Kasus Pencurian Mayat Yang Menghebohkan
Makam seharusnya menjadi tempat peristirahatan terakhir. Namun, kadang-kadang, kedamaian pasca kematian terkoyak hingga mayat terganggu. Kuburan telah dicuri karena alasan mulai dari tebusan hingga kanibalisme, walau alasan paling umum sepanjang sejarah mungkin adalah motif keuntungan.
Berikut kasus pencurian mayat paling mengerikan dan terkenal dalam sejarah dunia dan Indonesia.
ALEXANDER TURNEY STEWART
Orang-orang yang mencuri tubuh taipan abad ke-19 Alexander Turney Stewart lebih beruntung dengan skema tebusan mereka. Stewart seorang imigran Irlandia, dan ia menjadi salah satu orang terkaya dalam sejarah.
Sekitar dua tahun setelah kematiannya pada tahun 1876, tubuh Stewart menghilang dari kuburnya di Gereja St. Mark in the Bowery di New York City. Para pencuri menuntut uang tebusan US$20.000. Menurut sebuah artikel tahun 1898 di The Deseret News, para detektif yang ditugaskan untuk kasus tersebut tidak membuat kemajuan. Uang tebusan dibayar, dan tubuh Stewart dikembalikan. Dia dimakamkan kembali di Katedral Inkarnasi di Garden City, New York.
CHARLIE CHAPLIN
Ikon film bisu Charlie Chaplin, meninggal pada Desember 1977. Pada Maret 1978 kuburannya ditemukan terbuka, setumpuk tanah baru ditumpuk di sebelah lubang.
Menurut sebuah laporan kontemporer Associated Press, seluruh peti mati Chaplin hilang, dan bekas tarikan di rumput menunjukkan bahwa peti itu telah diseret ke gang terdekat dan dibawa pergi dengan truk. Pada awalnya, tidak ada petunjuk siapa yang telah mencuri tubuh terkenal itu. Beberapa berspekulasi, bahwa para penggemar gila telah mencuri tubuh itu untuk dipulangkan ke negara asal Chaplin, Inggris.
Butuh lebih dari dua bulan untuk menemukan pencuri tubuh Chaplin, kemudian seorang Bulgaria dan seorang imigran Polandia yang menuntut tebusan 332.000 pound Inggris.
Istri Chaplin tidak tertarik membayar uang tebusan. Seorang juru bicara polisi mengatakan kepada The Glasgow Herald: “Baginya, suaminya ada di surga dan di hatinya, dan tidak di tempat lain.” Tapi dia memimpin para penjambret agar polisi bisa memantau panggilan mereka yang menuntut uang tebusan. Mereka akhirnya menangkap salah satu konspirator di bilik telepon di Lausanne, Swiss.
Tubuh Chaplin ditemukan terkubur di ladang jagung 19 kilometer dari kuburan semula. Chaplin lalu dimakamkan kembali di kuburan yang sama, namun dengan tambahan bangunan beton di sekitar peti mati.
JOHN SCOTT HARRISON
John Scott Harrison adalah putra Presiden William Henry Harrison dan ayah dari Presiden Benjamin Harrison. Terlepas dari prestise politiknya, dia menjadi korban pencurian mayat.
Menurut sebuah artikel tahun 1950 di Ohio History Journal, John Scott Harrison meninggal dan dimakamkan di tanah keluarga di North Bend, Ohio, pada 1878. Pencurian mayat merupakan masalah pada saat itu, dokter mendambakan mayat untuk pelajaran anatomi, dan masih belum legal untuk menggunakan mayat yang tidak diklaim untuk pembedahan di Ohio.
Untuk melindungi tubuh Harrison, keluarganya menguburkannya di lemari besi yang berat dan menutupi lemari besi itu dengan tanah yang dicampur dengan batu-batu besar. Namun, itu tidak menghalangi pencurian. Pada hari pemakaman Harrison, pelayat memperhatikan bahwa kuburan baru di dekatnya yang berisi tubuh seorang pria bernama Augustus Devin kosong.
Salah satu putra Harrison adalah teman Devin, dia bergabung dengan dua temannya dan pergi ke sekolah kedokteran Cincinnati untuk mencari mayat Devin. Betapa terkejutnya mereka, karena mereka justru menemukan mayat John Scott Harrison, tergantung telanjang. Tubuh Harrison juga telah dicuri. Tubuh Devin kemudian ditemukan diawetkan dalam tong air asin di perguruan tinggi kedokteran Universitas Michigan.
