Tindakan kriminal pembunuhan banyak terjadi di dunia ini. Motifnya ada bermacam-macam, seperti adanya perbedaan pendapat, dendam, atau bahkan masalah harta. Pembunuhan juga dapat terjadi tanpa terencana, dan ada juga yang merupakan pembunuhan berencana. Biasanya, pelaku pembunuhan ini adalah orang dewasa. Namun, ternyata ada juga kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak-anak. Berikut beberapa anak yang menjadi tersangka pelaku pembunuhan.

Craig Chandler PriceĀ 

Craig, dikenal sebagai pembunuh berantai dari Warwick, Rhode Island, Amerika Serikat. Dia kedapatan membunuh 4 orang, yang semuanya adalah tetangganya. Kejahatan itu dia lakukan saat umurnya 13 dan 15 tahun. Kasus pertama terjadi pada tanggal 27 Juli 1987, saat usia Craig masih 13 tahun. Saat itu, pada malam hari, Craig membobol rumah tetangganya yang hanya berjarak dua rumah dari rumahnya. Di rumah tetangganya itu, Craig mengambil pisau dari dapur, dan membunuh seorang wanita bernama Rebecca Spencer. Craig menikamnya sebanyak 58 kali.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 1 September 1989, saat Craig berusia 15 tahun, dia pun kembali membunuh 3 orang tetangganya, yaitu Joan Heaton, beserta dua orang putrinya, Jennifer dan Melissa. Saat itu, Craig sedang mabuk akibat menghisap ganja. Joan ditikam sebanyak 57 kali, sementara Jennifer mendapatkan luka tusukan sebanyak 62 kali. Melissa sendiri mendapatkan 30 kali tusukan, dan kepalanya pecah. Craig akhirnya mengaku bahwa dia adalah pelaku dari semua pembunuhan itu. Walau demikian, tidak ada ekspresi menyesal dalam wajahnya, dan saat mengaku dia terbilang cukup tenang. Mengenai motifnya, diduga karena masalah perbedaan warna kulit atau rasisme yang memang masih terjadi pada saat itu.

David Brom

Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh David Brom terjadi pada tanggal 3 Oktober 1971. Pada saat itu, umur David masih 16 tahun. Diketahui David telah membunuh semua anggota keluarganya, yaitu ayah, ibu, dan semua saudaranya dengan menggunakan kapak. Siang hari pada tanggal 3 Oktober 1971, polisi menemukan mayat dari semua keluarga Brom, yaitu Bernard, Paulette, Diane, and Richard. Mereka semua tewas dengan luka bacok di kepala dan badan. Polisi juga menemukan senjata yang digunakan untuk membunuh mereka, yaitu kapak yang berada ruang bawah tanah rumah mereka. Namun, mereka tidak menemukan dua anggota keluarga lainnya, yaitu David dan Joe.

Polisi pun menginvestigasi kasus ini sampai ke sekolah David. Di sekolah David, salah seorang staf sekolah mendengar adanya rumor bahwa David yang membunuh semua keluarganya. Hal itu diperkuat lagi oleh pernyataan seorang teman perempuan David. Pagi hari tanggal 3 Oktober 1971 itu, gadis teman David yang tidak diketahui namanya itu dicegat oleh David agar mau bolos sekolah bersamanya. Setelah itu, David pun membeberkan bagaimana cara dia membunuh semua keluarganya.

Menurut gadis tersebut, pada malam sebelumnya, 2 Oktober 1971, pukul 11:30, David terlibat pertengkaran hebat dengan ayahnya. Setelah itu, David pun tetap terjaga hingga jam 3 pagi. Kemudian, David pun beranjak untuk membunuh semua keluarganya, dimulai dari ayahnya terlebih dulu. Gadis itu mengatakan bahwa walau David sudah membunuh ayahnya, ayah David itu masih tetap bisa bangun. Karena itu dia memukulnya berkali-kali dengan kapak. Setelah ayahnya tewas, David pun membunuh ibunya, dan saudara-saudaranya. David berhasil ditangkap pada tanggal 19 Februari 1988. Kemudian pada 16 Oktober 1989, David dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Jasmine Richardson

Jasmine beserta dengan pacarnya, Jeremy, menghabisi seluruh keluarga Jasmine, yaitu Marc dan Debra selaku orang tua Jasmine, dan Jacob, adik dari Jasmine. Padahal, saat waktu pembunuhan, Jasmine masih berusia 12 tahun. Kasus ini terjadi di Kanada pada tanggal 23 April 2006. Saat itu, Jeremy, pacar Jasmine, diketahui masuk ke rumah Jasmine dan membunuh kedua orang tuanya. Kemudian Jeremy menyuruh Jasmine untuk menusuk adiknya, Jacob. Jasmine lalu menusuk adiknya sekali dan Steinke mengambil alih dengan menggorok leher adiknya tersebut.

