Selain terkenal dengan film-film Bollywoodnya, negara India juga terkenal sebagai negara yang memiliki banyak ritual keagamaan yang mistis. Ritual-ritual yang telah berlangsung selama ribuan tahun ini, merupakan bagian dari tradisi suci yang terus di jaga dengan baik hingga saat ini. Ritual ini biasanya dikemas dengan berbagai macam festival tradisional yang ditujukan untuk memuja para dewa.

Walau begitu, festival yang sejatinya bersifat keagamaan ini kadang terlihat cukup unik dan aneh akibat ide-ide kreative dari masyarakat lokal di sana. Masyarakat India memiliki cara yang cukup unik untuk meekspresikan pengabdianya pada Dewa yang mereka sembah. Ide-ide ini kadang bisa terlihat eksentrik dan kadang juga tergolong ekstrim dan bisa membuat orang-orang yang bernyali ciut gemetaran. Berikut beberapa Festival Paling Aneh Yang Ada Di India

Festival Agni Keli

Bagi Umat Hindu, api merupakan benda suci dan merupakan bagian penting yang nyaris selalu ada dalam berbagai ritual keagamaan. Hal ini pulalah yang sepertinya telah mengilhami sebuah festival bernama Agni Keli, yang ada di Manglore. Di kota ini, tepatnya pada sebuah kuil yang bernama Kateel Durga Parameshwari, setiap tahun diadakan sebuah festival unik dimana orang-orang akan saling melempar bara api. Ritual unik yang merupakan bagian dari festifal selama 8 hari dalam rangka pemujaan terhadap Dewi Durga ini, telah berlangsung selama berabad.

Pada hari kedua dari perayaan ini, para pria biasnya akan bertelanjang dada dan saling melempar bara api yang telah terlebih dulu mereka buat dengan menggunakan batang dan daun palem yang telah di keringkan. Dalam festival yaang sekilas mirip seperti sebuah tawuran ini, para peserta akan terbagi dalam dua kelompok yang saling melempar bara api ke arah lawannya. Setiap kelompok hanya di berikan kesempatan sebanyak 5 kali untuk melemparkan bara api ke kelomok lawannya, sedangkan durasi untuk perang api ini sendiri biasanya hanya berlangsung selama 15 menit. Walau terkesan brutal, namun dalam festival ini tidak ada kebencian sama sekali, karena saat saling melempar bara api biasanya para peserta tetap bisa saling tertawa layaknya orang-orang yang sedang bermain bukanya berkelahi.

Festival Garudan Thookkam

Di wilayah Kerala, ada sebuah festival aneh yang tergolong ekstrim bernama Garudan Thookkam. Dalam festival yang kurang lebih berarti elang bergelantung dalam bahasa Indonesia, beberapa orang pria akan berbergelantungan dengan sebuah tali hingga mirip dengan sosok burung elang yang sedang terbang. Namun tali-tali ini tidak sekedar di ikatkan ke tubuh, melainkan secara ekstrim di kaitkan dengan sebuah kail besi ke kulit pria-pria yang menjalankan ritual Garudan Thookkam.

Bagi umat Hindu, garuda di percaya sebagai makhluk suci dan merupakan kendaraan dari Dewa Wisnu. Awal mula dari festival Garudan Thookkam sendiri merujuk pada sebuah legenda yang mengisahkan usaha Dewa Wisnu untuk memuaskan Dewi Kali sang dewi yang tidak pernah puas, untuk itu Ia mengirim Garuda miliknya untuk menghibur Dewi Kali. Setibanya garuda itu di kediaman dewi Kali. Garuda ini pun terus menari hingga darah terus mengucur dari tubuhnya, darah ini kemudian diminum oleh Dewi Kali dan akhirnya dapat memuaskan dahaganya yang selama ini tidak terpuaskan.

Untuk merayakan peristiwa suci inilah festival Garudan Thookkam di adakan, selama festival ini para pria akan berusaha berdandan semirip mungkin dengan burung garuda, sambil bergelantungan dengan kait tajam yang menembus kulit mereka. Sementara itu orang – orang yang lain akan menari di bawah mereka sambil mengumpulkan darah yang menetes dari tubuh pria-pria yang sedang bergelantungan ini. Setelah malam tiba dan darah yang di kumpulkan dirasa sudah cukup, maka festival ini akan dilanjutkan ke kuil yang ada di kota dengan mempersembahkan darah yang telah di hasilkan selama festival Garudan Thookkam untuk memohon berkah dari Dewi Kali.

