Tradisi Seram Beberapa Suku Di Dunia
Jika berbicara soal suatu suku, baik di Indonesia maupun negara-negara lain di dunia pasti identik dengan yang namanya tradisi, adat, dan ritual. Suku terbentuk karena terdapat suatu kelompok atau golongan yang mengidentifikasikan kelompok, dan golongannya tersebut dari garis keturunan yang sama. Oleh karena itu, darah suatu suku selalu murni karena diperkuat dengan garis keturunan yang sudah pasti memiliki tradisi, adat, serta ritual yang bertahan secara turun temurun.
Di Indonesia sendiri yang merupakan negara dengan banyak pulau-pulau tentu memiliki berbagai macam suku-suku di dalamnya. Suku-suku yang tersebar di Sabang Merauke itupun pastinya juga memiliki ritual unik, bahkan terhitung seram seperti tradisi potong jari yang kerap dilakukan Suku Dani di Papua sebagai simbol berkabung. Ternyata, ada suku-suku lain yang memiliki ritual dan tradisi tidak kalah seramnya. Berikut tradisi seram beberapa suku di Dunia.
Suku Eskimo
Suku Eskimo atau yang biasa disebut dengan Suku Esquimaux adalah suku yang mendiami wilayah kutub bumi, termasuk bagian paling timur wilayah Siberia. Namun, sebagian besar wilayah Rusia dan Skandinavia tidak termasuk. Suku Eskimo memiliki ciri khas yang tidak banyak suku lain miliki, misalnya dari cara berpakaian, berburu makanan, bahkan bangunan rumah. Hal ini disebabkan, karena letak geografisnya yang berada di kutub secara otomatis mempengaruhi gaya dan cara hidup mereka. Namun ada satu tradisi lain dari Suku Eskimo yang tidak banyak diketahui oleh orang-orang, yaitu tradisi mengungsikan orang yang sudah tua ke laut.
Para orang lansia yang diungsikan ke laut dengan sengaja tersebut dibiarkan begitu saja hingga membeku dan akhirnya meninggal. Walau terkesan kejam dan seram, namun orang Suku Eskimo sendiri menyebut bahwa tradisi tersebut adalah upaya untuk mengantarkan para orang tua ke alam baka tersebut dengan menggunakan cara yang lebih bermartabat.
Suku Mandan
Suku Mandan sendiri adalah suku Indian yang memang masih amat kental dengan tradisi nenek moyang. Bagi Suku Mandan, fase kedewasaan seseorang wajib melewati tahapan ritual yang dinamakan okipa. Dimana para pemuda akan dipaksa berpuasa tidak makan dan minum selama 4 hari berturut-turut. Sebelum dimulainya ritual puasa tersebut, akan diawali dengan tarian bison terlebih dahulu. Setelah masa puasa 4 hari berakhir, para pemuda akan digiring ke sebuah tempat yang mirip dengan gubuk untuk kemudian dada serta bahu mereka ditusuk dengan posisi duduk serta wajah yang dipaksa tersenyum.
Tidak berhenti disitu, ritual kedewasaan Okipa selanjutnya adalah menggantung mereka di atap gubuk hingga pingsan, lalu memindahkannya ke bawah kembali sampai mereka tersadar sendiri. Terakhir setelah mereka terbangun dan sadar, para pemuda Suku Mandan wajib untuk memotong jari kelingking mereka masing-masing.
Suku Matis
Setiap suku di dunia biasanya memiliki tradisi atau ritual kedewasaan yang tidak boleh ditinggalkan. Tradisi tersebut biasanya dilakukan kepada anak-anak suku yang telah melewati atau sedang dalam fase remaja, kemudian dapat disebut dewasa setelah melalui tahapan tradisi atau ritual tertentu. Tidak terkecuali juga dengan Suku Matis yang mendiami salah satu wilayah terpencil di negara Brazil. Suku ini memiliki tradisi atau ritual kedewasaan yang cukup menyeramkan, dan bisa dibilang kejam.
Para laki-laki muda yang ingin dianggap dewasa harus melewat beberapa tahapan ritual yang keji, diantaranya adalah rela jika matanya ditetesi racun. Ritual ini dianggap penting, karena dipercaya dapat meningkatkan penglihatan anak laki-laki tersebut. Kemudian setelah mata ditetesi racun, selanjutnya adalah ritual dicambuk berulang kali. Tidak hanya itu, di akhir ritual para pemuda itu akan disuntik dengan menggunakan racun yang diekstrak dari katak monyet yang disebut dengan racun kampo. Sebagai hasilnya, pemuda tersebut akan mengalami reaksi seperti muntah dan gerakan pencernaan khususnya usus yang tidak terkontrol. Namun bagi Suku Matis, pemberian racun kampo tersebut adalah untuk menjadikan pemuda-pemuda tersebut sebagai pria sejati dan pemburu yang handal.
Suku Sepik
Papua Nugini adalah salah satu negara yang berbatasan langsung dengan wilayah timur Indonesia, namun tidak banyak diekspos. Di negara tersebut ada yang namanya Suku Sepik, yang hingga saat ini juga masih bertahan hidup di Papua Nugini dengan berbagai macam tradisi serta ritual yang secara turun temurun dilakukan. Salah satu tradisi atau ritual Suku Sepik yang cukup menyeramkan adalah ritual sisik buaya. Tidak ada istilah spesifik untuk ritual ini, namun yang jelas masyarakat Suku Sepik memiliki kepercayaan bahwa buaya adalah hewan atau makhluk yang suci.
Mereka meyakini bahwa kelompok mereka memiliki hubungan spiritual dengan buaya. Dari kepercayaan inilah, masyarakat Suku Sepik menjalani ritual memodifikasi kulit mereka menggunakan pisau untuk menyayat tubuh mereka hingga terbentuklah sisik kulit yang menyerupai sisik buaya. Bahkan, tetua suku biasanya memberikan abu pada luka hasil sayatan pada tubuh para pemuda yang menjalani ritual. Ritual tersebut pun diakhiri dengan upacara sebagai simbolisasi pengakuan mereka merupakan pria sejati.
Vanuatu
Sebelum hadirnya bungge jumping di berbagai tempat wisata alam dan buatan seperti saat ini, ternyata masyarakat Vanuatu yang wilayahnya berada di selatan Samudra Pasifik sudah terlebih dahulu memiliki tradisi sejenis bungee jumping yang dinamakan Nagol. Tradisi Nagol sendiri termasuk ritual yang seram, karena dalam tradisi ini para pria Vanuatu akan naik ke menara yang dibuat dari kayu setinggi 30 meter. Setelah naik keatas, para pria ini akan langsung lompat ke bawah dengan posisi kepala dibawah serta pergelangan kaki yang diikat dengan tanaman rambat tanpa ada alat pengaman.
Uniknya, tradisi berbahaya dan menyeramkan ini secara rutin dilakukan sepanjang bulan April hingga Juni dan merupakan salah satu daya tarik wisatawan yang berkunjung ke daerah Vanuatu. Bahkan, para wisatawan menyebut tradisi Nagol ini dengan istilah Land Diving.