Peraturan Aneh Yang Pernah Dibuat Jaman Kaisar Tiongkok Kuno
Bagi dinasti-dinasti kekaisaran Tiongkok, menjaga ketertiban merupakan tugas paling penting. Pasalnya, kaisar dan pejabatnya terus-menerus diancam oleh perang dan pemberontakan. Sistem hukum yang kompleks diciptakan untuk mengatur kekaisaran dan perilaku rakyatnya. Namun, tidak jarang kaisar Tiongkok menciptakan aturan aneh agar ketertiban selalu terjaga. Berikut peraturan aneh yang dibuat kaisar Tiongkok kuno.
CARA MEMEGANG AYAM
Kaisar Renzong dari Dinasti Yuan (1206 – 1368) memiliki ide yang sama dengan para pendahulunya di Dinasti Tang. Tercatat, bahwa pada masa pemerintahan Renzong orang-orang di ibu kota tidak diperbolehkan memegang ayam secara terbalik dan pelanggar akan dihukum. Hal ini karena lambang zodiak kaisar adalah ayam, sehingga ayam pun harus diperlakukan dengan hormat di masa itu.
DILARANG TIGA ORANG BERKUMPUL UNTUK MINUM-MINUM
Jaman Dinasti Han (206 SM – 220 Masehi), minum-minum bersama teman dapat memunculkan risiko. Undang-undang menyatakan, bahwa jika tiga orang atau lebih berkumpul untuk minum semua dapat didenda empat tael emas. Kecuali pertemuan seperti pernikahan, pemakaman, atau festival.
Banyak penguasa dan dinasti berusaha mengatur konsumsi alkohol, salah satu alasannya karena pembuatan alkohol membutuhkan biji-bijian, beras, sorgum, atau jawawut yang sering kali terbatas. Penguasa juga khawatir warga yang mabuk menjadi tidak tertib dan kejam, sehingga mengganggu kedamaian.
LAKI-LAKI QIN DILARANG KERAS MENANGIS
Hukum Qin melarang laki-laki menangis, jika seorang laki-laki dewasa ditemukan meneteskan air mata maka janggut dan alisnya akan dicukur sebagai hukuman. Dinasti Qin terkenal dengan pemujaan roh bela diri dan tradisi prajurit, jadi menangis dipandang sebagai tanda kelemahan bagi laki-laki.
MENGHORMATI IKAN MAS
Di masa Dinasti Tang, berbicara tentang ikan mas dengan cara yang salah bisa membuat seseorang mendapat masalah besar.
Ikan mas memiliki pengucapan yang sama dengan nama keluarga kaisar Tang.m, iikan mas harus disebut sebagai “Tuan Ikan Mas Merah” untuk menunjukkan rasa hormat kepada keluarga kekaisaran. Bahkan, mereka yang kebetulan menangkap ikan mas harus segera melepaskan ikannya. Ikan mas juga tidak boleh dimakan. Bagi mereka yang menjual ikan mas akan dicambuk 60 kali.
Namun, ini hanya aturan belaka tanpa ada tindakan tegas bagi mereka yang melanggarnya. Sejumlah penyair Tang pernah menulis tentang menangkap dan memakan ikan mas tanpa ada catatan hukuman.
MENULIS DENGAN RAPI ATAU MINUM TINTA
Selama Dinasti Sui (581 – 618), sistem ujian kekaisaran Tiongkok mulai terbentuk. Maka secara teoretis, siapa pun di negara itu dapatP menjadi pejabat pemerintah. Walau seseorang gagal, selain tidak dapat menjadi pejabat, ia juga bisa mendapatkan hukuman. Undang-undang Sui menetapkan bahwa peserta ujian dengan tulisan tangan buruk akan dihukum dengan dipaksa minum satu sheng (sekitar 200 mililiter) tinta. Karena jawaban ujian secara teori ditulis untuk kaisar, tulisan tangan yang buruk menunjukkan rasa tidak hormat kepada Putra Langit.
MEMPELAJARI SURGA UNTUK KEHIDUPAN
Di zaman kuno, kaisar dikenal sebagai “Putra Surga”. Pemerintah secara teratur memperkuat gagasan tentang hak Ilahi kaisar untuk memerintah. Hal ini dilakukan dengan membagikan kisah dan simbolisme yang menunjukkan restu surga atas kebijakan kaisar. Ilmu astronomi di masa itu sama dengan meramal masa depan kekaisaran dan penguasanya.
Sejak Dinasti Qin, pemerintah memiliki departemen khusus untuk mengamati fenomena langit dan menyusun kalender. Mereka memberikan nasihat berdasarkan posisi dan keinginan pengamatan surgawi.
Ketika Zhu Yuanzhang, kaisar pertama Ming, berkuasa, dia memutuskan bahwa undang-undang diperlukan untuk mengontrol biro astronomi kekaisaran dengan lebih ketat. Yuanzhang mengumumkan peraturan yang mengikat semua pejabat di biro ke jabatan mereka, maka para pejabat itu dilarang keras untuk pindah ke departemen lain. Terlebih lagi, keturunan mereka juga terikat pada astronomi dan dilarang terlibat dalam bidang pekerjaan lain.
POTONG TANGAN BAGI YANG MEMBUANG SAMPAH DI JALAN
Menurut Han Fei Zi, hukum Shang menyerukan untuk memotong tangan seseorang jika tertangkap basah membuang sampah di jalan. Akhirnya, orang Tiongkok sudah memahami soal kebersihan dan membuang sampah yang benar sejak zaman kekaisaran.
TINGGI BADAN MENENTUKAN STATUS HUKUM SESEORANG
Di Tiongkok modern, anak di bawah umur di bawah 12 tahun tidak dapat memikul tanggung jawab pidana, lain halnya dengan aturan di masa Dinasti Qin. Saat itu, tinggi badan yang menentukan status seseorang di hadapan hukum, bukan usia.
Menurut kode hukum Delapan Belas Hukum Qin, laki-laki di bawah enam chi delapan cun (sekitar 1,5 meter) dan wanita di bawah enam chi dua cun (1,43 meter) tidak dapat dihukum karena kejahatan.
Ternyata, ini diakibatkan oleh sistem pendaftaran rumah tangga belum lengkap pada saat itu. Akibatnya, sering kali tidak mungkin memverifikasi usia seseorang. Sebaliknya, pemerintah menggunakan tinggi badan untuk menentukan kapan seseorang mencapai usia dewasa.
Selain itu, Qin Shi Huang, pendiri Dinasti Qin, tampaknya hanya mencapai tinggi 1,5 meter saat dia berusia 22 tahun. Bisa jadi kaisar pertama itu percaya bahwa seseorang dianggap dewasa setelah mereka tumbuh lebih tinggi dari 1,5 meter.