Orang Yang Bertahan Hidup Dengan Cara Ekstrim
Nasib merupakan sebuah misteri dalam kehidupan, dan nasib buruk dapat terjadi pada siapa pun. Bahkan, nasib buruk mungkin dapat membuat orang dalam kondisi terburuk yang dapat mengancam keselamatan dan nyawanya.
Namun, beberapa orang ini mampu bertahan hidup saat mereka berhadapan dengan kondisi terburuk yang pernah dialami, dan mungkin tidak terbayangkan oleh sebagian besar orang. Walau, mereka harus melakukan hal ekstrim dan mengerikan untuk dapat selamat. Berikut kisah beberapa orang yang melakukan hal ekstrem agar dapat bertahan hidup dalam kondisi terburuk.
RICKY MEEGE
Pada 23 Januari 2006, Ricky Meege saat itu sedang menyetir di wilayah Australian Outback saat ia dicegat oleh sekelompok orang. Pada keesokan harinya, ia terbangun dalam sebuah liang kubur dengan tubuh terbungkus plastik.
Tidak mampu menemukan mobilnya dan tidak tahu di mana lokasi ia berada saat itu, Megee dipaksa bertahan hidup selama 71 hari di alam yang berat dan berbahaya. Dia membangun tempat berlindung menggunakan ranting dan daun. Megee hidup dengan makan katak, lintah, ular, dan meminum air urinnya sendiri. Pada malam hari, ia membatasi ‘tempat perlindungannya’ dengan batu agar anjing liar tidak mencoba memangsanya saat tidur.
Suatu hari, ada seorang pekerja dari peternakan sapi tanpa sengaja menemukan Megee. Saat ditemukan, Megee sangat kurus karena kehilangan berat badannya sebanyak 45 kilogram. Ia pun segera dibawa ke rumah sakit setempat dan dirawat selama beberapa waktu karena kekurangan gizi dan dehidrasi parah agar dapat selamat.
MAURO PROSPERI
Mauro Prosperi merupakan petugas kepolisian Italia yang menarik perhatian dunia setelah menghilang di Gurun Sahara pada tahun 1994. Saat itu, ia ambil bagian dalam Marathon on the Sands di Maroko. Para peserta diwajibkan bertahan selama enam hari di lingkungan paling kering dan tandus di Bumi.
Selama perlombaan berjalan, badai pasir menyebabkan Prosperi mengalami disorientasi dan kehilangan arah. Sehari setelah keluar dari jalur, ia menemukan dirinya di sebuah kuil Muslim terbengkalai di Aljazair.
Agar tetap dapat bertahan hidup, Prosperi membunuh dan memakan kelelawar mentah. Untuk memenuhi asupan cairan, ia terpaksa meminum urinnya sendiri, menjilat embun, dan menghisap kelembapan dari tisu basah.
Frustasi karena merasa tidak akan pernah ditemukan, Prosperi memotong pergelangan tangannya dengan pisau. Namun karena cuaca sangat panas, lukanya justru menjadi kering dengan cepat. Prosperi pun terpaksa kembali ke padang pasir dan berusaha mencari bantuan.
Selama sembilan hari, dia berjalan melintasi padang pasir dan memakan serangga dan reptil. Akhirnya, Prosperi menemukan sebuah desa kecil. Dari sana, ia dilarikan ke rumah sakit dan dokter mengatakan bahwa fungsi hatinya hampir rusak.
Berjalan sejauh 180 mil, Prosperi kehilangan berat sebanyak 15 kilogram. Perlu waktu beberapa bulan sebelum ia dapat mengkonsumsi makanan padat lagi. Setelah melewati apa yang dialaminya, Prosperi tidak mengalami trauma. Ia tetap menjadi pelari dan mengikuti perlombaan pada tahun 2012.
JOSÉ SALVADOR ALVARENGA
José Salvador Alvarenga adalah seorang nelayan yang terapung di lautan selama 13 bulan lamanya. Ia merupakan orang pertama dalam sejarah yang berhasil bertahan hidup di kapal kecil yang mengambang di laut selama lebih dari setahun.
Pada 17 November 2012, Alvarenga berlayar bersama nelayan muda bernama Ezequiel Cordoba. Berangkat dari desa nelayan di selatan Meksiko, mereka berencana menghabiskan waktu 30 jam untuk memburu hiu, tuna, dan ikan mahi mahi.
Beberapa jam setelah berlayar, sebuah badai menyerang mereka selama lima hari. Alvarenga menghubungi atasannya melalui panggilan radio untuk meminta bantuan, namun alat tersebut rusak akibat badai dan mesin kapal juga mengalami kerusakan. Tanpa persediaan makanan, dua nelayan ini bertahan hidup dengan mengonsumsi ikan mentah, penyu, dan ubur-ubur. Mereka juga meminum air hujan dan darah penyu untuk bertahan hidup.
Saat minggu berganti bulan, Cordoba sakit parah karena terlalu sering makan daging mentah. Ia pun meninggal tidak lama kemudian. Alvarenga kemudian menghabiskan waktu sembilan bulan sendirian di laut, hingga akhirnya ia terdampar di Marshall Islands. Perjuangan Alvarenga ini berlangsung selama 438 hari dan jarak perjalanannya mencapai 5.500 hingga 6.700 mil.