Larangan Aneh Bagi Perempuan Jepang
Setiap negara pastinya menerapkan larangan tertentu bagi warganya. Di Jepang ada peraturan yang tidak lazim untuk kaum perempuan patuhi baik di sekolah, tempat kerja, hingga fasilitas publik. Peraturan tersebut memicu kritikan dari masyarakat karena dianggap tidak masuk akal. Berikut aturan aneh bagi para wanita Jepang.
DILARANG BERKACAMATA DI TEMPAT KERJA
Pada tahun 2019 lalu Jepang sempat melarang perempuan menggunakan kacamata saat berada di tempat kerja. Alasannya, perempuan yang bekerja di sektor ritel jika menggunakan kacamata akan “terkesan dingin”.
Sedangkan apabila perempuan berkacamata di sektor kecantikan, maka alat bantu penglihatan ini bisa menutupi riasan. Larangan ini sempat jadi perdebatan di dunia maya.
DILARANG MENDAKI PUNCAK GUNUNG OMINE
Omine merupakan salah satu situs warisan budaya dan alam di Jepang. Pegunungan ini menyuguhkan pemandangan apik, udara sejuk dan nilai spiritual yang terbilang kental. UNESCO menobatkan Omine sebagai warisan sejarah yang perlu dijaga.
Namun, perempuan dilarang mendaki gunung Omine ini. Di bagian puncaknya terdapat sebuah kuil bernama Ominesanji yang menganut aliran Shinto kuno. Konon, pesona perempuan yang memikat dapat memengaruhi kemurnian jamaah pria yang sedang menjalankan ibadah di sana.
Walau wisata alam ini sangat menawan bagi para turis, sebaiknya perempuan jangan coba-coba menghindari aturan tersebut.
DILARANG MENGINAP DI HOTEL KAPSUL
Di Jepang terdapat banyak hotel-hotel kapsul yang praktis. Namun tidak semua orang bisa menginap di hotel ini, karena hanya para pria pebisnis saja yang diperbolehkan.
Jarang bagi tamu perempuan diperbolehkan menginap di hotel kapsuk, alasannya karena perempuan tidak perlu menginap di luar rumah walau mereka bekerja hingga larut malam atau ketinggalan kereta.
Hanya ada dua hotel kapsul di Jepang yang menerima tamu perempuan, misalnya di Nine Hours Tokyo dan Asahi Plaza.
DILARANG MENJADI CHEF SUSHI
Hidangan yang sekali lahap ini menjadi makanan khas dari Negeri Sakura. Hampir di setiap sudut kota terdapat deretan bar atau kedai penjual sushi. Namun, kita pasti tidak pernah seorang wanita yang menjadi chefnya.
Untuk menjadi chef sushi, diharuskan memiliki cita rasa makanan yang stabil. Inilah yang menjadi alasan munculnya larangan kaum perempuan menjadi chef sushi, karena dikaitkan dengan siklus menstruasi.
Siklus menstruasi dapat membuat ketidakseimbangan dalam cita rasa atau selera kaum perempuan. Selain itu, Jepang percaya bahwa perempuan lebih baik mengurus keluarga, karena pekerjaan chef sushi ini umumnya dilakukan di malam hari.
PAKAIAN DALAM SISWI HARUS BERWARNA PUTIH
Selain rambut harus hitam dan tidak boleh dikuncir kuda, ternyata masih ada aturan lain yang mewajibkan siswi perempuan harus mengenakan pakaian dalam berwarna putih. Masih sama dengan alasan sebelumnya, yakni supaya tidak menarik gairah seksual pria. Di sekolah pun kerap dilakukan pemeriksaan oleh para guru perempuan di ruangan terpisah.
RAMBUT SISWI HARUS BERWARNA HITAM DAN DILARANG DIKUNCIR KUDA
Pada tahun 2017, CNN pernah melaporkan ada aturan mengenai warna rambut hitam untuk siswi beberapa sekolah di Jepang yang menjadi sorotan publik. Bahkan, jika siswi sekolah menengah berusia 18 tahun memiliki warna rambut coklat alami, rambutnya tetap harus dicat hitam.
Tahun 2022, publik kembali dihebohkan soal aturan di beberapa sekolah yang melarang siswinya untuk mengikat rambut dengan gaya kuncir kuda. Alasannya, gaya rambut ini memperlihatkan tengkuk belakang yang dikhawatirkan menarik gairah seksual pria.
Begitu tidak lazimnya aturan tersebut, akibatnya menuai kritikan dan ada ajuan gugatan hukum.