Sampai sekarang masih menjadi bahan perdebatan di antara para ahli, apakah mungkin Astronot Kuno Suku Maya benar adanya? Pacal merupakan sebuah relief yang ditemukan di Mexico pada tahun 1949 oleh Alberto Ruz.

Pada awalnya Alberto menemukan suatu ruang lengkung di bawah tanah dari suatu candi prasasti, ia kemudian menemukan suatu relief yang aneh yang menjadi tanda tanya besar para ahli hingga kini. Inilah penggambaran astronot suku maya. Dalam relief itu digambarkan struktur seseorang seperti sedang berada di dalam sebuah kapal terbang.
Sebuah kisah kuno bangsa Maya mengatakan, bahwa 10.000 tahun yang lalu mereka berada pada peradaban puncak. Walaupun para ahli purbakala meragukan kebenaran “waktu 10.000 tahun yang lalu” itu di dalam tulisan mereka, namun penulis tetap menganggapnya sebagai sesuatu yang sangat penting, sebab tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan, dari mana asal bangsa Maya itu dan kemudian kemana perginya mereka.

Sebab telah dibuktikan, bahwa kota-kota bangsa Maya tidak dihancurkan oleh peperangan atau bencana-bencana alam. Kota-kota itu dengan demikian telah ditinggalkan oleh para penduduknya. Bangsa Maya telah lenyap tanpa bekas. Mengapa mereka telah meninggalkan kota-kota mereka yang hebat, yang telah mereka bangun “untuk bertahan sepanjang masa” dengan balok-balok yang utuh?

Hanya ada tiga buku kuno tulisan tangan dari bangsa Maya yang tidak ikut terbakar; lembarannya dibuat dari kulit pohon dan dilipat-lipat seperti harmonica. Buku-buku itu disebut menurut nama tempat, dimana masing-masingnya disimpan : Dresdensis Codex (Codex = buku kuno dalam tulisan tangan ), Paris Codex, dan Madrid Codex, yang juga dikenal sebagai Tro-Cortesianus.

Tulisan-tulisannya yang sudah berwarna kuning karena tua, masih belum sungguh-sungguh dapat dimengerti. Yang telah dapat dipecahkan adalah “system menurut nomer” mereka yang sangat baik, akan tetapi sederhana. Mereka menghitung dengan goresan-goresan, yang diberi titik-titik di atasnya. Satu titik sama dengan 1, tiga titik dengan 3, dst nya. Angka 5 digambarkan dengan sebuah goresan, sehingga angka 7 menjadi sebuah goresan ditambah dua titik diatasnya.

Bangsa Maya pun mengetahui nilai-nilai nisbi dan nol. Mereka menggunakan system “vigesima”, atas dasar 20. Kalau mereka ingin menulis bilangan 23, maka mereka menaruh tiga titik di tempat “satuan” dan satu goresan di tempat “duapuluh”. Mudahlah untuk membedakan “goresan dua puluh” dari “goresan limaan”. Goresan dua puluhan diberi tempat jauh lebih tinggi daripada tempat goresan limaan.

Kalender bangsa Maya mempunyai kualitas yang amat tinggi. Tanggal permulaan urutan waktu mereka adalah suatu hari dalam tahun 3113 sebelum Masehi. Para ahli dari Amerika selatan menyatakan, bahwa tahun gaib 3113 sebelum Masehi itu tidak ada hitungannya dengan sejarah yang sebenarnya dari bangsa Maya, akan tetapi hanya mempunyai nilai asli “simbolis” seperti ucapan bangsa Yahudi “sejak diciptakannya dunia”.

Bagaimanakah mereka dapat mengatakan itu secara demikian pasti, kalau kita tidak mengetahui dari mana asal datangnya orang Maya itu dan kemana pergi lenyapnya mereka. Sangat banyaklah sudah tulisan-tulisan mengenai kalender bangsa Maya itu. Suatu kenyataan adalah kalender itu menggunakan system putaran-putaran tahun yang setiap putarannya berjangka waktu 374,000 tahun.