Namun sayangnya belakangan ini dalam pelaksanaan festival Garudan Thookkam kait besi tidak hanya di kaitkan parda kulit punggung saja, melainkan juga pada daerah pinggang dari para pria yang mengikuti festifal ini. Hal ini tentu sangat berbahaya dan tergolong sangat ekstrim untuk sebuah festival keagamaan.

Festival Karni Mata

Bagi sebagian besar orang, tikus merupakan hewan yang menjijikan. Tapi berbeda halnya dengan orang-orang yang mendiami kota Deshnoke, Rajhasthan. Mereka menganggap tikus sebagai hewan suci yang harus di jaga dan disayangi. Bertempat di sebuah kuil bernama Karni Mata atau yang lebih dikenal dengan Kuil Tikus, terdapat setidaknya 20.000 ekor tikus yang berkeliaran dengan bebas tanpa takut ada yang mengusir ataupun memburu mereka.

Menurut legenda kuil yang telah berusia kurang lebih 600 tahun ini, merupakan tempat yang dibuat untuk menyembah seorang wanita bernama Karni Mata. Sosok wanita ini dipercaya merupakan reinkarnasi dari Dewi Durga yang turun ke bumi. Sedangkan tikus-tikus yang ada di kuil ini, konon katanya dulu merupakan seorang murid dari Karni Mata yang meninggal. Namun karena rasa pengabdianya yang besar, murid ini menolak untuk reinkarnasi dan ingin terus melayani Karni Mata di kuilnya.

Karena hal itu tidak dapat terwujud, ia akhirnya memilih untuk menjadi seekor tikus yang akhirnya mendiami kuil ini. Berkat kisah ini, para peziarah yang datang ke kuil ini, percaya jika mereka akan mendapatkan berkah jika memakan makanan yang telah di sentuh ataupun dicicipi oleh para tikus. Ada juga yang menyebutkan jika ada yang bisa melihat tikus yang berwarna putih, maka mereka akan dinaungi keberuntungan yang besar.

Festival Kaya Klesh

Bagi sebagian orang, rambut merupakan salah satu bagian tubuh yang paling di sayangi, serta mendapatkan perawatan khusus agar selalu terlihat indah. Namun, hal ini sepertinya tidak berlaku bagi para biksu Jain yang ada di India. Merujuk pada salah satu aturan dari 36 pantangan yang harus dipatuhi oleh para biksu ini. Maka setiap tahu mereka setidaknya harus melakukan ritual Kaya Klesh atau biasa juga di sebut dengan Kes lochan, sebuah ritual penggundulan rambut yang bisa dibilang cukup ekstrim karena para biksu Jain tidak menggunakan gunting ataupun pisau cukur, melainkan mencabut tiap helai rambut yang ada dikepala mereka secara manual dengan menggunakan tangan kosong.

Menurut tradisi turun-temurun yang sudah dipercaya oleh para biksu Jain, tradisi menyakitkan ini harus dilakukan untuk menghilangkan rambut, yang di percaya merupakan salah satu simbol ilusi yang bisa mengikat seseorang pada kehidupan duniawi dan menjauhkanya dari kebebasan jiwa. Selain itu, ritual ini juga di percaya dapat melatih para biksu agar tahan terhadap rasa sakit. Untuk menghindari luka selama proses pencabutan rambut ini, para biksu Jain biasanya akan mengolesi kulit kepala mereka dengan ramuan yang terbuat dari kotoran sapi yang telah di keringkan.

Festival Lath Mar Holi

Semua orang rasa-rasanya sudah mengenal dan tahu tentang festival Holi yang ada di India, yaitu sebuah festival unik di mana orang-orang akan saling melempar bubuk berwarna sambil menari dan menyanyi. Walau sekilas hampir sama dengan festival holi pada umumnya, namun festival Lath Mar Holi yang diadakan di dekat Mathura, negara bagian Utar Pradesh, ini memiliki sedikit perbedaan dengan festival Holi pada umumnya.

