Pemimpin Terkejam 2
Dalam memerintah, sudah cukup buruk jika seorang pemimpin menjerumuskan negaranya ke dalam masalah. Namun, itu belum seberapa jika mereka juga berubah menjadi pembunuh.
Perpaduan antara kekuatan dan kekayaan, membuat seorang pemimpin dapat menjadi monster sosiopat. Karena kekuatan eksekutif tertinggi, hal itu membuatnya sulit dihentikan. Berikut adalah beberapa pemimpin paling berbahaya sepanjang sejarah.
QIN SHI HUANG
Hingga 221 SM, Tiongkok terdiri dari beberapa kerajaan berbeda yang memperebutkan supremasi. Hal ini diselesaikan saat pemimpin negara Qin, Raja Zheng, berhasil menyatukan seluruh negeri di bawah pemerintahannya dan mengganti namanya menjadi Qin Shi Huang.
Diketahui ia membakar buku dan mengubur 460 cendekiawan hidup-hidup, saat mereka mencoba menggagalkan aksinya.
Ketika pasukannya menaklukkan wilayah baru, ia mengebiri seluruh penduduk laki-laki di wilayah tersebut sebagai simbol kekalahan, dan mencegah mereka memiliki keturunan yang dapat melawannya.
Dia selalu paranoid dan curiga, yang membuatnya mengeksekusi siapa pun dengan mudah. Dia juga membunuh ribuan rakyatnya sendiri dengan memaksa mereka bekerja sampai mati di proyek hewan peliharaannya. Tidak mengherankan jika Tiongkok yang ia ciptakan segera runtuh setelah kematiannya.
FERDINAND I
Ferdinand I dari Napoli naik takhta pada tahun 1458, walau ditentang oleh paus dan sebagian besar bangsawannya sendiri. Untuk membatasi kekuatan mereka dan meningkatkan kekuatannya sendiri, mereka akhirnya berperang.
Ferdinand memenangkan perang itu, dan kemudian meluncurkan kampanye balas dendam terhadap musuh-musuhnya. Dia mengundang para bangsawan ke sebuah perjamuan, beberapa dari mereka di lemparkan ke danau berisi buaya, yang lain di penjara dan tidak pernah terlihat lagi.
Di situlah reputasi mengerikan Ferdinand terbentuk. Dia juga tidak puas hanya dengan memenjarakan atau bahkan mengeksekusi musuh-musuhnya. Dia menyuruh mereka dibunuh, lalu dibalsem, dan mendandani mereka sebelum menempatkan mayat-mayat itu di museum mumi.
IVAN THE TERRIBLE
Ivan IV adalah orang pertama yang memerintah Rusia sebagai tsar, ia dianggap “mengerikan” oleh rakyatnya sendiri. Ivan dimahkotai sebagai tsar di usia 16 tahun pada 1547, dan menjadi raja yang baik di awal pemerintahannya.
Dia memodernisasi dan mereformasi pemerintahan dan tentara, serta membuka jaringan perdagangan dan diplomatik baru. Namun, sejarah mencatat bahwa ada dua peristiwa yang mengubah Ivan. Dia dikhianati oleh teman baiknya sendiri, Pangeran Kurbsky dalam perangnya melawan orang Lituania, dan istrinya Anastasia meninggal.
Ivan akhirnya menderita semacam gangguan mental dan mencoba untuk turun takhta. Para aristokrat mempertahankannya dengan menjanjikan sejumlah petak besar wilayah yang disebut Oprichnina, di mana dia bisa melakukan apa saja yang dia inginkan. Sayangnya, apa yang dia lakukan sangatlah mengerikan.
Dia menciptakan tentara pribadi yang kejam dan menghabiskan sisa hidupnya dengan membunuh orang, menggeledah gereja, dan meneror orang Rusia. Dia menyerang salah satu kotanya sendiri, Novgorod, membantai warganya dan mengobrak-abrik segalanya. Dalam aksinya itu, sekitar 12.000 orang tidak bersalah tewas.
Dia juga meluncurkan beberapa kampanye militer yang salah, hingga melumpuhkan perbendaharaan dan reputasi Rusia. Saat Ivan meninggal karena stroke pada tahun 1584, penduduk Rusia merasakan kelegaan yang luar biasa.
TAMERLANE
Pada abad ke-14, Tamerlane yang juga dikenal sebagai Timur bangkit menjadi salah satu penakluk yang paling ditakuti pada saat itu. Dia awalnya berkonsentrasi untuk mengalahkan saingannya di bekas kekaisaran Mongol, yang telah dibagi menjadi kahnate setelah kematian Jenghis Khan satu abad sebelumnya.
