Aksi Kriminal Yang Terinspirasi Oleh Video Game
Di dalam sejarah dunia hukum, banyak aksi kriminal yang dikaitkan dengan video game. Tidak hanya dicap oleh para penegak hukumnya, bahkan para pelakunya sendiri mengaku bahwa tindakan kriminal yang mereka lakukan memang terinspirasi dari video game yang mereka mainkan.
Oleh karena itu, banyak yang mengatakan jika video game dapat memberikan dampak buruk terhadap perilaku dan sifat seseorang. Namun, hal itu sebenarnya kembali ke diri masing-masing. Kalau sudah dewasa dalam melihat dan memainkan konten “dewasa” di dalam game, sudah seharusnya hal negatif tidak terjadi. Namun hal-hal ini tetap terjadi, berikut beberapa tindakan kriminal yang berkaitan dengan video game.
DANIEL PETRIC
Daniel Petric adalah pemuda yang menembak kedua orang tuanya sendiri dengan pistol. Akibat insiden itu, ibunya meninggal dan ayahnya selamat dengan luka serius. Hal ini dilakukan oleh Daniel setelah kedua orang tuanya menyita game Halo 3 miliknya. Parahnya, Petric melakukan hal ini saat melihat kotak berisikan pistol yang mirip seperti kotak pistol di dalam game Halo 3.
NATHON BROOKS
Di tahun 2013, anak muda berusia 14 tahun bernama Nathon Brooks dilarang bermain game setelah mendapatkan hukuman di sekolahnya. Ia pun merasa kesal dan ingin melakukan sesuatu tentang itu. Pada suatu malam, Brooks mengambil pistol milik kedua orang tuanya dan menembak ayah serta ibunya. Beruntungnya, kedua orang tuanya masih selamat. Akibat ulahnya, Brooks harus mendekap di dalam penjara selama 15 tahun.
DEVIN MOORE
Devin Moore merupakan anak muda yang menjadi pembunuh, setelah diduga terinspirasi oleh game Grand Theft Auto Vice City. Pada tahun 2003, ia ditangkap oleh polisi karena diduga mencuri mobil. Ketika berusaha ditangkap oleh polisi, Moore melompat dan mengambil pistol polisi itu. Kemudian, ia menembak polisi itu hingga meninggal.
Hal ini terdengar oleh polisi lainnya yang berusaha mengejar Moore. Namun, Moore kembali menembak polisi kedua yang mengejarnya hingga meninggal. Setelah ditangkap, ia mengatakan, “hidup adalah game. Kamu harus mati juga.” Pada tahun 2005, Devin mendapat hukuman terberat, yaitu hukuman mati dengan suntik mati.
ADAM LANZA
Adam Lanza adalah pelaku dari Sandy Hook School Massacre pada 14 Desember 2012 lalu. Saat itu, sebelum datang ke sekolah untuk melakukan pembunuhan, ia membunuh ibunya terlebih dahulu. Setelah itu, ia pergi ke Sandy Hook School dan membunuh 20 anak kecil serta 6 orang dewasa. Lanza dikenal sebagai seorang penyendiri yang suka main game di dalam kamarnya. Game-game seperti Call of Duty hingga Gears of Wars jadi favoritnya. Menurut beberapa sumber, Lanza dapat melakukan sampai 83 ribu kills (22 ribu di antaranya adalah headshot) di dalam game ber-genre FPS.
ANDERS BREIVIK
Anders Breivik adalah seorang pembunuh massal paling parah di dalam sejarah. Di tahun 2011, ia membunuh 69 anak muda di sebuah acara politik di Norwegia. Setelah itu, ia melakukan pengeboman di sebuah gedung pemerintahan yang mengakibatkan 8 orang meninggal.
Menurut Manifestonya, ia merupakan seorang gamer dan penggemar dari game World of Warcraft, hingga Call of Duty: Modern Warfare 2. Ia mengatakan, dengan main game itu, ia dapat melakukan “latihan”.
KASUS KRIMINAL DI HYDE PARK
Pada 26 Juni 2008, di New York, Amerika Serikat, tepatnya di Hyde Park, terdapat anak-anak muda yang melakukan tindakan kriminal. Pertama, ketiga dari mereka mencopet seorang pria di tempat parkir. Setelah itu, anak-anak muda ini berlarian ke jalanan Hyde Park mencuri rokok dari seorang wanita dan menghancurkan mobil milik wanita itu.
Sang wanita itu pun menghubungi polisi dan akhirnya petugas keamanan berhasil menangkap anak-anak muda itu. Saat ditanya tentang motif mereka melakukan aksinya, kelompok muda tersebut mengatakan bahwa mereka terinspirasi oleh game Rockstar, Grand Theft Auto IV.