Dalam hati manusia, baik merdeka maupun hamba, pasti selalu ada tempat untuk dendam. Saat tidak bisa membalas, manusia menunggu kesempatan yang pas untuk bisa melakukan hal yang sama pada musuh.

Di Abad Pertengahan, tidak sedikit kisah balas dendam yang dilakukan oleh para penguasa kepada musuh. Tidak ada hati atau belas kasihan, berikut kisah balas dendam paling tidak ada ampun dari Abad Pertengahan.

IVAR RAGNARSSON

Ivar Ragnarsson adalah putra dari Ragnar Lodbrok, pahlawan sekaligus raja bangsa Viking di Denmark dan Swedia. Namun, Ragnar dihukum mati oleh Raja Northumbria, Ælla, dan hal ini menimbulkan dendam di hati Ivar.

Ivar berhasil menangkap Ælla setelah pertempuran untuk merebut daerah York. Demi membalas kematian sang ayah, Ivar kemudian menjatuhkan hukuman blood eagle pada Ælla.

Di hukuman blood eagle, punggung Raja Ælla dibelah hingga terbuka, rusuknya dipatahkan, lalu paru-paru sang raja ditarik ke belakang untuk membentuk “sayap” yang berdarah. Bahkan, daging yang terbuka diberi garam untuk menambah rasa sakit.

RATU OLGA DARI KIEV

Di Abad Pertengahan, bangsa Drevliany terkenal menentang bangsa Rus Kiev karena harus membayar upeti. Puncaknya adalah saat bangsa Drevliany membunuh Raja Igor pada 945 Masehi. Hal ini menanamkan dendam di hati istri Igor sekaligus penguasa Kiev, Ratu Olga.

Saat bangsa Drevliany menawarkan Olga untuk menikah dengan pangeran dari Drevliany, awalnya Olga menyambut para duta dari Drevliany dengan baik. Namun, pada malam harinya, Olga dan penduduk Kiev mengangkut para duta Drevliany dan mengubur mereka hidup-hidup.

Lalu, Olga mengatakan bahwa Drevliany harus mengirimkan orang-orang terkuat mereka untuk bernegosiasi. Mereka datang dan Olga menyiapkan pemandian hangat untuk para duta dari Drevliany. Saat mereka masuk ke pemandian tersebut, Olga dan pasukan Kiev membakar pemandian tersebut serta membunuh para duta Drevliany.

Selanjutnya, Olga mengundang penduduk Drevliany untuk berpesta dan mengenang kematian Raja Igor. Berpesta hingga mabuk berat, Olga menyuruh para pasukan Kiev membunuh orang Drevliany yang datang. Hasilnya, mereka membunuh ribuan orang Drevliany.

Setelah mengepung Drevliany selama setahun, Olga akhirnya menawarkan perjanjian damai dengan tiga merpati dan tiga burung pipit dari tiap rumah tangga. Disangka damai, burung-burung tersebut diikat dengan belerang dan api sehingga kota Drevliany terbakar. Dan yang berusaha kabur, mereka dibunuh oleh Olga dan pasukannya.

JUSTINIAN II

Jauh sebelum Basil II, Kaisar Justinian II memerintah Kekaisaran Romawi Timur dua kali, yaitu dari 685 sampai 695 Masehi dan 705 sampai 711 Masehi. Pada 695 Masehi, Justinian II sempat dimakzulkan oleh salah satu bawahannya, Leontius.

Parahnya, hidung Justinian dipotong lalu sang Kaisar diasingkan. Oleh karena itu, Justinian II dijuluki Rhinometsus yang berarti “hidung sobek”.

Setelah memerintah selama tiga tahun ia pun bernasib sama dengan Justinian II, yaitu dimakzulkan oleh bawahan Leontius, Tiberius III. Bedanya, selain hidung Tiberius juga memotong lidah Leontius lalu memenjarakannya.

Sepuluh tahun sejak dimakzulkan, Justinian II berhasil mengumpulkan dukungan dan mengudeta di Konstantinopel. Mengenakan hidung palsu emas, Justinian II memanggil Leontius dan Tiberius yang sudah dibelenggu. Leher Leontius dan Tiberius dijadikan alas kaki Justinian sebelum kedua mantan Kaisar tersebut dipenggal.

BASIL II

Basil II adalah kaisar Romawi Timur (Bizantium) selama hampir 5 dekade. Selama masa pemerintahan tersebut, Basil II terkenal menaruh dendam terhadap bangsa Bulgaria, karena sempat kalah perang pada 986 Masehi.

