Sifat pemimpin berbagai negara di dunia ini memang beraneka ragam. Ada yang dikenal karena kerendahan hatinya, ada pula yang dikenal karena kediktatorannya. Namun, yang pasti setiap negara menginginkan seorang pimpinan negara yang baik dan membuat perekonomian naik.

Sayangnya dari beberapa banyak pemimpin dunia yang dapat digolongkan sebagai pemimpin diktator. Kediktatoran tentu saja berkaitan erat dengan ketakutan dan kesengsaraan, dimana “ketakutan” adalah politik, intimidasi dan penguasaan mutlak terhadap semua potensi “perlawanan” adalah kebijakan utama negara.

Berikut para diktator kontroversial yang pernah ada di Dunia.

IDI AMIN

Idi Amin adalah Presiden Uganda ketiga yang berkuasa selama hampir satu dekade pada tahun 1971 hingga 1979. Amin tidak pernah menulis biografi tentang dirinya sendiri sehingga tidak ada yang tahu kapan tepatnya tanggal kelahirannya. Namun, catatan dari beberapa sumber menyebut Idi Amin dilahirkan sekitar 1925 di Koboko, Provinsi Nil Utara, Uganda.

Idi Amin menggulingkan pemerintah terpilih di Uganda melalui kudeta militer, dan menyatakan dirinya sebagai presiden. Dia kemudian memerintah dengan kejam selama 8 tahun, di mana sekitar 300.000 warga sipil dibantai. Selain itu, diktator Idi Amin juga mengusir penduduk Asia Uganda dan menghabiskan banyak uang untuk membiayai operasi militer.

JEAN-BÉDEL BOKASSA

Jean-Bédel Bokassa merebut kekuasaan Afrika Serikat pada 31 Desember 1965 melalui kudeta, dan menjadi presiden pada tahun 1977. Negara Afrika yang sudah miskin menjadi semakin terpuruk menanggung acara penobatan Bokassa yang sangat mewah.

Bokassa memahkotai sendiri dirinya dengan mahkota berlapis emas dan bertabur berlian, bahkan ia juga mendatangkan makanan terbaik dari Eropa dan hadiah yang sangat besar.

Selama pemerintahannya, Afrika Tengah jauh dari kata maju. Masyarakat unjuk rasa atas keputusan yang ia buat, karena Bokassa memaksa anak-anak untuk membeli seragam dari pabrik istrinya yang sangat mahal. Bahkan, diktator itu tidak segan menculik dan memenjarakan anak-anak yang protes.

Dua tahun setelah pengobatannya, Bokkasa pemerintahan penangkapan 100 anak sekolah, 50 anak diantaranya dieksekusi mati. Kekejaman Bokassa terus berlanjut hingga tega melemparkan musuhnya sebagai santapan buaya dan singa pribadinya. Kaisar kejam itu diduga melakukan kanibalisme dengan memasak dan memakan daging musuhnya sendiri.

Saat penggulingan Bokassa pada tahun 1979, pasukan Prancis menguras kolam buaya milik Bokassa di kediamannya. Hasilnya, mereka menemukan 30 kerangka korban yang menjadi santapan biaya.

Jean-Bédel Bokassa diketahui juga kebal hukum, ia dua kali lolos dari hukuman mati dan mendapat ampunan. Amnesti dari Presiden André Kolingba tahun 1993 menyelamatkan hidupnya, walau ia harus mendekam selama tujuh tahun di penjara sebelum wafat pada tahun 1996.

JOSEPH STALIN

Jumlah pasti nyawa yang menjadi korban kebrutalan rezim Joseph Stalin dalam mencapai dan mempertahankan kekuasaannya sulit dihitung. Data resmi menyebut setidaknya ada 3 juta orang yang dieksekusi, maupun yang dikirim ke kamp kerja paksa.

Jika dihitung dengan mereka yang tewas kelaparan akibat kebijakannya, Sejarawan modern menduga jumlah kematian diperkirakan mencapai antara 15 juta hingga 20 juta jiwa. Jumlah ini termasuk korban meninggal dunia akibat kebijakan kolektivitas Stalin dalam peristiwa Holodomor di Ukraina,  yang diperkirakan total penduduk yang meninggal mencapai 3 juta hingga 8 juta jiwa.

KIM JONG IL

Selama masa pemerintahan Kim Jong Il, Korea Utara mengalami kelaparan hebat dari tahun 1994-1998 dan mengakibatkan korban tewas antara 240.000 hingga 3,5 juta orang. Banjir bandang yang melanda Korea Utara pada 1995 dan 1996, ditambah dengan serangan kekeringan pada tahun 1997 membuat tanah pertanian di Korea Utara yang bisa ditanami hanya tersisa 18 persen saja.

Korea Utara pun mulai mengalami kelaparan hebat. Karena khawatir akan kekuasaannya, Kim Jong Il menerapkan kebijakan yang otoriter dengan mengutamakan kekuatan Militer dimana segala sumber daya yang dimiliki diprioritaskan untuk militer.

Dengan kontrol dan kendali militer berada ditangannya, maka Kim Jong Il dapat melindungi kekuasaannya dari segala ancaman, baik ancaman domestik maupun ancaman dari luar.

Untuk melindungi kekuasaannya seluruh sejarah Korea Utara dirombak dan direvisi dengan sejarah yang direkayasa untuk membenarkan sistem kekuasaan tunggal, Kim Il Sung, serta untuk membenarkan tindakan pewarisan kekuasaan Kim Il Sung kepada anaknya, Kim Jong Il walau itu merekayasa sejarah yang sulit ditemukan fakta-faktanya.

MAO ZE DONG

Kediktatoran Mao Ze Dong tercatat sebagai kekuasaan yang paling banyak terjadi insiden kematian dalam sejarah manusia. Melalui eksekusi, menyingkirkan, dan kerja paksa, berdasarkan data yang diperoleh terdapat kurang lebih antara 250.000 hingga 500.000 jiwa rakyat tewas selama Revolusi Kebudayaan yang terjadi di Tiongkok.

Sedangkan jutaan rakyat lainnya termasuk musuh-musuh politiknya mengalami penyiksaan fisik dan psikis dengan dikirim ke kamp-kamp kerja paksa dan diteror, serta dikejar-kejar oleh gerombolan-gerombolan orang-orang suruhan rejim Mao, yang diskenariokan sebagai “massa yang marah”. Mobilisasi massa yang marah, restorasi pemikiran, re-edukasi dan rekonstruksi pribadi sosialis yang baru menjadi kebijakan mutlak dari Mao.

Revolusi yang berlangsung selama sepuluh tahun ini menyengsarakan lebih dari 100 juta rakyat China. Setelah sebelumnya, sepanjang tahun 1958 – 1961 saat Mao mendeklarasikan gerakan lompatan ke depan, tidak kurang dari 30 juta orang meninggal akibat kelaparan yang merupakan salah satu tragedi kelaparan massal terhebat dalam sejarah manusia.