Para Pemimpin Negara Yang Dibunuh Oleh Rakyatnya Sendiri
Demonstrasi dinilai sebagai metode paling efektif agar pemerintah hingga pemimpin negara dapat mendengarkan aspirasi masyarakat yang merasa tertindas dan tidak merasakan adanya keadilan yang merata.
Selama melakukan demonstrasi, masyarakat yang tidak terlibat merasa gerah melihat para pendemo yang tidak mampu mengontrol emosinya hingga merusak fasilitas umum.
Namun, ada beberapa kelompok yang nekat melakukan aksi bengis untuk meluapkan rasa kekecewaan terhadap keputusan setimpang yang dibuat oleh pemimpin negara, seperti pembunuhan.
Berikut adalah daftar pemimpin negara yang tewas dibunuh oleh rakyatnya yang dikutip dari berbagai sumber:
ABRAHAM LINCOLN
Abraham Lincoln adalah presiden ke-16 Amerika Serikat (1861-1865), sosok yang mempertahankan Union selama Perang Saudara Amerika dan membawa emansipasi budak. Lincoln tewas dibunuh oleh John Wilkes Booth, seorang aktor dan simpatisan Konfederasi, pada 14 April 1865.
Setelah penyelidikan lebih lanjut, Booth sengaja melakukan aksi bengis ini karena ia adalah orang yang sangat mendukung perbudakan. Ia sangat marah dan kecewa saat Lincoln membuat kebijakan Proklamasi Emansipasi pada tahun 1863 untuk membebaskan para budak. Sehingga pada akhirnya, dia dan komplotannya merencanakan pembunuhan terhadap Lincoln dan pejabat tinggi lainnya dalam pemerintahan Union.
ANWAR SADAT
Anwar Sadat adalah Presiden Mesir Ketiga yang dibunuh pada 6 Oktober 1981 saat parade militer di Kairo. Aksi pembunuhan ini dilakukan oleh kelompok militan Islamis yang dipicu dari kemarahan kepada Sadat yang menandatangani Perjanjian Camp David pada tahun 1978, sebuah perjanjian damai antara Mesir dan Israel pada tahun 1979. Keputusan Sadat ini dinilai sebuah tindakan pengkhianatan terhadap perjuangan Palestina dan dunia Arab.
BENNAZIR BHUTTO
Benazir Bhutto adalah mantan Perdana Menteri Pakistan yang dibunuh pada 27 Desember 2007. Benazir Bhutto sering menjadi sasaran ancaman dari kelompok ekstremis Islam, termasuk Taliban dan Al-Qaeda.
Dia dikenal memiliki sikap moderat dan pro-Barat, serta mendukung perang melawan terorisme yang dipimpin oleh Amerika Serikat hingga membuatnya menjadi target bagi kelompok-kelompok ekstremis tersebut.
Banyak yang tidak menyukai keputusan dan sikapnya, akhirnya Benazir Bhutto dibunuh dalam serangan bom bunuh diri pada 27 Desember 2007. Pelaku bom bunuh diri itu adalah pemuda bernama Bilal yang berusia 15 tahun. Kelompok Taliban Pakistan mengklaim bertanggung jawab atas serangan terorisme tersebut, mereka mengaku meminta Bilal untuk melakukan aksi pembunuhan Benazir.
INDIRA GANDHI
Indira Gandhi, mantan Perdana Menteri India, dibunuh pada 31 Oktober 1984 oleh dua pengawalnya. Pembunuhan ini merupakan reaksi terhadap Operasi Blue Star, sebuah operasi militer yang diperintahkan oleh Indira Gandhi pada bulan Juni 1984 untuk mengusir militan Sikh yang bersenjata dari Harmandir Sahib (Kuil Emas) di Amritsar, Punjab, tempat suci agama Sikh.
JAMES GARFIELD
James A. Garfield, adalah presiden ke-20 Amerika Serikat yang dibunuh oleh Charles J. Guiteau, seorang pengacara dan penulis. Guiteau adalah pendukung Garfield dalam masa kampanye Presiden, namun ia merasa dikhianati oleh pemerintahan Garfield karena tidak mendapatkan posisi pemerintahan yang diharapkan. Rasa kekecewaan serta gangguan mental memicu adrenalin yang membuat dirinya melakukan pembunuhan tersebut.
