Tragedi Di Momen Natal ( Part 1 )
Hari Natal merupakan kebahagiaan, suka cita juga damai bagi mereka yang merayakannya. Sering kali kita melihat, bahwa Natal identik dengan hal-hal yang berbau kegembiraan juga harapan yang ada di hati setiap umat Nasrani. Karena Natal merupakan hari kelahiran Sang Juru Selamat, maka dari itu, beberapa orang juga turut merasakan lahirnya jiwa dan semangat yang baru pula.
Namun, tidak semua orang dapat mengalami kegembiraan dan damai saat Natal tiba. Namun, ada beberapa kisah tragis dan menyedihkan justru harus mewarnai kehidupan Natal beberapa orang ini. Berikut tragedi tragis yang terjadi saat momen Natal.
BANJIR NATAL 1717
Pada 25 Desember 1717, sebuah badai besar terjadi dan melanda daerah pesisir Belanda, Jerman, dan Skandinavia. Akibatnya, banjir bandang melanda dan meluluhlantakkan ketiga negeri tersebut. Desa-desa di pesisir lenyap akibat banjir.
Akibat banjir bandang ini, sekitar 14.000 nyawa terhilang dalam banjir. Bahkan, daerah Butjadingen di Jerman kehilangan 30 persen populasinya. Dari banyak orang yang terhilang akibat banjir bandang, hanya segelintir yang berhasil ditemukan. Bendungan dan pintu air pun rusak parah pada masa tersebut.
BENCANA TANGIWAI
Bencana Tangiwai, merupakan bencana paling buruk di Selandia Baru yang pernah terjadi. Pada tahun 1951 di hari Natal, sebuah kecelakaan besar terjadi dan telah menjadikan hari tersebut menjadi hari Natal terakhir bagi banyak orang. Sekitar pukul 10.30 di malam Natal, sebuah kereta api ekspres membawa sekitar 285 orang.
Namun sayang, saat berada di jembatan sungai Whangaehu, banjir badang serta ombak menyapu jembatan dan juga kereta tersebut. Alhasil, kereta pun terjatuh dan membuat orang-orang di dalamnya dalam bahaya. Sekitar 151 orang dinyatakan tewas, dan dua puluh orang lainnya hanyut dan tidak berhasil ditemukan.
BOM MALAM NATAL 2000
Pada Malam dan Hari Natal, tidak sedikit pemeluk agama Nasrani yang memadati gereja untuk melangsungkan misa. Namun, Malam Natal pada 2000 akan jadi tragedi yang terus dikenang. Pada 24 Desember 2000, terjadi serentetan peledakan bom di puluhan gereja Indonesia yang melaksanakan misa Malam Natal.
Peledakan bom tersebut membunuh 16 orang, dan melukai 96 lainnya. Salah satu figur yang tewas adalah Riyanto, anggota banser yang bertugas saat misa Malam Natal di Mojokerto. Riyanto dengan sigap membuang bom tersebut agar ledakannya tidak signifikan, walau harus gugur dalam baktinya di usia 25 tahun.
Diketahui, pelaku pengeboman tersebut berasal dari Jemaah Islamiyah, organisasi terorisme di Asia Tenggara. Peledakan bom ini diduga sebagai “balas dendam terhadap kekerasan atas kaum Muslim di Ambon dan Poso”. Kelompok teroris ini kemudian lanjut meledakkan Sari Club dan Paddy’s Club di Bali pada 2002.
CHRISTMAS CYCLONE
Hari raya Natal pada 1974 seharusnya menjadi momen terbaik bagi setiap anggota keluarga di Darwin Australia, hingga angin topan yang dikenal dengan nama Cyclone Tracy menghempas kota tersebut dalam waktu beberapa jam.
Ironisnya, para penduduk menghadapi bencana alam tersebut tanpa persiapan matang maupun mengikuti proses evakuasi. Dampaknya, 80% dari keseluruhan rumah hancur dan 70% bangunan runtuh menyebabkan 41.000 orang menjadi homeless. Tidak hanya itu, 71 penduduk dilaporkan meninggal akibat bencana alam tersebut.
GEMPA BUMI KOTA BAM
Bencana alam memang bagaikan maut yang terjadi tanpa bisa dibendung. Hal inilah yang dialami oleh penduduk kota Bam di Irak, pada 26 Desember 2003, saat gempa bumi berkekuatan 6,6 skala ritcher terjadi.
Walau hanya berlangsung selama 8 detik, bencana alam tersebut dilaporkan merenggut nyawa 26.271 penduduk setempat. Pasalnya, peristiwa terjadi pada saat sebagian besar penduduk masih terlelap dalam tidur.