Orang-orang yang skeptis mungkin punya cukup alasan untuk membantah keberadaan kekuatan paranormal. Apalagi, hal-hal supernatural tidak dapat dijelaskan dengan logika. Namun, sering terdengar tentang kemampuan supernatural yang bertolak belakang dengan ilmu ilmiah.

Misalnya India, yaitu kemampuan hidup tanpa makanan yang lazim ada di India, terutama di kalangan penganut sekte Jain dan Vaishna. Seorang yogi bernama Devraha Baba disebut-sebut hidup selama 700 tahun tanpa makanan padat dan baru meninggal pada tahun 1990. Yang lebih dekat ke masa sekarang adalah Pahlad Jani dari Gujarat yang hidup tanpa makan atau air selama 70 tahun. Ia menjadi bagian penelitian Sterling Hospital di Ahmedabad pada 2003 dan 2010.

Ada pula Stargate Project oleh CIA. Peneliti Targ dan Edwin May pun tetap yakin bahwa persepsi luar indra adalah hal nyata. Misalnya, pengujian terhadap tabib wanita Rusia bernama Djuna Davitashvili yang berhasil meramalkan keberadaan seseorang di San Francisco dalam dua jam ke depan walau ia sedang berada di Moskow.

CIA menolak temuan Stargate Project dan menganggapnya tidak berguna atau bahkan palsu. Namun, kesuksesan Djuna diulangi lagi di tempat lain. Berikut adalah beberapa kisah orang dengan supernatural yang ada di dunia.

TADASHI KANZAWA

Tadashi Kanzawa dikenal dapat menenangkan hewan dari kejauhan yang diakuinya dilakukan dengan memancarkan chi, atau dalam ilmu bela diri dikenal tenaga dalam. Hal itu dilakukan terhadap berbagai spesies, mulai dari gajah, kanguru, berang-berang, tikus loncat, kerumunan domba, bahkan seekor harimau Bengal.

Pada suatu waktu di hadapan para pakar, Kanzawa membuat sekelompok kecil bison berbaring. Padahal, bison jarang berbaring ketika ada manusia di dekatnya. Ia juga pernah mendorong jatuh alpaca (llama) dalam satu kandang, termasuk seekor betina dominan (alpha female) di siang hari. Menurut pemilik hewan, hal itu sangat jarang terjadi.

Setahun kemudian, melalui blog para pemilik hewan menuliskan bahwa Kanzawa juga menggunakan chi untuk menyembuhkan hewan sakit yang tidak bergerak, makan, atau menanggapi penyembuhan biasa.

Walau beberapa hal yang dilakukannya seakan tipuan, Kanzawa dipandang sebagai pakar di Jepang dan ada beberapa buku yang ditulisnya. Menurutnya, kemampuan itu datang mendadak saat ia sedang tidur dan merasa ada kejutan kuat yang mengguncang tubuhnya.

MAHARISHI MAHESH YOGI, TIRUMALAI KRISHNAMACHARYA

Maharishi Mahesh Yogi paling dikenal melalui gerakan Transcendental Meditation (TM). Ia juga mengajar “yoga terbang” sebagai bagian dari program TM Sidhi tiga tingkat. Para murid yang paling mahir dapat melayang sesukanya dan kembali ke permukaan. Namun, semua muridnya ternyata hanya belajar melompat-lompat dalam posisi bersila seperti bunga teratai.

Yang lebih menarik adalah “Dampak Maharishi” saat pertama kali diamati pada tahun 1976. Dalam fenomena ini, terjadi penurunan angka kejahatan suatu daerah yang lebih dari 1 persen warganya ikut dalam TM.

Salah satu penelitian yang dilakukan di Washington DC pada 1993, mengungkapkan korelasi kuat antara praktik TM oleh 4000 warga dan 23,3 persen penurunan angka kejahatan di kota. Korelasi seperti itu hanya ada dua di antara 1 miliar kejadian.

Sementara itu, Tirumalai Krishnamacharya yang dijuluki “bapak yoga modern” pada tahun 1930-an pernah memeragakan menghentikan jantungnya selama 1 menit di hadapan para tamu raja Mysore. Beberapa dokter pun hadir untuk melakukan pemantauan.

Orang yang tidak percaya menuduh ia mengempit lemon pada ketiaknya agar menekan nadi sehingga menghentikan jantung. Akan tetapi, para dokter yang memantau berada di sampingnya sambil memasang stetoskop.

Sepanjang masa hidupnya, ia telah menunjukkan berbagai kemampuan gaib termasuk menghentikan laju mobil dengan menggunakan tangan, serta mengangkat beban dengan giginya. Demikian juga dengan Yogi Satyamurti yang menghentikan detak jantungnya selama enam hari sambil dipantau menggunakan ECG saat berusia 60 tahun.

GOMCHEN DARI LACHEN

Gomchen memiliki arti “pertapa agung”. Seorang gomchen dari Lachen tinggal di sebuah gua pegunungan Himalaya pada ketinggian 3.700 meter di atas permukaan laut, dekat perbatasan dengan Tibet.

Ia jarang bertemu dengan orang lain, namun kisahnya yang mampu terbang dan mengusir setan menarik perhatian pihak luar, termasuk seorang penjelajah wanita Prancis bernama Alexandra David Néel.

David Néel melakukan perjalanan berbahaya untuk menemui sang pertapa secara langsung, terutama untuk mempelajari mistisisme dan praktik perdukunan kuno Tibet.

Ia setuju belajar selama tiga tahun bersama sang gomchen, termasuk mempelajari tumo yang berarti “seni menghangatkan diri tanpa api di salju”.

Ia menuliskan bahwa kemampuan melakukan tumo diukur berdasarkan jumlah lembaran kain basah yang bisa dikeringkan saat menempel di kulit. Beberapa penelitian terhadap para rahib Indo-Tibet pada 1989, 2002, dan 2013, menegaskan bahwa kemampuan tersebut memang nyata.

JOSEPH DARI CUPERTINO

Joseph dari Cupertino adalah seorang biarawan mistis pada Abad ke-17, yang dikenal juga sebagai “Biarawan Terbang”. Ia sering terlihat melayang antar gereja dan mengambang di atas pohon. Fenomena itu menarik banyak orang dan diduga menjadi tanggapan tidak sengaja terhadap pengangkatan religius yang biasanya diawali dengan isakan atau jeritan.

Dalam suatu kejadian, ketika seorang ahli bedah sedang membakar luka pada pahanya, Joseph dikatakan kesurupan dan mengambang beberapa sentimeter dari kursinya. Dikisahkan juga ada seekor lalat yang mendarat pada bola matanya.

Tidak banyak alasan untuk percaya kisah ini, karena keadaan mengambang (levitation) merupakan tipuan lazim dan disukai para pelaku pertunjukan jalanan di seluruh dunia.

Namun, ada beberapa perincian yang membedakan kasus ini. Kemampuan Joseph dikuatkan oleh 150 kardinal, dokter, dan para prajurit dalam rentang waktu 35 tahun dan semuanya membenarkan bahwa lilin tidak berkedip saat ia melintas.

Apalagi ada motivasi gereja untuk mencegah mujizat palsu sehingga pihak gereja berusaha keras membantah kisah Joseph agar tidak dipermalukan seandainya terbukti palsu. Tidak ada yang bisa memastikan apakah Joseph memang terbang, tapi bukti yang ada telah cukup bagi Paus Benediktus XIV yang dikenal ketat dan teliti memeriksa mukjizat.