Garam secara umum dikenal sebagai bahan yang memiliki banyak manfaat sejak zaman dulu. Selain digunakan untuk memasak, garam juga digunakan untuk mengawetkan bahan makanan seperti ikan dan daging. Selain dimanfaatkan untuk olahan makanan, garam juga jadi obat untuk meredakan masalah kesehatan dan membersihkan peralatan tertentu.

Manfaat dari garam juga tergantung pada jenis yang digunakan. Garam yang digunakan untuk memasak pada umumnya jauh lebih mudah ditemukan dan harganya juga lebih murah. Namun, beberapa jenis produk garam memiliki harga yang fantastis.

Ada alasan dan latar belakang yang membuat garam-garam tersebut memiliki harga yang sangat mahal, hingga ratusan kali lipat dibandingkan garam biasa. Berikut produk garam dengan harga termahal di dunia.

BORA BORA SEA SALT

Bora Bora sea salt atau garam laut Bora Bora merupakan produk garam yang berasal dari kepulauan Bora Bora. Garam yang mulai diproduksi tahun 2013 ini, dibuat di pulau Temahu yang lokasinya sangat jauh dari pulau-pulau lainnya.

Hal ini membuat pulau tersebut dikelilingi air laut yang jernih dan jauh dari polusi, sehingga menghasilkan garam murni. Produk garam laut Bora Bora ini juga memiliki sertifikat lulus uji mutu HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).

Uniknya, garam yang masih diproduksi secara manual dengan pengeringan menggunakan sinar matahari ini dijual murni, maupun dengan varian campuran rempah lain seperti kunyit dan vanila. Tidak jarang garam ini dijadikan sebagai hadiah karena dikemas dalam botol keramik yang dapat di-custom. Harga Bora Bora sea salt kemasan 30 gram adalah 31,95 dolar AS, atau setara dengan Rp475 ribu rupiah.

KOREAN BAMBOO SALT (JUGYEOM)

Korean bamboo salt atau garam bambu Korea merupakan jenis garam yang telah digunakan masyarakat Korea sebagai bahan obat sejak ratusan tahun silam. Garam ini merupakan garam biasa yang dicampur dengan beberapa bahan lain, lalu dimasukkan ke dalam bambu dan dipanggang dengan suhu tinggi.

Proses pemanggangan garam dilakukan dengan suhu di atas 800 derajat Celsius selama berhari-hari. Proses ini dilakukan sebanyak 9 kali, membuat mineral yang ada pada bambu meresap ke dalam garam, warna garam berubah, dan tekstur garam menjadi keras seperti batu.

Dibutuhkan total waktu 40-50 hari untuk membuat garam bambu Korea ini. Satu kemasan kecil jugyeom seberat 140 gram dijual seharga 15,90 euro atau setara dengan Rp240 ribu rupiah.

IBURI-JIO CHERRY SMOKED SALT

Iburi-jio cherry smoked salt merupakan jenis garam dari Jepang yang mulai muncul pada tahun 2002. Garam ini diperoleh dari air laut di kedalaman pesisir pantai Jepang. Proses untuk memperoleh garamnya juga unik. Air laut  yang diambil dari kedalaman diuapkan dalam tungku yang dipanaskan dengan kayu. Air dipanaskan hingga mengering dan hanya menyisakan butiran garam.

Setelah proses penguapan air yang memakan waktu hingga tiga hari, garam kemudian kembali dikeringkan dengan cara dipanggang dengan menggunakan kayu pohon ceri. Proses pemanggangan ini membuat garam memiliki aroma dan rasa yang khas serta warna kecoklatan. Sekitar 100 gram Iburi-jio cherry smoked salt dijual seharga 19,99 dolar AS atau sekitar Rp295 ribu rupiah.

ICELANDIC LAVA SALT

Secara umum, lava salt adalah garam laut yang berwarna hitam. Sebab tercampur dengan arang aktif yang berasal dari batuan lava, dan kebanyakan berasal dari Hawaii. Icelandic lava salt juga salah satu jenis garam berwarna hitam yang diperoleh dari lautan Islandia. Garam berwarna mencolok ini terbentuk dari campuran activated charcoal yang berasal dari batuan vulkanik Islandia.

Uniknya, lava salt ini memanfaatkan panas bumi dalam proses pengeringan garam, sehingga lebih alami. Arang aktif yang terkandung dalam garam ini juga bermanfaat sebagai detoks yang baik untuk kesehatan.

Produk Icelandic lava salt berpuluh kali lebih mahal dibandingkan garam biasa. Untuk satu kemasan kecil garam seberat 23 gram, dijual dengan harga 10 dolar AS atau setara dengan Rp148 ribu rupiah.

KILAUEA ONYX SALT

Kilauea onyx salt berbeda dengan lava salt biasa yang juga berwarna hitam. Selain karena warnanya hitam obsidian, garam ini memiliki tekstur yang lebih lembab dan halus. Proses pengeringan garam juga memanfaatkan panas matahari dengan tambahan batu lava hitam murni. Garam ini umumnya digunakan dengan menaburkannya di atas masakan seperti ikan dan daging, maupun di atas sajian buah.

Jenis garam hitam satu ini dibuat di Hawaii, tepatnya di pulau kecil Molokai. Sebab Molokai merupakan pulau yang cukup terpencil, air laut di pulau ini masih murni dan jauh dari polusi. Dilansir The Meadow, satu kemasan kecil Kilauea onyx salt seberat 30 gram, dijual dengan harga 11 dolar AS atau sekitar Rp163 ribu rupiah.

KAMEBISHI SOY SALT

Seperti namanya, soy salt atau garam kedelai adalah garam yang diperoleh dari ekstrak kedelai. Produsen garam jenis ini, yaitu Kamebishi menggunakan teknologi untuk mengubah cairan kecap jepang atau shoyu menjadi butiran padat.

Ide mengubah cairan shoyu menjadi butiran padat muncul karena koki-koki profesional yang membutuhkan alternatif bumbu dari fermentasi kedelai. Namun bukan dalam bentuk cair atau shoyu.

Shoyu yang digunakan untuk membuat garam kedelai kamebishi diolah dan difermentasikan secara tradisional. Untuk meningkatkan cita rasa umami, shoyu difermentasikan selama tiga tahun sebelum diubah menjadi garam. Garam kedelai ini dijual seharga 40 dolar AS, atau sekitar Rp595 ribu rupiah per kemasan 80 gram.

SAFFRON SALT

Saffron salt adalah garam yang diperoleh dengan mencampurkan garam laut dengan saffron. Saffron merupakan rempah yang berasal dari bunga dan merupakan rempah dengan harga termahal di dunia. Tidak mengherankan jika garam saffron juga terhitung sebagai salah satu jenis garam dengan harga termahal di dunia.

Campuran saffron membuat garam ini memiliki warna kekuningan dan aroma yang kuat. Garam aromatik ini akan memberi cita rasa yang kuat walau ditambahkan dalam jumlah sedikit ke dalam masakan. Satu kemasan garam saffron dengan berat 33 gram, dijual seharga 18 dolar AS atau sekitar Rp265 ribu rupiah.