Dalam festival Lath Mar Holi, selain saling menaburkan bubuk berwarnya, orang-orang juga biasanya akan memainkan sebuah ritual kejar-kejaran. Dalam kejar-kejaran ini, biasanya kaum wanita akan mengejar para pria dengan sebuah tongkat kayu yang bernama Lathis. Para wanita ini akan berpura-pura seolah memukuli para pria dengan lathis, sambil menari dan menyanyi. Tradisi unik ini sendiri di dasarkan pada sebuah legenda yang berkisah tentang kedatangan Dewa Krishna, ke Basarna untuk menaburkan bubuk berwarnya pada Radha yang dia cintai.

Sayangya kini upacara ini sudah agak bergeser dari tujuanya yang semula dan mulai menjadi ajang pesta pesta Holi, yang tidak bisa dilepaskan dari konsumsi minuman keras lokal yang sering dicampur dengan ganja. Akibatnya, kadang para peserta dari festival ini menjadi sedikit liar. Hal ini berdampak pada tidak jarangnya di temukan para pria yang terluka akibat pukulan lathis yang terlalu berlebihan dari para wanita. Walau begitu, suasana tetap terlihat meriah karena sebagian besar orang memang tengah dalam keadaan mabuk berat.

Festival Puli Kali

Di Kerala, terdapat sebuah festival unik bernama Puli Kali. Dalam festival ini, kita akan melihat puluhan hingga ratusan Harimau yang menari dan berjingkrakan di jalanan. Tapi tidak perlu khawatir, karena mereka tak akan menggigit ataupun menerkam orang-orang yang mendekatinya. Sejatinya para harimau ini merupakan umat Hindu yang berdandan dan berusaha sebisa mungkin untuk meniru harimau.

Sesuai dengan Namanya, Puli Kali atau kurang lebih jika di artikan dalam bahasa Indonesia berarti bermain Harimau. Para pria biasanya akan berdandan layaknya seekor harimau, dan sebagian lainya akan berdandan seperti seorang pemburu. Saat festival dimulai, para pemburu dan harimau akan bermain petak umpet, dengan para pemburu yang akan bertindak sebagai pengejar, sedangkan para harimau akan sebisa mungkin menghindari kejaran para pemburu.

Tradisi unik ini sejatinya merupakan bagian dari festival Onam, yang menandai dimulainya musim panen. Sejarah dimulainya festival Puli Kali sudah dimulai sejak ratusan tahun yang lalu saat ada seorang raja yang memperkenalkan kesenian daerah ini, dengan mengutus para tentaranya untuk menari dengan langkah kaki yang mirip dengan tingkah seekor harimau sambil di iringi alunan musik. Walau kini di India harimau sudah termasuk hewan yang langka, tapi setidaknya dengan adanya festival ini kita dapat melihat harimau walaupun dalam wujud orang-orang yang berdandan dalam sebuah festival.

Festival Theyyam

Sesuai dengan julukan wilayahnya yang sering di sebut sebagai “God’s Own Country” atau Tanah para dewa, di Kerala terdapat sebuah festival unik yang Theyyam. Dalam festival yang sering juga disebut sebagai “The Dance of Gods” ini, para pesertanya di percaya tidak hanya menari untuk menghormati para dewa, tapi juga menjadi wadah bagi para dewa yang berkunjung ke bumi untuk berpesta dan menyapa para manusia lewat tari-tarian yang mereka lakukan menggunakan tubuh para penari yang sedang di rasuki.

Yang membuat festival ini menarik untuk dilihat adalah, dandanan serta kostum para penari Theyyam yang bisa dibilang cukup ekstrim. Para penari ini melukis wajah mereka dengan riasan yang cukup unik, dan mungkin dapat dibilang cukup meyeramkan, terlebih dengan mimik muka yang tegang serta kostum yang besar. Bagian dari kostum para penari Theyyam yang terlihat paling mencolok adalah mahkota para penari ini, yang kadang besarnya bisa mencapai 15 hingga 18 meter. Walau mahkota ini sangat besar, namun mereka percaya berkat roh para dewa yang merasuki tubuh mereka para penari ini tidak pernah mengalami cidera yang serius.