Ada beberapa orang yang saat membeli suatu produk, akan selalu membaca kandungan apa yang terkandung di dalamnya. Memeriksa apakah bahan yang terdapat dalam produk tersebut aman untuk digunakan atau tidak, baik untuk dikonsumsi atau tidak.

Namun, tetap ada orang yang tidak peduli dengan kandungan yang ada dalam suatu produk dan tetap mengonsumsinya atau memakainya. Namun, ada pula produk yang biasa digunakan tapi terdapat bahan yang tidak biasa dan juga mengerikan, misalnya saja bagian tubuh manusia.

Beberapa abad yang lalu saat label bahan belum diberikan pada suatu produk, banyak manusia yang menjadi kanibal karena tidak tahu terhadap produk yang dimakannya. Berikut produk-produk yang menggunakan bahan dari bagian tubuh manusia.

PARFUM

Beberapa tahun yang lalu, seorang wanita bernama Katia Apalategui kehilangan suaminya. Dia sangat merindukan suaminya, sehingga dia sering sekali mencium sarung bantal bekas suaminya yang digunakan sebelum kematiannya. Katie Apalategui kemudian mendapatkan ide dan memutuskan untuk membuat parfum yang memiliki bau seperti suaminya.

Katie Apalategui bekerja sama dengan ahli kimia dari Universitas Of Le Havre, Prancis bernama Geraldine Savary untuk menciptakan metode pengambilan bau dari barang orang yang sudah meninggal dan digunakan untuk membuat parfum. Kini Apalategui berhasil melakukannya, bahkan produk parfumnya sudah dipasarkan. Tiap botol parfumnya dibuat khusus, dan dihargai 600 dolar.

BERLIAN

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, ada beberapa bisnis yang muncul, bisnis itu akan menawarkan untuk mengubah jenazah orang terkasih atau hewan peliharaan yang sudah di kremasi menjadi berlian. Proses pembuatan berlian ini berhasil, karena berlian itu dibuat dari karbon yang mana itu adalah elemen paling banyak di tubuh manusia.

Proses pembuatannya dimulai dari kremasi jenazah.  Tubuh manusia yang selesai dikremasi akan menghasilkan beberapa pon abu dengan kandungan karbonnya sekitar 99 persen murni dan kandungan sekitar 1 persen dari unsur lain, misalnya boron. Biasanya, boron ini dibiarkan karena sifatnya yang mirip dengan karbon. Dengan adanya boron ini, berlian yang dihasilkan nantinya akan berubah warna menjadi biru. Semakin banyak kandungan boronnya, maka berlian akan semakin biru.

Selain itu, berlian yang dibuat dari orang-orang yang pernah menjalani kemoterapi saat hidup akan lebih ringan beratnya daripada berlian yang terbuat dari orang yang tidak menjalani kemoterapi. Hal ini terjadi karena kemoterapi dapat mengurangi kandungan boron pada tubuh.

Cat

Beberapa abad yang lalu, terdapat sebuah cat yang salah satu bahannya adalah mumi. Cat ini disebut juga dengan Momie atau Mommia, yaitu sejenis nama cat cokelat yang biasanya digunakan oleh para seniman. Pabrik menciptakannya dengan cara menggiling mumi hingga menjadi bubuk, kemudian mencampurkan bubuk tersebut dengan beberapa bahan lainnya.

Cat mumi ini pertama kali muncul sekitar abad ke-16 dan menjadi favorit para seniman dalam lukisan mereka. Bagian menariknya, ada beberapa produsen yang membuatnya dari mayat yang sudah cukup untuk menjadi mumi. Bahkan, seorang seniman asal Prancis, Martin Drolling, menggunakan cat coklat dari mumi yang dibuat dari raja-raja Prancis yang sudah meninggal.

Pada abad ke-20 penggunaan coklat mumi ini telah menurun, karena sebagian besar seniman mengetahui bahan dari pembuatan cat tersebut. Cat ini pun punah ditahun 1964, karena produsen cat tidak bisa mendapatkan pasokan mumi untuk produksi cat.

