Misteri Kryptos, Teka-Teki Tersulit
Segala sesuatu di dunia memiliki fakta menarik dan rahasianya masing-masing. Entah kenapa, rahasia selalu menjadi sesuatu yang menarik untuk kebanyakan orang. Sesuatu yang dianggap rahasia bukan berarti tidak tampak sama sekali. Sesekali, rahasia itu terlihat jelas melalui kode-kode atau teka-teki yang harus dipecahkan terlebih dahulu.
Kita pasti sering mendengar pria-pria yang mengeluh akan kode-kode yang diberikan wanita. Rasanya kode yang diberikan para wanita adalah salah satu rintangan hidup yang hampir dihadapi seluruh pria. Namun, ada kode yang jauh lebih rumit daripada itu. Ada sebuah misteri yang berpusat pada kode-kode yang belum terpecahkan.
Misteri Kryptos, monumen kode-kode yang belum terpecahkan. Pasti ada banyak hal unik dan menarik yang menyertai misteri Kryptos. Sebagaimana misteri pada umumnya yang tidak bermuara pada satu kesimpulan mutlak karena di situlah daya tarik sebuah misteri yang terbuka untuk segala kemungkinan.
Markas CIA di Langley menyimpan banyak misteri. Salah satu yang belum terpecahkan sampai saat ini adalah misteri Kryptos. Ini jadi perbincangan yang menarik karena keberadaan Kryptos sendiri tidak tersembunyi. Bentuknya berupa monumen berisi kode-kode yang belum terpecahkan selama tiga dekade terakhir.
Beberapa sumber menyatakan kalau Kryptos adalah monumen yang memuat kode-kode rumit. Terdiri dari sekitar 869 karakter acak yang terukir di lempengan setinggi 12 kaki. Pembuatnya adalah seniman asal Amerika Serikat bernama Jim Sanborn. Wujudnya bisa kamu lihat sediri di halaman markas CIA.
Kryptos dipasang di halaman markas CIA sejak tahun 1990. Sejak saat itu, para penggila teka-teki dan kriptografi dari seluruh penjuru dunia berusaha memecahkan kode-kode yang terkandung di sana. Sebanyak 3 set kode dapat dipecahakan dalam waktu 8 tahun. Sementara itu, ada satu set kode yang belum terpecahkan hingga saat ini.
Ada banyak orang dari berbagai kalangan sudah mencoba memecahkan kode-kode yang ada. Mereka juga mencoba berbagai teknik untuk memecahkan kode tersebut. Bahkan bukan cuma kalangan amatir, kriptografer CIA sendiri pernah mencoba memecahkannya namun gagal.
Begitu sulitnya, bahkan sampai ada yang menemui pembuatnya dan menanyakan beberapa petunjuk. Mungkin dia terlalu penasaran dan terobsesi untuk memecahkan kode tersebut, akan tetapi Jim Sanborn tetap mengunci mulutnya rapat-rapat. Saat ini, usia Jim Sanborn sudah memasuki kepala 7.
Rasanya misteri Kryptos tidak akan pernah terungkap kalau seandainya Jim Sanborn meninggal sebelum kode-kode itu terpecahkan. Jim pernah memberikan dua petunjuk untuk membantu, namun belum ada hasil yang menjanjikan. Jim juga sudah menyiapkan jawaban di brankas yang terkunci.
Kode-kode di dalam Kryptos ini terbagi dalam 4 bagian. Orang-orang menyebutnya dengan K1, K2. K3, dan K4. Semua bagiannya berisikan huruf-huruf acak dengan total 869 karakter. Rinciannya adalah, 865 huruf dan 4 tanda tanya. Setelah 8 tahun, ada seseorang yang mengumumkan kalau berhasil memecahkan 3 bagiannya.
Seorang programmer komputer bernama Jim Gillogly mengklaim kalau dia berhasil memecahkan 3 bagian Kryptos dengan bantuan sebuah komputer pentium 2 dan sebuah perangkat lunak. Ketika klaim Jim Gillogly tersebar luas, ada sebuah keanehan terjadi. Yakni, sebuah kabar baru yang beredar mengiringi klaim dari Jim.
Bersamaan dengan tersebarnya kabar Jim Gillogly yang berhasil memecahkan 3 bagian dari Kryptos, CIA memberi pengumuman bahwa salah satu analis sekaligus programmer mereka yang bernama David Stein sudah melakukannya lebih dulu. Dikatakan bahwa David berhasil memecahkannya pada Februari 1998 setelah mencoba selama 400 jam.
Hal itu nggak pernah dipublikasikan secara luas kepada media atau masyarakat. Itulah yang menjadi pertanyaan, kenapa baru diumumkan setelah Jim mengumumkan terlebih dulu. Tidak ada yang bisa memastikan kalau pengumuman itu benar, tetapi masyakarakat menemui kesimpulan bahwa tiga bagian kode dari Kryptos sudah terpecahkan.
Setelah tiga bagiannya terpecahkan, berarti tinggal tersisa satu bagian lagi. Dengan kata lain, tinggal 97 karakter yang masih belum terpecahkan. Ini yang membuat semakin banyak orang penasaran ingin memecahkan bagian terakhir kode Kryptos tersebut. Bahkan banyak yang rela menghabiskan waktu lama cuma untuk memecahkan kode bagian terakhir itu.
Metode yang digunakan dalam bagian pertama ini dikenal dengan metode Vigenere. Nama ilmiahnya adalah Aligoritma Kriptografi Vigenere Cipher. Metode ini membuat kode teks alfabet dengan menggunakan deretan kode Caesar berdasarkan huruf-huruf pada kata kunci. Kata kunci yang digunakan adalah Kryptos dan Palimpsest.
Seperti bagian pertama, metode yang digunakan pada bagian kedua ini masih metode Vigenere. Namun, ada perbedaan pada kata kunci yang digunakan. Pada bagian kedua ini, kata kunci yang digunakan adalah Kryptos dan Abscissa. Melihat dari betapa rumitnya kode-kode itu, tidak heran jika butuh waktu lama untuk memecahkannya.
Untuk bagian ketiga, metode yang digunakan berbeda dengan dua bagian sebelumnya. Kali ini menggunakan metode kriptografi transposisi. Metode ini mengubah tata letak dari teks pesan yang akan dibuat kode. Untuk pembaca pesan aslinya, kita perlu mengembalikan huruf-huruf itu berdasarkan rumus yang sudah ditentukan.
Untuk bagian keempat, bagian inilah yang belum terpecahkan sampai sekarang. Sudah banyak yang mencobanya namun masih belum ada yang berhasil. Mungkin metode yang digunakan sama, mungkin juga berbeda. Kita tidak akan tahu sampai ada yang bisa memecahkannya.