Tamerlane mengarahkan pasukannya ke Persia, India, dan Mesir dalam serangkaian kampanye sukses dan juga sangat brutal. Saat dia merebut Bagdad pada tahun 1401, 20.000 warga sipil terbunuh dan kota itu menjadi reruntuhan.
Dia membunuh siapa pun yang menentang kekuasaannya, dan membangun menara dari tengkorak musuhnya sebagai peringatan bagi yang lain.
Dia menginvasi Kekaisaran Ottoman, dan berjanji kepada warga di kota Sivas bahwa dia tidak akan menumpahkan darah jika mereka menyerah. Namun, saat mereka menurutinya, Tamerlane justru membakar warga hidup-hidup. Pada tahun 1405, dia jatuh sakit dan meninggal.
CALIGULA
Gaius Julius Caesar Germanicus, menerima nama Caligula yang berarti “sepatu bot kecil”, dari pasukan ayahnya. Kaisar ketiga Roma ini mengawali pemerintahannya dengan banyak potensi.
Pada saat aksesinya, Caligula disambut dengan sangat antusias. Pada usia 25 tahun, dia sangat berhati-hati untuk melakukan dan mengatakan sesuatu agar Senat Romawi dan rakyat mendukungnya.
Namun, setelah sakit pada tahun pertamanya sebagai kaisar, dia mulai menggila. Dia menyebut dirinya sebagai dewa, bahkan mulai mengeksekusi siapa pun yang dia anggap sebagai ancaman atau pengkhianat.
Caligula bahkan menghancurkan ekonomi Romawi kuno dengan pengeluaran yang boros, serta kebijakan kredit tanpa bunga yang membawa malapetaka. Ia juga salah mengelola kampanye militer dan mengasingkan legiun, lalu ia menyita properti warga negara terkemuka untuk membayar kesalahannya.
Pada tahun 41 M, semua orang menganggap kaisar sebagai ancaman terbesar Roma dan Caligula dibunuh oleh sekelompok pengawalnya sendiri.
JENGHIS KHAN
Pada abad ke-12 hingga abad ke-13, Jenghis Khan dan putra-putranya menaklukkan sebagian besar dunia, dan berhasil memerintah sebuah kerajaan seukuran Afrika. Mereka dapat mencapai ini semua karena teknik memanah yang dipasang secara inovatif, yang memungkinkan pasukannya bergerak lebih cepat dalam pertempuran daripada pasukan musuh. Alhasil, kekuatan Jenghis Khan nyaris tidak terbendung.
Diperkirakan Jenghis Khan dan pasukannya membunuh sebanyak 40 juta orang untuk mendirikan kerajaan Mongol, sekitar 10 persen dari total populasi dunia pada saat itu.
Kebijakan “menyerah atau mati” yang kejam dari Jenghis Khan membantunya menciptakan kerajaan yang mengesankan, namun membuatnya menjadi pemimpin yang sangat berbahaya.
ÆTHELRED
Beberapa raja berbahaya karena mereka menggunakan kekuatan besar tanpa kebijaksanaan. Selama masa pemerintahannya, Raja Æthelred harus menghadapi serangan dari Denmark, alias Viking, dan dia bisa dibilang tidak berdaya.
Untuk sementara, ia membayar upeti tahunan kepada mereka, namun pada tahun 1002 Æthelred mengeluarkan perintah berupa genosida membunuh semua orang Denmark di Inggris. Tidak diketahui berapa banyak orang Denmark yang telah dibunuh.
Æthelred meninggal pada tahun 1016, kerajaannya hampir sepenuhnya ditaklukkan oleh Denmark, dan hal ini mengarah pada invasi Norman 50 tahun kemudian.
Henry VIII
Henry VIII dikenang sebagai raja yang kuat dan berkuasa. Dia mengesahkan undang-undang yang menindas rakyat miskin, tidak pintar mengatur keuangan negara, dan memicu inflasi. Dia juga memulai perang di Eropa, walau tidak memiliki pengalaman strategis.
Ia juga menghancurkan ekonomi negaranya dan menghancurkan hubungannya dengan Gereja Katolik dan negara-negara yang bersekutu dengannya. Selain itu, Henry juga sibuk mengeksekusi orang.
Diperkirakan Henry VIII mengeksekusi 70.000 orang selama masa pemerintahannya. Dia juga membunuh beberapa orang yang dekat dengannya, termasuk mengeksekusi dua istrinya sendiri.