Ritual Unik Untuk Orang Yang Meninggal Dunia
Saat seseorang meninggal dunia, salah satu penghormatan terakhir dari keluarga atau kerabatnya yang masih hidup adalah mengadakan upacara pemakaman. Biasanya, proses pemakaman dilakukan dengan cara dikubur atau jenazah akan dikremasi. Namun, beberapa wilayah di dunia memiliki ritual pemakaman unik yang berasal dari tradisi atau kepercayaan yang dianut masyarakatnya. Berikut adalah beberapa upacara atau ritual pemakaman paling unik yang ada di dunia.
MANIK-MANIK DARI ABU KREMASI – KOREA SELATAN
Upacara pemakaman dengan cara kremasi sudah umum diketahui masyarakat dunia. Namun, berbeda ku ika mengubah abu orang yang meninggal menjadi manik-manik. Hal ini menjadi tradisi unik di Korea Selatan, membuat manik-manik yang berkilau dan warna-warni dari abu kremasi. Biasanya manik-manik tersebut akan ditempatkan di dalam vas kaca yang akan dipajang di rumah sebagai kenang-kenangan, serta penghormatan kepada orang yang sudah meninggal.
MENGARAK JASAD – INDIA
Sebuah tradisi unik dari Varanasi, India, yaitu mengarak orang yang meninggal di jalan sebelum dikremasi. Jasad dipakaikan pakaian berwarna yang menjadi simbol dari kebaikan semasa hidup, seperti merah untuk kemurnian atau kuning untuk pengetahuan. Selain itu, tubuh jasad juga akan diperciki dengan air dari sungai Gangga untuk mendorong jiwa mencapai keselamatan dan mengakhiri siklus reinkarnasi. Selanjutnya, jasad kemudian dikremasi di tempat kremasi utama kota.
MUMI MODERN – PAPUA NUGINI
Di Mesir, mumifikasi orang yang sudah meninggal adalah tradisi kuno antara abad keempat dan ketujuh Masehi. Namun, tradisi itu masih hidup dalam masyarakat Anga di Papua Nugini. Dengan dimumikan, jenazah keluarganya dapat lebih mudah diingat daripada dikubur. Berbeda dengan teknik Mesir kuno, suku Anga melakukan mumifikasi jenazah dengan proses pengasapan selama tiga bulan, untuk mencegah pembusukan.
PEMAKAMAN AIR – NORDIK
Salah satu tradisi di negara-negara Nordik, masyarakat menggunakan air dalam ritual pemakanan untuk orang yang telah meninggal dunia. Baik secara simbolik dengan meletakkan peti mati di atas tebing yang menghadap ke air, hingga benar-benar menjadikan air sebagai tempat pemakaman. Beberapa mayat diapungkan dalam “kapal kematian” di sepanjang sungai atau melarungkannya ke laut. Hal tersebut dipercaya sebagai bentuk mengembalikan jenazah kepada dewa atau tempat yang paling terhormat.
PEMAKAMAN LANGIT – TIBET
Pemakaman langit adalah hal biasa bagi umat Buddha di Tibet, yang meyakini nilai mengirimkan jiwa orang yang mereka cintai ke surga. Dalam ritual ini sekilas mirip dengan tradisi tower of silence, jenazah dibiarkan di luar, sering kali dipotong-potong, untuk kemudian dimakan oleh burung atau hewan lain. Ritual pemakaman ini bertujuan untuk menghilangkan wadah tubuh yang kosong, dan membiarkan jiwa pergi.
PETI MATI GANTUNG – FILIPINA
Di sebuah provinsi utara pulau Luzon, Filipina, orang Igorot memiliki ritual pemakaman yang unik dengan menggantung peti di tebing. Hal ini merupakan tradisi penguburan kuno yang diyakini sudah ada sejak 2.000 tahun lalu. Mereka percaya, dengan menggantungkan peti di tebing akan mengurangi jarak antara jenazah dan arwah leluhurnya. Sebelum dimasukkan ke dalam peti, jenazah didudukkan di atas kursi yang ditutup selimut. Kemudian diasapi untuk mencegah pembusukan.
RITUAL FAMADIHANA – MADAGASKAR
Famadihana, atau yang lebih dipahami sebagai “menari dengan orang mati” untuk menggambarkan tradisi pemakaman unik di Madagaskar ini. Ritual pemakaman tersebut dilakukan oleh orang Malagasi dengan membuka kembali makam orang mati setiap beberapa tahun sekali. Setelah itu, jasad kemudian dibungkus kembali dengan pakaian pemakaman yang baru sambil melakukan tarian di dekat makam dan diiringi musik. Ritual ini dipercaya dapat mempercepat pembusukan, serta mendorong arwah orang untuk menuju akhirat.
TOWER OF SILENCE – ZOROASTRIAN
Salah satu ritual pemakaman kuno Zoroastrian adalah menempatkan jasad di atas tower of silence (menara keheningan), untuk dimakan oleh burung bangkai. Dalam tradisi tersebut, tubuh orang yang meninggal diyakini dapat mengotori semua yang disentuhnya, termasuk tanah dan api. Zoroastrian tidak mengubur maupun melakukan kremasi terhadap jenazah, namun mereka percaya bahwa mengangkat jasad ke langit untuk dimakan burung bangkai secara historis merupakan satu-satunya pilihan.