KANIBAL BHAKKAR
Mungkin salah satu laporan yang paling mengganggu tentang perampokan kuburan datang dari distrik Bhakkar di wilayah Punjab Pakistan, di mana dua bersaudara telah ditangkap dua kali karena diduga membuka kuburan dan memakan potongan tubuh di dalamnya.
Muhammad Arif dan Farman Ali ditangkap pada tahun 2011 dan dijatuhi hukuman dua tahun penjara karena membongkar lima mayat dan memakan potongan-potongannya. Pada April 2014, polisi menangkap mereka lagi setelah bau busuk dari rumah pria itu menyebabkan ditemukannya kepala anak yang terpenggal. Mereka dijatuhi hukuman penjara 12 tahun untuk kejahatan terbaru.
SUMANTO
Pada 11 Januari 2003, Sumanto membuat heboh seluruh Indonesia, karena ia melakukan pencurian dan praktik kanibalisme terhadap mayat yang diketahui bernama Mbok Rinah. Setelah pihak kepolisian melakukan penyelidikan selama beberapa hari, akhirnya Sumanto berhasil ditangkap di rumahnya tanpa melakukan perlawanan. Sumanto juga mengakui sebelumnya pernah memakan 2 mayat lain saat ia masih bekerja di perkebunan tebu di Lampung.
Akibat perbuatannya, ia dijatuhi hukuman pidana selama 5 tahun, dan dibebaskan pada tanggal 24 Oktober 2006 yang bertepatan dengan Hari Idul Fitri setelah beberapa kali mendapatkan remisi. Ia kemudian ditampung di rumah rehabilitasi An-Nur, Bungkanel, Karanganyar, Purbalingga. Sumanto ditempatkan di pesantren, karena warga Purbalingga tidak mau menerima kembali Sumanto untuk pulang ke desanya.
TASSOS PAPADOPOULOS
Tassos Papadopoulos, mantan presiden Republik Siprus, meninggal karena kanker paru-paru pada tahun 2008. Jenazahnya diistirahatkan dengan tenang di pemakaman desa Deftera di ibu kota Nicosia selama hampir satu tahun, hingga sehari sebelum peringatan tahun pertama kematiannya.
Pada 11 Desember 2009, salah satu mantan pengawal Papadopoulos menyalakan lilin di kuburan seperti kebiasaannya setiap pagi. Namun, pengawal itu menemukan lubang kosong dan tumpukan tanah.
Pencurian tubuh yang aneh itu ternyata memiliki motif yang lebih aneh lagi. Seorang pria dipenjara karena pembunuhan meminta saudaranya untuk menggali mayat mantan presiden, berharap dia dapat bernegosiasi untuk membebaskannya dari penjara.
Lalu seorang warga negara India, menelepon keluarga Papadopoulos dan meminta uang sebagai gantinya. Ketiganya dijatuhi hukuman masing-masing kurang dari dua tahun penjara, karena melanggar kuburan adalah pelanggaran ringan di Siprus.
THOMAS PAINE
Thomas Paine (1737-1809), seorang aktivis politik Amerika kelahiran Inggris, filsuf, ahli teori politik dan revolusioner yang “Akal Sehat” dan tulisan-tulisannya mempengaruhi Revolusi Amerika, dan membantu membuka jalan bagi Deklarasi Kemerdekaan.
Pada tahun 1819, pembuat pamflet Inggris William Cobbett menjadi muak dengan situs pemakaman yang tidak terkenal dari pembuat pamflet Perang Revolusi, Thomas Paine, yang telah meninggal dalam kemiskinan satu dekade sebelumnya. Jadi dia memutuskan untuk menggali tubuh Paine dan membawanya kembali ke Inggris, di mana dia merencanakan sebuah makam dan peringatan yang mewah.
Cobbett dan beberapa rekan konspirator berangkat di tengah malam ke New Rochelle, New York, di mana Paine dimakamkan, dan mengeluarkan peti mati dari tanah saat fajar. Di Inggris rencananya gagal, dana untuk peringatan itu tidak pernah terwujud, dan Cobbett akhirnya menyimpan tubuh Paine di sebuah peti tua hingga kematiannya sendiri pada tahun 1835.