad-abad lamanya sejal jaman Yunani kuno. Orang-orang di Abad Pertengahan juga sempat melihatnya, bola petir juga dilaporkan terlihat pada 1800-an oleh Tsar Nicholas saat muda. Ada pula George Richmann, pelopor listrik terkenal yang diyakini tewas akibat bola petir ini.
Saat ini, mengingat betapa gila dan supranaturalnya bola petir, banyak orang yang menganggapnya hoax. Para ahli akhirnya meniadakannya hingga tahun 1963, saat seorang ilmuwan bernama Robert Clifton mengungkapkannya kembali.
Awalnya, Robert Clifton Jennison, melakukan penerbangan dari New York ke Washington. Saat pesawatnya melewati badai petir, salah satu bola listrik ini muncul dari kabin, melayang di lorong, dan menghilang. Jennison pun mencari tahu bola apa itu, dan terungkap bahwa itu adalah bola petir.
BANJIR DAHSYAT
Setiap budaya memiliki mitos bencana banjirnya masing-masing. Kita pun pasti pernah mendengar tentang nabi Nuh dan bahteranya. Ada pula versi dalam mitologi Hindu, versi Mesopotamia, serta banjir dalam legenda pribumi Amerika Utara, dengan beberapa nama berbeda.
Faktanya, negara-negara tertentu mungkin telah mengalami apa yang disebut banjir dahsyat, yaitu banjir yang mampu menenggelamkan seluruh wilayah geografis.
Pada tahun 1920-an, ahli geologi mengira bahwa banjir dahsyat hanya sebuah mitos. Mereka menganggap gagasan itu sangat konyol, bahkan, saat seorang pria bernama J Harlen Bretz menemukan bukti bahwa banjir semacam itu telah menenggelamkan negara bagian Washington sekitar 15.000 tahun yang lalu mereka tetap tidak mempercayainya.
Faktanya, pernyataan Bretz tersebut benar adanya. Ia mengetahuinya saat ia menggali dan menemukan air terjun kering serta batu granit yang unik, ia menyimpulkan bahwa banjir besar ini awalnya terjadi dari Danau Missoula, Montana.
Beberapa dekade kemudian, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa Banjir Missoula benar-benar pernah terjadi. Setelah penelitian Bretz dibenarkan, ahli geologi lain menemukan bukti serupa dari berbagai bencana banjir besar dari seluruh dunia.
KUASIKRISTAL
Pada tahun 1982, seorang ahli kimia Israel bernama Daniel Shechtman terkejut tentang kristal yang menampilkan simetri lima kali lipat. Pada saat itu, diyakini bahwa kristal hanya memiliki dua, tiga, empat, atau enam kali lipat simetri, karena lima kali lipat simetri tidak akan mampu memberikan struktur berulang yang diperlukan.
Kristal Shechtman, pada kenyataannya tidak berulang dan menjadikannya “aperiodik”. Temuannya itu sekarang disebut sebagai quasicrystals (kuasikristal) yang bertentangan dengan sains sejak tahun 1890-an.
Shechtman dihina, diejek, dan bahkan dikeluarkan dari kelompok penelitiannya. Butuh dua tahun baginya untuk mempublikasikan penemuannya. Namun, Shechtman benar dan kuasikristal itu nyata.
Pada tahun 1987, ilmuwan Prancis dan Jepang mampu menghasilkan kuasikristal yang cukup besar untuk diperiksa dengan sinar-X. Beberapa dekade kemudian, pada 2011, Shechtman dianugerahi hadiah Nobel.
METEORIT 
Pada akhir tahun 1700-an, beberapa ilmuwan mulai memberikan gagasan tentang meteorit, tapi banyak yang tidak percaya dengan gagasan ini.
Pada tahun 1803, saat lebih dari 3.000 meteorit turun di atas kota L’Aigle di Normandia, Prancis, banyak orang yang mulai keheranan, dan fisikawan Jean-Baptis Biot menyelidikinya. Biot mewawancarai para saksi, dan menerbitkan laporannya.
Beberapa bulan kemudian, rekan-rekan ilmuwannya akhirnya menerima fakta bahwa batu bercahaya yang disebut meteorit benar-benar turun dari luar angkasa.
PENYAKIT MAAG
Hingga tahun 1980-an, semua orang di dunia medis meyakini bahwa penyakit maag disebabkan oleh stres. Namun, ahli patologi Australia Barry Marshall dan Robin Warren mulai meneliti penyakit maag pada tahun 1981.
Mereka menemukan bahwa maag atau tukak lambung disebabkan oleh bakteri bernama Helicobacter pylori. Namun teori mereka ditolak mentah-mentah, karena pada saat itu sekolah kedokteran mengajarkan bahwa perut memiliki cairan korosif yang steril dan tidak mungkin ada bakteri.
Namun, Barry Marshall membuat keputusan gila dengan meminum air yang diisi dengan bakteri Helicobacter pylori. Dan benar saja, ilmuwan itu jatuh sakit namun teorinya terbukti benar.
Eksperimen tersebut mengubah persepsi sains tentang penyakit maag. Pada akhirnya, kedua pria itu dianugerahi hadiah Nobel pada tahun 2005.
PERUBAHAN IKLIM
Saat para ilmuwan menemukan fenomena terbesar dan paling mematikan dalam sejarah manusia, itu justru disambut dengan skeptisisme massal.
Sama seperti orang-orang di masa lalu yang membenci gagasan bahwa Bumi bukanlah pusat alam semesta, warga akhir abad ke-20 banyak yang tidak percaya bahwa perubahan iklim itu nyata, ditambah lagi penyebabnya adalah manusia itu sendiri.
Seperti yang ditunjukkan oleh National Geographic, para ilmuwan telah mengetahui tentang efek rumah kaca selama beberapa dekade, dan Intergovernmental Panel on Climate Change didirikan pada akhir tahun 1988.
PLATIPUS
Platipus adalah mamalia air berbulu coklat yang memiliki paruh bebek, ekor berang-berang, empat kaki kecil dengan kaki berselaput, dan taji beracun. Namun, seperti reptil, ia bertelur.
Pada tahun 1799, ketika spesimen platipus yang diawetkan ditunjukkan ke ahli biologi George Shaw, dia mengira bahwa dia sedang ditipu. Mengutip laman Atlas Obscura, Shaw memotong dan menusuk tubuh hewan tersebut, untuk memastikan bahwa itu nyata.
Akhirnya, Australia mengirim cukup banyak spesimen platipus ke Eropa sehingga pertanyaan tentang kebenarannya menjadi diperdebatkan.