Buku

Di rak buku perpustakaan Universitas bergengsi di dunia, Harvard, ada sebuah buku dengan judul Des Destinees De I’Ame atau Destinies Of The Soul. Buku itu bersampul coklat, tua dan berdebu. Sebagian besar orang mungkin akan berpikir bahwa itu adalah sebuah buku biasa, tapi faktanya tidak demikian. Buku tersebut bersampul coklat, tua, berdebu dan sampulnya terbuat dari kulit manusia.

Buku Des Destinees De I’Ame ditulis oleh seorang bernama Arsene Houssaye yang kemudian memberikan buku tersebut pada Dr. Ludovic Bouland di sekitar tahun 1880-an. Bouland juga menambahkan penutup yang terbuat dari kulit manusia. Dr. Bouland mendapatkan kulit manusia tersebut dari seorang wanita yang meninggal di rumah sakit jiwa. Selain buku Des Destinees De I’Ame, buku Bibliopegy Antropodermik lainnya juga berada di museum M Shed yang terletak di Bristol, Inggris. Di sampul bukunya terdapat tulisan kata-kata Cutis Vera Johannis Horwood atau kulit aktual John Horwood. Buku ini dimiliki oleh Bristol Record Office. Disampulnya juga terukir lambang tengkorak dan tulang bajak laut yang terkenal.

Seperti judul bukunya, buku tersebut dibuat dari kulit John Horwood yang dieksekusi mati di usianya yang masih berusia 18 tahun karena telah membunuh Eliza Balsum setelah jatuh cinta padanya. Horwood melempar Balsum dengan batu dan lemparan itu hampir mematahkan tengkoraknya. Balsum berhasil selamat dari serangan Horwood namun nyawanya tetap tidak tertolong karena lukanya cukup parah. Untuk bertanggung jawab pada perbuatannya, Harwood kemudian diadili dan dieksekusi mati. Jenazahnya kemudian dikirim ke sekolah anatomi untuk dilakukan diseksi dan tulangnya disimpan. Buku itu sendiri berisi tentang detail dari pembunuhan tersebut.

Obat

Beberapa abad yang lalu, orang Eropa tanpa disadari banyak yang menjadi kanibal setelah mengonsumsi obat-obatan yang bahan dasarnya dibuat dari tulang, lemak dan darah orang hidup atau yang sudah meninggal. Pada waktu itu, banyak orang percaya bahwa obat-obatan yang terbuat dari bahan tersebut dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Nantinya, tengkorak akan digiling sampai menjadi bubuk. Usnea, sejenis lumut yang biasanya sering muncul pada tengkorak manusia yang telah terkubur akan digunakan untuk menyembuhkan epilepsi dan menghentikan mimisan.

Untuk lemak pada tubuh, akan dioleskan ke kulit dan dipercaya dapat menyembuhkan penyakit asam urat. Untuk mengatasi luka, luka tersebut akan dibalut dengan perban yang telah dibasahi lemak. Mumi-mumi Mesir juga dipergunakan dalam medis, mumi-mumi itu akan digiling sampai menjadi bubuk yang konon dapat menyembuhkan pendarahan internal.

Orang-orang yang sehat juga menggunakan obat-obatan dari bagian tubuh manusia dengan alasan, konon kesehatan orang yang sudah meninggal dapat diberikan pada mereka. Salah satu contoh orang yang percaya pada hal ini adalah Raja Inggris, Charles II. Dia meminum minuman dari campuran tengkorak manusia dan alkohol untuk menjaga kesehatannya, dan minuman itu disebut Tetes Raja.

Bukan hanya orang yang sudah meninggal yang digunakan, darah segar dari orang hidup juga dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan. Darah segar dari orang hidup biasanya akan ditambahkan ke makanan yang dimasak atau diminum. Orang miskin yang tidak mampu untuk membeli darah manusia, akhirnya nekat menghadiri eksekusi publik dengan membawa cangkir untuk menadah darah segar dari orang yang dieksekusi. Tindakan menggunakan bagian tubuh manusia sebagai obat ini semakin parah pada abad 16 dan 17, dan menghilang begitu saja di abad ke-20.