Anehtapinyata.id – Baru-baru ini dalam pendekatan lain dilakukan dalam sebuah penelitian di Shanghai Institute of Organic Chemistry (china) yang bekerja sama dengan peneliti University of California (USA) dalam mengatasi masalah ini sampah ini. Mereka yang berupaya untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar diesel. Hasil penelitian mereka dipublikasikan pada jurnal Science Advances(science) dalam pertengahan tahun ini.

Bagaimana Mengubah Sampah Platik Menjadi Bahan Bakar Diesel?

Awalnya pada sebuah penelitian dari dua institusi itu melakukannya dengan cara memotong struktur plastik golongan polyolefin menjadi senyawa karbon rantai yang lebih pendek. Polyolefin adalah polimer dari olefin suatu alkena sederhana sebagai monomer. Misalnya saja polietilena adalah polyolegin dari hasil polimerisasi etilena. Plastic polyolefin yang ada di pasaran, seperti HDPE (high-density Polyethylene), LDPE (low-desity polyethylene), LLDPE (linear low-density PE) dan juga PP (Polypropylene)) meliputi seperti lebih dari 60% sampah dari jumlah total sampah padat di wilayah perkotaan.

Pada Awalnya mereka memfokuskan pada proses degradasi PE. PE adalah plastic yang dengan skala produksi terbesar di dunia, melebihi 100 juta metric pertahunnya [3]. Biasanya PE ini digunakan untuk kantong plastik pipa air dan juga botol.

Dalam proses degradasi bisa dilakukan dengan meotde tandem katalis silang alkane metatesis (tandem catalytic cross alkane metathesis:CAM). Proses ini menggunakan dua jenis katalis. Untuk proses dehidrogenasi alkane membentuk alkena dan katalis yang lain dalam reaksi metahesis olefin. Reaksi metatesis olefin bertujuan untuk meredistribusi fragmen alkena dengan memotong dan pembentukan kembali sebuah ikatan rangkap karbon-karbon.

Berdasarkan penelitian tersebut, penggunaan senyawa alkana yang murah dalam jumlah berlebih sebagai reagen, berbagai jenis PE seperti HDPE, LDPE juga dapat didegradasi menjadi sebuah minyak dan lilin (wax) hanya dalam waktu satu hari di suhu 175 celcius. Contohnya, degadrasi sampah botol plastic HDPE menggunakan n-oktana sebagai reagen dan menghasilkan 64% minya dan 36% lilin yang padat.

Degadrasi sampah plastik menggunakan n-oktana sebagai pembungkus makanan yang bisa menghasilkan 72% minyak dan 28% lilin yang padat. Para peneliti juga menyatakan bahwa proses ini mempunyai keuntungan dan prosespek masa depan yang lebih baik dibandingkan proses degadrasi menggunakan metoda pirolisis.

Akan tetapi hal ini masih merupakan tahap untuk awal saja. Penelitian lebih lanjut bisa dilakukan untuk mengembangkan sistem yang lebih praktis dan menyediakan pendekatan baru dalam pengolahan Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Diesel.

Baca Juga: 15 Fakta Unik Mengenai Saudi Arabia