Bangunan-bangunan didirikan menurut kalendernya : Untuk tiap hari selama sebulan sebuah anak tangga, untuk tiap bulannya sebuah mimbar, dan akhirnya pada hari yang ke 365, berdirilah sudah tempat berhala itu. Seakan-akan bangsa Maya dari kerajaan kuno itu membuat bangunan-bangunan keagamaan mereka bukan oleh terdorong pada suatu kebutuhan kepercayaan, melainkan karena kalender memaksakan mereka sebagai kewajiban yang harus mereka penuhi.

Observatorium para ahli perbintangan mereka, sebuah bangunan bundar di atas dua teras raksasa yang menjulang tinggi di atas hutan belukar, terletak di Chichen Itza. Para ahli perbintangan bangsa Maya mengetahui orbit bulan, sampai pada empat desimal dan mereka juga dapat menghitung tahun planet Venus sampai pada sampai pada tiga desimal.

Menurut cerita kuno, para dewa permulaan dari bangsa Maya berasal dari bintang-bintang, mengadakan hubungan dengan bumi, dan kemudian kembali lagi ke bintang-bintang. Dalam “ Popol Vuh ”, sebuah cerita kuno bangsa Maya, dikemukakan 4000 orang pemuda dari cakrawala, kembali ke “ bintang tujuh “, setelah mereka menderita kekalahan dalam perkelahian dengan manusia.

Dewa Kukulkan rupanya betukar berita dengan bangsa Aztec, yang bernama Quetzalcoatl. Dia digambarkan sebagai seekor ular yang berbulu dan datang dari langit. Kalau orang-orang bangsa Maya, dalam hidupnya setiap hari melihat ular-ular merayap di tanah, maka sulitlah untuk dimengerti, mengapa ular-ular dalam gambaran dan relief mereka dapat “terbang ”?

Tulisan-tulisan bangsa Maya yang masih ada, meliputi 208 halaman yang dilipat menurut cara harmonica. Melihat banyak macamnya tanda-tanda, bentuk-bentuk, lambang-lambang, serta bentuk kombinasi, maka tidaklah mengherankan kalau sampai sekarang hanya sedikit yang dapat dipecahkan artinya.

Lukisan-lukisan pada serat pohon yang diberi lapisan tipis dari kapur sebagai landasan lukisannya, disimpan antara dua lembaran kaca. “Dresden Codex” mempunyai 74 halaman, dan berisi perhitungan mengenai perbintangan dan juga berisi daftar-daftar mengenai perjalanan serta gerak bulan dan planet Mars.

Pada lukisan-lukisan itu selalu terlihat adanya makhluk mengerikan yang berbentuk seperti ular di dekat bilangan-bilangan. Makhluk itu dihubungkan dengan bulan dan memuntahkan air ke bumi. Makhluk “manusia” nya mengenakan kedok dan perlengkapan kepala yang rumit, dan seringkali kelihatannya mengenakan semacam pakaian selam.

Apakah mereka itu para pendeta bangsa Maya yang sedang melakukan percobaan-percobaan ataukah binatang-binatang? Makhluk-makhluk yang tidak dapat ditentukan makhluk, apa sebenarnya, dengan menggunakan banyak peralatan yang aneh-aneh.

“Paris Codex” dibeli oleh “Bibliotheque Nationable” (Perpustakaan Nasional) di tahun 1832 dari koleksi seseorang. Dibuat dari bahan yang sama dengan bahan “Dresden Codex” dan mempunyai 22 halaman yang sudah sangat rusak.

Dalam abad terakhir ini, pemeliharaan terhadap halaman-halaman yang dilipat-lipat itu adalah demikian jeleknya, sehingga kini hanya tinggal dua halaman saja yang dapat dipertunjukkan dalam sebuah kotak dari kaca.

  1. Untungnya bagi kita, bahwa dari “Paris Codex” terutama berisi ramalan-ramalan menurut kalender. “Madrid Codex” disimpan di “Museo de America” di Madrid dan terdiri dari 112 halaman bergambar, dimana dapat terlihat gambar dewa-dewa dalam sikap upacara keagamaan yang besar.