Albert Einstein dinobatkan sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ini, dia adalah seorang ilmuwan fisika teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20. Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan “pengabdiannya bagi Fisika Teoretis”.

Pada tahun 1999, Einstein dinamakan “Tokoh Abad Ini” oleh majalah Time. Setelah wafat di Rumah Sakit Princeton, New Jersey, Amerika Serikat (AS), 18 April 1955, dalam usia 76 tahun tubuh Einstein diautopsi oleh Thomas Harvey. Harvey adalah salah seorang patologis asal Missouri. Setelah proses autopsi, dia tidak mengembalikan otak tersebut ke dalam tengkorak Einstein, Harvey justru menyimpannya di dalam botol formaldehida (semacam botol untuk mengawetkan organ tubuh). Setelah itu Harvey dalam keadaan agak ragu pergi membawa botol tersebut. Otak dari tokoh fisika terbesar Abad 20 ini diambil 7 jam setelah kematiannya.

Pengambilan dan pengawetan otak tersebut menjadi perdebatan, karena pengambilannya diduga tanpa izin dari keluarga Einstein. Namun Harvey mengatakan, bahwa anak Einstein yang bernama Hans Albert Einstein telah memberinya izin mengambil otak ayahnya. Sisanya keluarga Einstein menyangkal hal itu. Otak Einstein baru ditemukan kembali pada 1978. Otak tersebut disimpan Harvey dalam botol batu yang diisi cairan jus apel (cider) selama 23 tahun. Harvey menyebut sulit merawat otak yang diawetkan ini. Harvey kehilangan pekerjaan dan dikecam oleh rekan-rekannya.

Kemudian Profesor Marion C Diamond, ahli anatomi otak dari Universitas California, Berkeley, memiliki gagasan untuk melakukan penelitian setelah melihat gambar otak Einstein yang diawetkan dimuat sebuah majalah ilmu pengetahuan. Diamond butuh waktu tiga tahun hanya untuk membujuk Harvey menyerahkan otak Einstein untuk diteliti. Tetapi Harvey hanya memberikan empat irisan kecil dari otak ”si genius” itu. Diamond menghabiskan waktu enam bulan untuk meneliti otak Einstein. Dia memilah-milah bagian otak ahli fisika ini dan menghitung sel-selnya.

Otak Einstein mirip dengan otak orang kebanyakan, bedanya otak Einstein lebih terlatih pada sedikit bagian-bagian tertentu. Di bagian sebelah kiri otak sang genius ini ditemukan lebih banyak sel glia untuk setiap neuron (sel saraf) dibanding otak manusia normal. Faktor ini mungkin menjadi alasan mengapa Einstein begitu cerdas, namun Diamond tidak dapat memastikannya. Ada dua jenis sel dalam otak manusia. Sel neuron, berfungsi untuk berpikir dan mengatur kerja syaraf, sel glia (neuroglia) berfungsi menyediakan makanan dan bertugas menunjang kerja sel neuron.

Dari hasil penelitian pertama yang dipublikasikan pada tahun 1985 disebutkan, Diamond menghitung sel neuron dan sel glia di empat bagian otak Einstein, yakni di Area 9 pada korteks cerebri kiri dan kanan, dan Area 39 di bagian korteks cerebri kiri dan kanan. Area 9 adalah bagian otak yang berperan penting dalam perencanaan, atensi, dan memori. Adapun Area 39 adalah bagian otak yang berperan besar dalam fungsi berbahasa dan tugas kompleks lainnya. Kemudian rasio antara neuron dan sel glia otak Einstein dibandingkan dengan 11 orang laki-laki yang meninggal dunia pada usia 64 tahun.

Hasil penelitian menunjukkan, rasio sel neuron dan sel glia otak Einstein lebih kecil dibanding beberapa otak yang dibandingkan dengan otaknya, terutama pada Area 39 kiri. Penjelasannya, pada area ini otak Einstein memiliki neuron yang lebih sedikit, sehingga lebih banyak sel glia untuk setiap neuron otaknya. Dengan jumlah sel glia per neuron yang lebih besar, kebutuhan metabolis sel-sel saraf Einstein lebih tinggi.

Hal ini yang mungkin menjelaskan mengapa Einstein memiliki kemampuan berpikir dan keterampilan konseptual yang lebih baik dibanding orang pada umumnya. Lalu hasil penelitian kedua yang dipublikasikan pada tahun 1996 memperlihatkan bahwa otak Einstein sedikit lebih ringan daripada rata-rata berat otak laki-laki dewasa. Tapi otak Einstein memiliki kepadatan neuron yang lebih tinggi. Kepadatan neuron ini yang diperkirakan berperan dalam fungsi berpikir Einstein lebih baik dibanding manusia biasa. Penelitian lain juga membandingkan karakteristik lapisan luar otak Einstein dengan 35 otak laki-laki lain (rata-rata berusia 35 tahun).

Otak Einstein memiliki celah (sulcus) yang berbeda dengan otak manusia biasa di bagian parietal kanan dan kiri. Bagian ini diperkirakan memiliki peran yang penting dalam kemampuan matematika dan berpikir rasional. Struktur otak yang sangat khusus ini dianggap memiliki kontribusi besar terhadap kemampuan matematika dan fisika Einstein yang menakjubkan itu. Thomas Harvey meninggal pada tahun tahun 2007, tapi sebelum ia meninggal, ia menyumbangkan otak Einstein ke Rumah Sakit Princeton, tempat yang sama saat ia memulai perjalanannya lebih dari lima puluh tahun lalu. Saat ini, Museum Mutter di Philadelphia adalah satu-satunya tempat di dunia untuk melihat sisa potongan-potongan otak Einstein dengan catatan tulisan tangan dari Thomas Harvey.