Teka-teki tentang manusia yang terbakar secara mendadak, masih menyimpan pertanyaan besar berbagai kalangan. Fenomena aneh di dunia ini biasa disebut dengan Spontaneous Human Combustion (SHC). Secara harafiah, SHC bisa diartikan sebagai “terbakarnya manusia secara tiba-tiba”, peristiwa dimana tubuh seseorang mendadak terbakar, sementara di sekitarnya tidak ada sesuatu, seperti api atau sebangsanya yang memicu kebakaran.

Yang lebih anehnya lagi, seringkali tubuh korban bisa hangus hingga begitu parah. Tapi benda yang ada di sekitarnya, bahkan yang letaknya begitu dekat, tidak mengalami kerusakan, seolah-olah tidak tersentuh api sama sekali.

Fenomena SHC menurut catatan, bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, entah itu di tengah keramaian, ataupun saat korbannya sedang sendirian. Studi mengenai SHC pertama kali dipublikasikan oleh Jonas Dupont pada tahun 1763, dalam buku berjudul “De Incendiis Corporis Humani Spontaneis”, isinya mengenai kumpulan kasus SHC yang terjadi di masa itu.

Para ilmuwan lainnya kemudian mulai melakukan kajian secara serius mengenai SHC dan mengumpulkan berbagai macam kasus SHC yang pernah terjadi untuk diteliti lebih lanjut serta dicari penyebabnya.

Berikut adalah sebagian kecil dari daftar fenomena SHC yang diketahui, kebanyakan berlokasi di Barat, karena dari sanalah mereka berasal :

Tahun 1731
Seorang wanita yang diketahui sebagai Countess Cornelia di Bandi dari Cesena, Italia, ditemukan meninggal karena terbakar di lantai kamar tidurnya. Hanya kakinya yang masih memakai stocking dan sebagian kepalanya yang tersisa.

Kasus itu sangat membingungkan petugas yang menyelidikinya. Hal itu karena normalnya, dalam kasus kebakaran rumah, anggota tubuh terbakar lebih dulu barulah batang tubuhnya ikut terkena api. Namun dalam kasus ini, tubuh korban hangus hingga menjadi abu, namun kaki dan kepalanya masih tersisa.

Tanggal 27 Agustus 1938
Phyllis Newcombe dan pria tunangannya Madge Knight baru saja meninggalkan pesta dansa pada tengah malam di Chelmsford. Tiba-tiba gaun yang dipakai Phyllis yang terbuat dari bahan crinoline menyala hebat dan ia terpaksa dibawa ke rumah sakit, setelah sempat berhasil menanggalkan gaunnya.

Sangat disayangkan, ia meninggal beberapa jam kemudian. Hipotesa awal, peristiwa itu disebabkan oleh puntung rokok. Namun nyatanya gaun dari bahan yang sama tidak terbakar sama sekali, sekalipun disundut dengan puntung rokok yang menyala. Keanehan lainnya, api seharusnya tidak menyala sebesar itu, kecuali ada bahan bakar yang disiramkan pada saat itu.

Akhir tahun 1950-an di London
Seorang wanita sedang berdansa dengan pasangannya di diskotik. Tiba-tiba tubuh wanita tersebut diselimuti api dan ia meninggal sebelum api berhasil dipadamkan. Penyebab terbakarnya wanita itu masih menjadi misteri, karena berdasarkan pengakuan para saksi, tidak ada yang merokok dalam diskotik pada waktu itu dan tidak ada benda yang mengandung api, misalnya lilin di atas meja.

Oktober 1963
Olga Woth meninggal karena terbakar hidup-hidup di dalam mobil. Tidak tercium aroma bau benda mudah terbakar, seperti minyak misalnya. Dan anehnya, mobilnya sendiri sama sekali tidak terbakar.

Tanggal 19 November 1963 di Sussex
Madge Knight ditemukan meninggal akibat terbakar ketika sedang tidur sendirian di kamarnya. Hal yang aneh di sini yaitu tidak tercium bahan mudah terbakar di lokasi, dan alas ranjangnya sama sekali tidak terbakar.

Bulan Desember 1966
Dr. John Irving Bentley ditemukan terbakar di dalam kamar mandi, hanya kakinya yang tersisa. Sementara barang-barang yang ada di kamar mandinya utuh baik-baik saja, tidak tersentuh api. Ini merupakan salah satu kasus SHC yang paling terkenal.

Tahun 1980 di Chesire, Inggris
Susan Motteshead yang sedang memasak di dapur dan memakai piyama tahan api. Tiba-tiba muncul kobaran api beberapa detik dari punggungnya, namun tubuh dan rambutnya tidak terbakar sama sekali.

Saat piyama yang dipakainya itu dicoba untuk dibakar oleh petugas pemadam kebakaran yang kemudian datang, piyama itu juga tidak bisa terbakar. Susan sendiri selamat dan tidak terluka sama sekali.

Ada beberapa hipotesis mengenai penyebab SHC. Salah satu hipotesis yang paling populer adalah yang dikenal sebagai “Efek Sumbu” (wick effect). Inti dari hipotesis itu adalah bahwa korban tiba-tiba tak sadarkan diri entah karena serangan jantung atau terlalu banyak minum alkohol. Sumber api di dekatnya, misalnya dari rokok, lalu mulai membakar tubuh korbannya dengan memakai lemak dan alkohol sebagai bahan bakarnya.

Teori ini sendiri memiliki kelemahan, seperti fakta bahwa banyak korban sedang melakukan aktivitas secara aktif saat SHC terjadi. Dan fakta bahwa sumber api kecil, semisal rokok nyatanya sulit membakar tubuh manusia, karena kalaupun kulit korbannya berhasil terbakar, sumber apinya sendiri sudah padam. Apalagi dengan teori ini, api akan menjalar pelan-pelan, sementara dalam kasus SHC api muncul secara mendadak dan seketika.

Hipotesis lainnya adalah mengenai fenomena, bahwa korban meninggal akibat adanya “penyimpangan” medan magnetik bumi. Hipotesis itu menyatakan, bahwa beberapa manusia memiliki kemampuan untuk “mengumpulkan” gelombang magnetik, sehingga tubuhnya tiba-tiba terbakar ketika gelombang yang terkumpul cukup tinggi untuk membentuk api.

Ibaratnya kurang lebih seperti kaca pembesar yang mengumpulkan cahaya dan perlahan mulai membakar benda di titik fokusnya. Hal ini didukung oleh fakta, bahwa terjadi kenaikan intensitas medan magnet pada beberapa fenomena SHC. Namun, gagasan mengenai manusia yg bisa memfokuskan gelombang magnetis sendiri masih dipertanyakan.

Masih ada hipotesis lain seperti mengaitkan fenomena SHC dengan kondisi kejiwaan seseorang. Dikatakan, bahwa saat seseorang mengalami guncangan jiwa, oksigen dan hidrogen dalam tubuhnya akan mengalami reaksi berantai yang lebih lanjut, menyebabkan ledakan dari dalam sel.

Sebagian orang bahkan percaya, SHC adalah fenomena supranatural yang berasal dari “sesuatu yang tidak terlihat dan tidak bisa dirasakan manusia”. Meskipun ada banyak hipotesis mengenai sebab fenomena SHC, belum ada penjelasan yang bisa menjelaskan fenomena SHC secara gamblang, dan itu semua masih menjadi sebuah teka-teki yang belum terpecahkan hingga saat ini.