Kondisi Negara Saat Ini, Sudah Diramalkan Sejak Abad 12
Prabu Jayabaya adalah seorang raja yang memimpin Kerajaan Kediri pada periode 1135-1157 Masehi. Nama gelar lengkapnya adalah Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa. Masyarakat Jawa lebih mengenal Prabu Jayabaya sebagai seorang peramal ulung karena banyak hal yang terjadi dan sesuai dengan ramalan darinya.
Prabu Jayabaya merupakan seorang raja yang memiliki ketajaman intuisi dan pandangan hingga dapat mengetahui kehidupan manusia yang akan terjadi berikutnya di masa depan.
Ramalan Jayabaya dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga. Asal usul utama serat ramalan Jayabaya dapat dilihat pada kitab Musasar yang digubah oleh Sunan Giri Prapen.
Prabu Jayabaya pernah meramalkan tentang kondisi sosial dan kondisi politik masyarakat Jawa. Ia meramal bahwa dunia politik kelak justru akan menyengsarakan rakyat. Salah satunya adalah banyak para pemimpin yang tidak amanah dan terlibat kasus korupsi.
“akeh janji ora ditetepi, akeh wong nglanggar sumpahe dewe, (banyak janji tidak ditepati, banyak orang melanggar janji dan sumpah jabatan yang diartikan untuk para pejabat banyak dilanggar, misalnya hakim berkhianat, pejabat korupsi).”
Tidak hanya itu, Jayabaya juga meramalkan bahwa para pemimpin kelak akan membuat hukuman (konstitusi atau Undang-Undang) yang tidak adil.
“hukuman ratu ora adil, akeh pangkat jahat jahi kelakuan padha ganjil, (hukuman pemimpin tidak adil, banyak yang berpangkat jahat dan jahil, tingkah lakunya semua ganjil),” kata peramal tersebut.
Tidak hanya itu, Jayabaya juga meramalkan kelak suatu zaman, masyarakat Jawa akan semakin miskin dan sengsara akibat kebijakan para pemimpinnya yang tidak pro rakyat bahkan menyesengsarakan rakyatnya.
“pancen wolak-waliking jaman, amenangi jaman edan, ora edan ora kumanan, sing waras padha nggagas, wong tani padha ditaleni, wong dora padha ura-ura (sungguh zaman gonjang-ganjing, menyaksikan zaman gila, tidak ikut gila tidak dapat bagian, yang sehat pada olah pikir, para petani dibelenggu, para pembohong bersuka ria),” tuturnya
Ada satu ramalan dari Jayabaya yang mirip dengan kondisi KPK saat ini. KPK sebagai lembaga anti korupsi akan dibenci banyak orang karena tidak bisa melegalkan kegiatan korupsi atau mencuri uang.
“wong waras lan adil uripe ngenes lan kepencil, sing ora abisa maling digethingi, sing pinter duraka dadi kanca, wong bener sangsaya thenger-thenger, wong salah sangsaya bungah,“(orang waras dan adil hidupnya memprihatinkan dan terkucil, yang tidak dapat mencuri dibenci, yang pintar curang jadi teman, orang jujur semakin tak berkutik, orang salah makin pongah). “
Terakhir, Jayabaya juga meramalkan bahwa kelak di masa depan kasus korupsi akan merajalela di tanah Jawa.
“akeh bandha musna tan karuan larine, akeh pangkat lan drajat padha minggat tan karuan sebabe, (banyak harta musnah tak jelas larinya, banyak pangkat dan kedudukan lepas tanpa sebab),” katanya.
Banyak hal telah diramalkan Jayabaya perihal masa depan bumi Jawa. Ramalan Jayabaya mungkin bisa dipahami secara ilmiah, bahwa manusia dan peradaban memang selalu bisa bangkit, hancur, dan bangkit lagi. Dan mungkin karena Jayabaya menyadari manusia bisa lupa, dia sengaja menulis ini sebagai peringatan agar manusia tidak lupa. Dan itulah satu tanda kearifan sang Prabu Jayabaya. Mungkin, ini juga dorongan pada manusia agar selalu berbesar hati, optimis. Bahwa di saat yang paling berat sekalipun, suatu hari nanti akhirnya akan datang juga Masa Kesadaran, Masa Kebangkitan Besar, Masa Keemasan Indonesia.