Pada 1014, tepatnya saat Pertempuran Kleidion, mereka berhasil mengalahkan bangsa Bulgaria. Saat itu, Basil II dan pasukan Bizantium berhasil menangkap sekitar 15.000 tawanan.

Lalu Kaisar Basil II memerintahkan untuk mencungkil dua mata tiap 99 dari 100 tawanan, dan satu tawanan sisanya dicungkil satu matanya. Saat tawanan tersebut dikembalikan ke Samuil, ia terkejut hingga terkena serangan jantung dan meninggal di tahun yang sama.

GENGHIS KHAN

Pada tahun 1218, penguasa legendaris Mongolia, Genghis Khan, mengirim surat ajakan perdamaian dan kerja sama pada penguasa Kesultanan Khwarezmia, Shah Ala ad-Din Muhammad II. Walau setuju, perjanjian tersebut tidak berlangsung lama.

Setahun kemudian, Khan mengirim 500 karavan Mongolia ke Otrar. Namun, gubernur Otrar, Inachuq, membunuh para pedagang Mongolia, menyita karavan-karavan tersebut, dan menjual barang Mongolia ke daerah lain. Khan meminta Muhammad II untuk ganti rugi, namun permintaan tersebut ditolak oleh sang Syah.

Masih sabar, Khan mengirim tiga utusan (dua orang Mongolia dan satu pemeluk Islam) untuk bernegosiasi dengan Muhammad II demi mempertahankan perdamaian antar dua wilayah. Namun, Sang Syah justru mempermalukan utusan Mongolia dengan menggunduli mereka dan utusan pemeluk Islam tersebut dipenggalnya. Khan yang murka mengerahkan ratusan ribu prajurit ke Khwarezmia. Putra sekaligus pengganti Muhammad II, Jalal ad-Din, dibunuh oleh Khan dan pasukannya.

PEDRO I

Raja Pedro I dari Portugal memiliki kisah cinta yang tragis dan unik. Sebelum menjadi raja pada 1357, Pedro sudah mempersunting Constanza Menuel. Bukan karena cinta, melainkan demi urusan diplomatik. Saat satang ke Portugal pada 1340, Constanza datang bersama Inês de Castro sebagai dayangnya, dan Pedro malah jatuh cinta pada Ines.

Pada 1345, Constanza melahirkan Fernando dan wafat seminggu kemudian. Pedro lalu diam-diam menikahi Inês hingga memiliki tiga anak. Ayah Pedro, Afonso IV, tidak setuju dengan pernikahan Pedro dan Inês dan meminta Pedro menikahi perempuan pilihannya. Karena Pedro menolak, Afonso memerintahkan pembunuhan Inês pada 1355.

Dua tahun kemudian, Afonso wafat dan Pedro naik takhta. Ia kemudian mencari tiga oknum yang membunuh Inês, yaitu Alvaro Gonsalves, Diego Lopes Pacheco, dan Pedro Coelho. Pedro membunuh Alvaro dan Pedro dengan cara menarik jantung mereka dengan tangannya sendiri, sementara Diego berhasil lolos.

VLAD TEPES

Vlad terkenal sebagai pemimpin yang kejam dari Wallachia, dan suka menjatuhkan hukuman keji pada musuh-musuhnya. Metode yang paling umum adalah menyula para musuh di tiang yang tajam.

Saat masih kecil, Vlad dan saudaranya, Radu Florescu, pernah dipenjarakan oleh Sultan Utsmaniyah Murad II. Dipenjara selama 5 tahun sejak 1442, Vlad mengalami penyiksaan dan tumbuh dendam terhadap kaum Turki dan Kesultanan Utsmaniyah. Oleh karena itu, ia mencari cara untuk membalaskan dendamnya.

Pada 1456, Vlad memerintah untuk kedua kalinya (pertama kali pada 1448, selama 1 bulan). Tiga tahun kemudian, Sultan Mehmed II meminta Vlad untuk membayar upeti sebagai tanda hormat, dan mengirim wakilnya ke Wallachia. Tradisi Utsmaniyah adalah mereka tidak melepaskan serban mereka, kecuali di dalam rumah.

Jadi, para utusan tidak bisa melepaskan serban mereka di hadapan Vlad. Mengetahui hal tersebut, Vlad “membantu” para utusan Mehmed II dengan memakukan sorban mereka ke kepala agar tidak perlu dilepas selamanya dan membunuh para utusan tersebut.