Gladiator Terkenal Dalam Sejarah
Pada masa Romawi Kuno, masyarakat Romawi dipuaskan dengan pertunjukan para gladiator di arena. Seperti namanya, “gladiator” memiliki arti “pemegang pedang” karena gladius memiliki arti “pedang”.
Mulai populer pada abad ke-1 SM hingga abad ke-2 Masehi, pertarungan gladiator mulai turun pamor hingga menghilang pada abad ke-4 Masehi. Namun, sejarah telah mencatat berbagai sosok gladiator ulung yang mewarnai sejarah. Berikut para gladiator legendaris dari sejarah Romawi Kuno.
SPARTACUS
Spartacus tercatat sebagai warga Suku Trakia yang dijual, dan menjalani pelatihan gladiator di Capua. Walau begitu, Spartacus sebenarnya tidak pernah bertarung. Muak dengan siksaan di sekolah gladiator, Spartacus memimpin 70 gladiator muda untuk kabur ke Gunung Vesuvius pada 73SM.
Dengan didukung oleh ratusan ribu pasukan, Spartacus memulai Perang Budak Ketiga pada 72SM. Terlihat makin kuat, Senat Romawi menugaskan Marcus Licinius Crassus untuk meredam pemberontakan Spartacus dan kawan-kawan. Akhirnya, Crassus berhasil meredam dan menghabisi Spartacus beserta pasukannya.
CRIXUS
Selain Spartacus, Crixus juga termasuk dalam 70 gladiator yang kabur dari sekolah gladiator di Capua. Gladiator yang berasal dari kaum Galia ini dipilih menjadi salah satu dari tiga pemimpin selaim Spartacus dan Oenomaus. Bersama mereka, Crixus ikut bertempur dalam Perang Budak Ketiga.
Pada akhir 73SM, Crixus dan sekitar 30.000 pengikutnya memisahkan diri dari Spartacus. Pada 72 SM, Crixus dan pasukannya bertempur dengan pasukan Romawi di dekat Monte Gargano dan mereka gugur dalam pertempuran tersebut.
Spartacus mendengar bahwa Crixus wafat di medan pertempuran dengan berani. Lalu, Spartacus mengadakan pertunjukan gladiator kecil-kecilan dan memaksa serdadu Romawi untuk bertarung hingga wafat. Sekitar 300 sampai 400 serdadu Romawi meninggal karenanya.
MARCUS ATTILIUS
Marcus Attilus lahir sebagai seorang warga Romawi yang merdeka. Namun, Marcus mendaftar ke sekolah gladiator atas kemauannya sendiri. Pada saat itu, pertarungan para gladiator dibagi secara merata berdasarkan pengalamannya, pendatang baru melawan pendatang baru dan veteran melawan veteran.
Saat bertarung di Pompeii, Marcus yang masih baru justru dihadapkan dengan Hilarus, seorang gladiator veteran yang memenangkan 12 dari 14 pertarungan serta jagoan Kaisar Nero. Tidak mau kalah, Marcus membuktikan dirinya dengan mengalahkan Hilarus.
Setelah Hilarus, Marcus dihadapkan juga dengan seorang petarung hebat, Lucius Raecius Felix, yang memenangkan 12 pertarungan dan belum pernah kalah. Hasilnya, Marcus keluar sebagai pemenang. Kepahlawanan Marcus lalu diabadikan dalam bentuk gambar grafiti di luar Gerbang Nocerian, Pompeii.
SPICULUS
Populer pada abad ke-1 Masehi, Spiculus mengawali kariernya dengan bersekolah gladiator di kota Capua, Italia Selatan. Seperti Marcus, Spiculus juga dihadapkan dengan veteran pemenang 16 pertandingan, Aptonetus. Spiculus tidak hanya mengalahkan Aptonetus, namun juga membunuhnya.
Kemenangan Spiculus membuatnya menjadi kesayangan Kaisar Nero, sehingga sang Kaisar memberi Spiculus dengan hadiah dan kemewahan. Bahkan, Spiculus diberikan sebuah istana tersendiri! Namun, hal ini tidak membuat Spiculus setia kepada Nero.
Pada 68 Masehi, Nero menghadapi pemberontakan yang dipimpin oleh Gaius Julius Vindex. Dalam kondisi terpojok dan tidak akan selamat, Nero mengharapkan Spiculus yang membunuhnya. Namun, Spiculus tidak kunjung datang dan akhirnya Nero memutuskan untuk bunuh diri.
CARPOPHORUS
Salah satu kelas gladiator adalah bestiarii (petarung hewan). Dari para gladiator bestiarii, Carpophorus adalah yang paling terkenal. Ia justru lebih terkenal membunuh hewan, dari pada bertarung dengan sesama gladiator di Colosseum.
Carpophorus sudah biasa bertarung dengan singa, beruang, macan, dan badak yang berukuran lebih besar. Konon, Carpophorus dikisahkan membunuh 20 hewan berbeda dalam satu kali pertempuran. Karena begitu hebatnya, sang gladiator disebut mirip Hercules.
KAISAR COMMODUS
Di usia 16 tahun, Commodus memerintah Romawi Kuno bersama ayahnya, Marcus Aurelius. Namun, setelah Aurelius meninggal Commodus memegang kekuasaan tunggal. Dikenal sebagai seorang diktator bengis, Commodus sering menyamakan dirinya dengan Heracles. Hal ini terlihat dari berbagai patung Commodus yang dipahat mengenakan kulit singa (seperti Heracles dengan kulit Singa Nemea).
Selain kaisar, Commodus juga seorang gladiator yang tidak terkalahkan. Tentu saja, tak ada gladiator yang berani melawan sang Kaisar atau bisa kena ganjaran hukuman mati. Jadi, mereka menyerah dan Commodus pun menang. Tidak puas, Commodus juga bertarung melawan hewan buas dan menang.
Pada 192 Masehi, Commodus akhirnya menemui ajalnya di ajang gulat. Gagal diracun, Commodus akhirnya setuju untuk bertarung gulat dengan Narcissus, yang kemudian mencekiknya hingga meninggal pada usia 31 tahun.