Kegilaan Yang Pernah Dilakukan Kaisar Tiongkok Kuno
Dunia kuno memiliki kekuatan yang luar biasa. Mereka yang memerintah kerajaan Tiongkok kuno disebut Putra Langit. Mereka adalah orang-orang yang didewakan yang setiap kata harus diikuti tanpa pertanyaan. Karena hal itu, ada beberapa kaisar Tiongkok yang melakukan hal-hal yang dianggap gila. Berikut berbagai kegilaan yang pernah dilakukan kaisar Tiongkok.
KAISAR GAOZU
Kaisar Gaozu bukanlah pendukung terbesar pendidikan, dia percaya pada kekuatan militer dan ketaatan pada pemerintahan yang kuat dan terpusat. Oleh karena itu, sang kaisar merasa tidak ada gunanya membuang-buang waktu untuk belajar membaca atau mendiskusikan filsafat.
Pendidikan secara aktif membuatnya marah, sang kaisar menghabiskan sebagian besar waktunya melontarkan omelan penuh kutukan tentang betapa buruknya para cendekiawan. Saat melihat cendekiawan, dia merobek topi cendekiawan itu dan buang air kecil di dalamnya.
KAISAR HOUFEI
Kaisar Houfei berusia sembilan tahun saat dia naik tahta. Di usia itu, ia masih terlalu muda untuk diberikan kekuasaan absolut atas sebuah kekaisaran. Tidak perlu menunggu lama, Kaisar Houfei menjadi gila dengan kekuasaan yang hanya bisa dilakukan oleh seorang anak kecil. Dia berhasil bertahan hidup selama lima tahun, sebelum akhirnya orang muak dan membunuhnya.
Saat itu, dia melihat jenderalnya, Xiao Daocheng, tidur telentang. Houfei terpikat dengan perut besar Xiao dan mendapat inspirasi. Dia menyematkan target ke perut sang jenderal dan menggunakannya sebagai latihan target. Kaisar muda itu menggunakan panah asli. Untungnya, para kasim berhasil meyakinkannya untuk menggunakan panah tumpul.
Xiao pun membalas dendam, maka dia mengirim seorang pria ke kamar Houfei untuk memenggal kepalanya. Xiao kemudian mengambil alih kekaisaran itu sendiri.
KAISAR JING
Kaisar Jing disebutkan telah kehilangan kesabaran selama permainan liubo. Liubo merupakan permainan Tiongkok kuno yang dimainkan di atas papan batu yang berat.
Kaisar Jing kalah, dan lawannya juga melukai perasaannya. Dia melemparkan papan batu ke kepala lawannya, memukulnya begitu keras hingga menewaskannya. Ternyata, lawan yang bernasib malang itu adalah pangeran dan pewaris Kekaisaran Wu. Kaisar Wu pun bersumpah akan membalas dendam, lalu dia menyatukan tujuh kerajaan dan memimpin pemberontakan melawan Jing.
KAISAR WU, DINASTI JIN
Salah satu kesenangan utama menjadi kaisar adalah harem. Selain untuk memastikan keberadaan ahli waris, bagi Kaisar Wu harem berfungsi sebagai pengalih perhatian.
Kaisar Wu mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk haremnya. Dia akan menarik setiap gadis cantik yang ia temukan di luar istana untuk dijadikan haremnya.
Pada akhirnya, Kaisar Wu memiliki lebih dari 10.000 wanita yang menjadi haremnya. Untuk memilih selir yang akan menemaninya di malam hari, dia berkeliling dengan gerobak yang ditarik kambing. Saat kambing berhenti di depan seorang selir, maka ia akan tidur dengan selir itu.
KAISAR WU, DINASTI QIN
Kaisar Wu merupakan pria berbadan besar yang terobsesi untuk memamerkan otot-ototnya, ia menghargai kekuatan di atas segalanya. Sang kaisar bahkan mengusir semua kutu buku dari posisi tinggi, dan peringkat tertinggi di kerajaannya diisi oleh orang-orang berotot.
Namun, kecintaan untuk mengangkat barang-barang berat justru menjadi penyebab kematiannya. Salah satu orang terkuat di kerajaan, Meng Yue, menantangnya dalam kontes mengangkat kuali. Ironisnya, saat Wu mengangkat kualinya, lututnya patah, dan dia pingsan.
Wu menghabiskan sekitar delapan bulan yang menyakitkan sebelum tubuhnya akhirnya menyerah, dan kematian kaisar merupakan kabar buruk bagi Meng. Sebagai hadiah karena mengalahkan raja dalam kontes, Meng dan seluruh keluarganya diburu dan dibunuh.
KAISAR XUANZONG
Secara tradisional, pada masa Xuanzong, kaisar akan melepaskan selirnya saat pemerintahan mereka berakhir. Seringkali hanya butuh beberapa tahun bagi seseorang untuk muak dan membunuh raja.
Xuanzong dengan keras kepala menolak untuk mati. Pemerintahannya berlangsung selama 44 tahun, dan harem terus bertambah besar. Pada akhirnya, dia memiliki lebih dari 40.000 harem.
Xuanzong hampir pasti tidak punya waktu untuk bertemu mereka semua. Para harem yang jumlahnya besar itu hanya duduk-duduk mempelajari puisi, matematika, dan merawat pohon murbei.
Seakan masih belum cukup banyak, Xuanzong tidak berhenti menambah haremnya. Saat dia berusia 60 tahun, Xuanzong membuat putranya sendiri menceraikan istrinya. Tujuannya agar sang kaisar dapat menjadikan menantu perempuannya sebagai salah satu selirnya.
KAISAR ZHENGDE
Zhengde menjadi kaisar saat dirinya berusia 13 tahun. Saat itu, ia belum selesai dengan masa kanak-kanaknya. Zhengde menyukai permainan peran yang biasa dimainkan oleh anak kecil. Dan karena dia adalah kaisar, semua orang harus mengikutinya.
Dia memaksa menterinya untuk berpakaian seperti pedagang sehingga dia bisa berpura-pura menjadi orang biasa yang mengunjungi toko. Dibawah Kaisar Zhengde, hal ini merupakan tugas kekaisaran. Siapa pun yang tidak mau bermain peran dengannya, maka akan dihapus dari jabatannya.
Dia membangun gedung 200 kamar yang disebut Leopard Quarterl di sebelah kebun binatang kekaisaran, Zhengde dan teman-temannya akan menghabiskan waktu di sana untuk minum dan berburu binatang di kebun binatang. Semua berpura-pura berada di hutan mengejar hewan liar.
Zhengde berkuasa hingga dia berusia 29 tahun. Pada akhirnya, minuman keras menjadi penyebab kematiannya. Karena mabuk, dia jatuh dari perahu. Air yang dingin pun menewaskannya, bersamaan dengan penyakit yang mengakhiri hidupnya.
KAISAR ZHOU, DINASTI SHANG
Saat pemerintahan Kaisar Zhou berlanjut, dia mulai merasa nyaman. Sebagai kaisar dari dinasti besar, ia memutuskan untuk menikmatinya. Namun, dengan cara yang dianggap aneh oleh sebagian orang.
Zhou memerintahkan pembangunan kolam anggur dan hutan daging. Sama seperti namanya, kolam ini merupakan danau besar buatan manusia yang hanya berisi minuman keras. Di tengah kolam ada sebuah pulau kecil, dihiasi pepohonan, dan cabang pohon itu berupa tusuk sate yang penuh dengan daging. Zhou dan para selirnya akan menghabiskan waktu berada di atas kano, menikmati minuman keras sambil memetik daging.