Sama seperti manusia, umumnya hewan juga aktif di siang hari dan beristirahat di malam hari. Namun, ada beberapa hewan yang justru tidur sepanjang siang dan baru aktif di malam hari atau yang lebih dikenal dengan sebutan nokturnal.

Sifat nokturnal ini bukannya terjadi tanpa alasan. Ada banyak hal yang membuat hewan-hewan ini mendapatkan lebih banyak manfaat jika aktif di malam hari dan memiliki fitur tubuh yang mendukung sifat nokturnal mereka. Berikut beberapa fakta dan pengetahuan tentang hewan nokturnal.

Ada beberapa alasan mengapa beberapa hewan lebih suka tidur sepanjang hari dan terjaga saat malam hari. Berikut alasan utama mengapa hewan aktif di malam hari:

Lebih mudah berburu makanan di malam hari: Untuk menyergap mangsa, akan jauh lebih mudah dilakukan dalam cahaya yang redup.

Untuk bertahan hidup: Misalnya, ngengat dan penyu rentan diburu predator di saat hari cerah sehingga mereka baru keluar dari tempat persembunyian dan mencari makan di malam hari karena lebih mampu menghindari pemangsa.

Untuk menghindari panas: Di daerah eksotis, siang hari dapat terasa sangat panas. Karena alasan ini, beberapa hewan lebih suka aktif di malam hari. Mereka lebih mudah menjaga suhu tubuh saat panas matahari di sekitar khatulistiwa sedang turun.

Agar dapat berkembang biak dengan damai: Penyu cenderung berkembang biak dalam gelap untuk menghindari predator. Betina akan merangkak ke pantai dan menemukan tempat yang bagus untuk bertelur. Penyu tidak pandai bergerak di darat karena mereka adalah hewan air sehingga mereka lebih memilih naik ke daratan di malam hari karena di siang hari mereka rentan menjadi mangsa predator)

Sebagian besar hewan nokturnal adalah pemakan hewan lain, mereka memanfaatkan kegelapan untuk menerkam mangsanya. Namun, tidak semua makhluk malam adalah predator. Misalnya Landak misalnya, mereka nokturnal namun lebih suka makan sayuran dan buah-buahan.

Dengan demikian, kita tidak dapat benar-benar mengklasifikasikan kebiasaan makan hewan menurut kapan mereka aktif. Hewan lain, seperti katak dan kodok akan memakan serangga kecil seperti lalat, nyamuk, ngengat, bahkan capung. Jadi mereka akan makan siang dan malam. Namun, saat malam hari mereka lebih diuntungkan karena mangsa akan menjadi lebih pasif. salah satu hewan nokturnal (unsplash.com/jamesmhammond)

Makhluk hidup pada umunya membutuhkan cahaya untuk melihat, namun hewan nokturnal memiliki kemampuan untuk dapat melihat dalam cahaya yang sangat redup. Ini karena hewan nokturnal memiliki mata istimewa yang memungkinkan lebih banyak cahaya masuk dan membuat gambar dari cahaya yang sangat sedikit.

Banyak hewan nokturnal memiliki kornea yang jauh lebih besar, dan itu membantu mereka melihat dalam gelap. Kornea, lensa, dan pupil yang lebih besar memungkinkan lebih banyak cahaya masuk yang membantu hewan nokturnal dapat melihat dengan baik saat malam hari.

Beberapa hewan mampu menghasilkan cahaya sendiri, yang disebut bioluminesensi. Cahaya ini diciptakan oleh reaksi kimia di dalam sel khusus tubuh mereka. Beberapa hewan juga dapat mengeluarkan cahaya, karena tubuh mereka menjadi rumah yang aman bagi jenis-jenis bakteri bercahaya.

Memproduksi cahaya sendiri dapat digunakan untuk komunikasi, mencari mangsa, dan pertahanan. Kunang-kunang merupakan salah satu contoh hewan dengan kemampuan bioluminesensi.

Tubuh hewan nokturnal telah mengembangkan adaptasi yang memungkinkan mereka bertahan dalam kondisi rendah cahaya. Misalnya, kelelawar menggunakan ekolokasi.

Ekolokasi mengacu pada kemampuan kelelawar untuk memancarkan suara bernada tinggi yang memantul dari objek dalam jangkauan, dan memberikan informasi kepada hewan tentang bentuk, jarak, dan arah objek. Dengan hal tersebut, kelelawar tidak membutuhkan mata untuk beraktivitas di malam hari./Comfreak)

Beberapa hewan nokturnal dapat bergerak dengan senyap yang dapat membantu mereka menyergap mangsa lebih mudah. Misalnya, seekor kucing memiliki bulu tebal dan bantalan kaki lembut yang membantunya menyelinap tanpa suara saat bergerak mencari makan. Sementara, burung hantu dapat terbang dan menukik tajam tanpa suara.

Burung hantu memiliki serangkaian fitur sayap dan bulu unik yang memungkinkan mereka meredam suara yang disebabkan oleh gerakan. Mereka memiliki sayap besar relatif terhadap massa tubuh mereka, yang memungkinkan mereka terbang sangat lambat dengan meluncur tanpa suara dengan sedikit kepakan sayap.

Habitat hewan nokturnal pada umumnya, yaitu hutan, kota, peternakan, dan taman. Pada siang hari, hewan nokturnal biasanya tidur di liang atau sarang. Menjadi aktif saat malam hari, memungkinkan hewan nokturnal untuk berkembang di lingkungan alami mereka. Misalnya, karena gurun sangat panas saat siang hari, banyak spesies gurun yang aktif di malam hari.