Pedang Damaskus, Pedang Terkuat Dan Tertajam
Sejarah tentang peradaban manusia dari zaman ke zaman selalu membuat menarik perhatian bahkan untuk dipelajari, tidak terkecuali pada peninggalan yang diwariskannya pada era tersebut. Peninggalan dari suatu peradaban bisa berupa alat rumah tangga, pakaian, ataupun alat perang.
Salah satunya ada Katana atau yang lebih dikenal dengan pedang samurai yang merupakan peninggalan dari peradaban bangsa Jepang yang sangat populer di dunia. Pedang samurai terkenal dengan ketajamannya. Namun, ternyata ada pedang yang lebih tajam dari Katana.
Sejarah mencatat bahwa pedang Damaskus merupakan pedang terkuat dan tertajam sepanjang sejarah. Kepopuleran pedang Damaskus memang tidak sepopuler Katana, namun pedang ini memiliki kekuatan dan ketajaman melebihi Katana.
Sesuai dengan namanya, pedang Damaskus berasal dari Damaskus yang merupakan ibu kota negara Suriah. Negara Suriah terletak di benua Asia, tepatnya di Asia Barat. Nama lengkap negara Suriah adalah Republik Arab Suriah (Syirian Arab Republic). Negara ini berbatasan langsung dengan negara Turki, Irak, Yordania, dan Laut Tengah.
Karena sangat tajam dan kuatnya pedang Damaskus, ada yang pernah menceritakan jika pedang diletakkan dalam posisi diam kemudian dijatuhkan sehelai rambut, maka pedang Damaskus mampu memotong rambut tersebut. Pedang ini bahkan juga mampu membelah batu tanpa merusak fisik pedang.
Alasan mengapa pedang Damaskus ini menjadi yang terkuat dan tertajam sepanjang sejarah adalah dikarenakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatannya. Pedang Damaskus ini menggunakan baja Damaskus. Baja ini berbeda dengan baja biasa, baja Damaskus bersifat superplastis yang memiliki kemampuan deformasi tetap tanpa retak hingga 1000 persen.
Selain baja Damaskus, penempaan pedang Damaskus juga menggunakan campuran baja wootz yang mengandung carbon nano tube (CNT). Carbon nano tube sendiri mempunyai kekuatan 20-30 kali lipat dari kekuatan baja yang paling kuat. Dengan penggunaan kedua material tersebut, pedang Damaskus dapat menjadi pedang terkuat sepanjang sejarah, bahkan hingga sekarang ini.
Shalahuddin Al-Ayyubi yang merupakan seorang Jenderal dan pejuang muslim kurdi dari Tikrit, menggunakan pedang Damaskus tersebut saat sedang berperang. Dia merupakan seorang Jenderal yang hebat dan memiliki toleransi yang sangat tinggi. Dia adalah seorang jenderal yang tidak suka dengan perang, namun dia bisa menjadi panglima perang yang handal jika memang perang tidak bisa dihindari lagi.
Antara tahun 1189-1192 telah terjadi perang salib, yaitu usaha Raja Inggris Richard I untuk merebut kota Yerusalem dari Suriah yang dipimpin oleh Shalahuddin. Peperangan ini dimenangkan oleh Suriah di bawah pimpinan Shalahuddin.
Menurut catatan sejarah, salah satu faktor yang membuat pasukan Shalahuddin menang adalah senjata yang digunakannya yaitu pedang Damaskus. Saat perang berlangsung, dikatakan pedang Damaskus dapat dengan mudah memotong pedang dan merobek baju besi lawan, bahkan dapat membelah tameng lawan.
Banyak ahli pedang di era modern sekarang ini yang mencoba untuk membuat replika pedang Damaskus, namun usaha mereka tidak pernah ada yang berhasil dan selalu gagal. Penyebab kegagalan usaha mereka adalah karena tidak bisa lagi menemukan baja wootz, yang merupakan salah satu material yang digunakan dalam pembuatan pedang Damaskus.
Pada jamannya, baja wootz dipesan dari India ke Damaskus untuk membuat pedang Damaskus. Besi jenis wootz diproduksi di India beberapa abad sebelum masehi dan mulai diperkenalkan ke Damaskus, Suriah pada sekitar abad ke 3 hingga 4 sebagai salah satu barang dagangan kepada masyarakat sekitar.
Sayangnya, teknik untuk membuat baja wootz hilang pada tahun 1700an, hingga sampai pada akhirnya pedang tersebut tidak diproduksi lagi karena material tersebut sudah habis dan tidak dapat ditemukan lagi hingga sekarang ini.