Tidak lama, mayat dari ketiga keluarga Jasmine ditemukan di rumahnya. Namun, Jasmine tidak ditemukan di rumah tersebut, dan diduga menjadi korban pembunuhan juga oleh polisi. Dugaan polisi terbukti keliru, karena ternyata Jasmine adalah otak dari pembunuhan keluarganya itu. Sehari kemudian, Jasmine dan pacarnya, Jeremy, yang berusia 23 tahun, ditangkap di Leader, Saskatchewan, Kanada. Motif dari pembunuhan tersebut dikarenakan orang tua Jasmine tidak setuju dengan hubungan Jasmine dan Jeremy. Pasalnya, mereka berdua berbeda umur cukup jauh. Tidak hanya keluarganya saja, teman-teman Jasmine juga tidak setuju dengan hubungan mereka berdua.

Jesse Pomeroy

Jesse dapat dibilang sebagai pembunuh berantai termuda dalam sejarah Massachusetts, Amerika Serikat. Jesse lahir pada tahun 1859. Pada usianya yang belum mencapai 12 tahun, dia sudah membunuh sekitar 9 orang, yang semuanya adalah anak-anak yang lebih muda darinya. Pada tahun 1871 sampai 1872, dilaporkan ada beberapa serangan pada anak-anak yang dilakukan oleh anak yang sedikit lebih tua dari mereka. Walau demikian, belum ada seorang pun yang ditahan. Kesamaan dari serangan terhadap anak-anak tersebut adalah kebrutalan yang dilakukan oleh pelaku. Korban dipukuli dengan tangan dan juga sabuk, dan terkadang dilukai dengan pisau. Ternyata, pelaku dari penyerangan itu adalah Jesse.

Setelah itu, Ruth, ibu dari Jesse, mengajak Jesse dan juga kakaknya, Charles, untuk pindah ke luar kota. Di kota tempat tinggal baru mereka, yaitu South Boston, ternyata serangan dari Jesse masih terus dilakukan. Kali ini, Jesse pun ditahan, dan terbukti bersalah atas apa yang dia lakukan itu. Dia pun dihukum penjara di Penjara Anak-anak Massachusetts. Tahun 1874, tepatnya pada bulan Februari, dalam usia 14 tahun, Jesse pun bebas dan dikembalikan ke ibu dan kakaknya di South Boston. Saat itu, ibu Jesse sudah membuka usaha jahit, dan kakaknya, Charles, berjualan koran.

Pada tahun yang sama, bulan Maret, ada sebuah kasus orang hilang bernama Katie Curran, seorang anak perempuan berumur 10 tahun. Dia diduga diculik oleh orang tidak dikenal. Sekitar sebulan kemudian, tanggal 22 April 1874, muncul kasus lain, yaitu ditemukannya mayat dari bocah bernama Horace Millen dengan kondisi tubuh yang sudah terpotong-potong. Polisi pun kembali mencurigai Jesse, walau masih kurang bukti. Namun, beberapa lama kemudian, polisi pun menemukan mayat Katie, di ruang bawah tanah tempat ibu Jesse membuka jasa penjahitan. Jesse pun kembali ditangkap, dan dinyatakan bersalah atas kasus tersebut pada tanggal 10 Desember 1874, serta mendapat hukuman penjara seumur hidup. Jesse meninggal dunia pada tanggal 29 September 1932.

Mary Bell

Jika dilihat sekilas, Mary Bell hanya seorang gadis kecil berusia 11 tahun yang menggemaskan. Ternyata, di balik kepolosannya itu, dia adalah seorang psikopat dan pembunuh yang keji. Dia diketahui telah membunuh dua anak laki-laki kecil di pinggiran Newcastle, Inggris. Mary yang lahir pada 26 Mei 1957 memang dikenal sebagai anak yang bermasalah, dan sering melakukan kekerasan pada teman-temannya dengan mencekik mereka. Semua temannya jelas takut padanya, kecuali satu orang bernama Norma Bell, yang menjadi teman baiknya.

Kasus pertama terjadi pada tanggal 25 Mei 1968. Saat itu, seorang anak bernama Martin Brown dilaporkan hilang, dan kemudian ditemukan sudah menjadi mayat di sebuah rumah kosong. Polisi menganggap Martin meninggal akibat kecelakaan, karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya. Padahal, aslinya Martin tewas dibunuh oleh Mary. Saat itu, bekas cekikan Mary tidak terlihat oleh polisi di tubuh Martin. Mary pun bebas dari hukuman penjara. Kasus kedua terjadi pada 31 Juli 1968. Pada tanggal tersebut, seorang anak berusia 3 tahun bernama Brian Howe ditemukan tewas karena dicekik dan tubuhnya dimutilasi.

Saat itu, Mary dan Norma memang ada di TKP, dan kemudian jadi tersangka utama. Mereka pun akhirnya mengakui kejahatan mereka dan dijatuhi hukuman penjara selama 12 tahun. Pada tanggal 14 Mei 1980, Mary Bell, yang sudah berusia 23 tahun akhirnya bebas dari penjara. Setelah dibebaskan, Mary mencoba untuk memulai kehidupan baru dengan bekerja dan kuliah. Mary lalu diketahui menikah dengan seorang pria pujaan hatinya dan dikaruniai seorang anak.