JOHN F. KENNEDY
John F. Kennedy, presiden ke-35 Amerika Serikat, ditembak di dalam mobilnya saat sedang melakukan konvoi bersama Gubernur Texas John Connally pada Hari Jumat, 22 November 1963 di Dallas, Texas, AS.
Pembunuhan ini diketahui dilakukan oleh mantan personel marinir AS berusia 24 tahun, Lee Harvey Oswald. Namun, sang tersangka dikabarkan tewas sebelum diadili. Hingga saat ini, tidak ada satu pihak yang tahu motivasi pembunuhan yang dilakukan oleh Oswald.
MOAMMAR KHADAFI
Moammar Khadafi adalah pemimpin Libya selama lebih dari 40 tahun, yang dibunuh oleh rakyatnya pada tahun 2011. Selama masa kepemimpinannya, warga Libya menduga bahwa Khadafi memanfaatkan kekuasaannya untuk kepentingan dirinya sendiri.
Walau Libya memiliki cadangan minyak yang besar, sumber daya alam itu tidak membawa kesejahteraan yang merata bagi rakyat Libya, sehingga ia dituduh melakukan mega korupsi. Pada Februari 2011, pemberontakan mulai terjadi. Pada tanggal 20 Oktober 2011, Khadafi ditemukan dan dibunuh oleh pemberontak di dekat kampung halamannya di Sirte.
RAJIV GANDHI
Rajiv Gandhi adalah mantan Perdana Menteri India yang dibunuh pada tanggal 21 Mei 1991 oleh kelompok teroris. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh seorang wanita pelaku bom bunuh diri bernama Thenmozhi Rajaratnam (juga dikenal sebagai Dhanu), yang terkait dengan organisasi teroris bernama Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE).
Pembunuhan ini terjadi karena dalam masa pemerintahan Rajiv Gandhi, ia mengirim Pasukan Perdamaian India (IPKF) ke Sri Lanka pada tahun 1987 berdasarkan Perjanjian Indo-Sri Lanka.
Tujuannya adalah untuk menengahi konflik antara pemerintah Sri Lanka dan LTTE, kelompok militan yang memperjuangkan negara Tamil merdeka di utara dan timur Sri Lanka. Namun, keterlibatan India ini tidak diterima baik oleh LTTE, yang melihatnya sebagai campur tangan dalam perjuangan mereka.
TSAR NIKOLAI II
Tsar Nikolai II, Tsar terakhir Rusia, dibunuh bersama keluarganya oleh kaum Bolshevik pada tahun 1918, karena banyak rakyatnya yang merasa tidak puas di masa pemerintahannya. Ketidakpuasan rakyat memuncak dalam Revolusi Februari 1917, yang mengakibatkan Tsar Nikolai II turun tahta.
Kaum Bolshevik berhasil mengambil ahli kekuasaan negara untuk sementara, namun mereka takut pasukan Tsar yang setia akan merebut kembali kekuasaan itu. Untuk menghilangkan ancaman ini dan mencegah kembalinya monarki, kaum Bolshevik memutuskan untuk mengeksekusi Tsar Nikolai II dan keluarganya. Pada malam 17 Juli 1918, mereka dieksekusi di Ekaterinburg.
YITZHAK RABIN
Yitzhak Rabin adalah Perdana Menteri Israel yang dibunuh pada 4 November 1995 oleh Yigal Amir, seorang ekstremis sayap kanan Israel. Ia adalah orang yang memainkan peran penting dalam Proses Perdamaian Oslo, serangkaian perjanjian antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada 1990-an.
Kesepakatan ini bertujuan untuk mencapai penyelesaian damai konflik Israel-Palestina. Tapi sayangnya, banyak warga Israel yang menentang keras Proses Perdamaian Oslo dan merasa bahwa memberikan tanah kepada Palestina adalah pengkhianatan terhadap warisan sejarah dan agama Yahudi.
Yigal Amir, seorang mahasiswa hukum dan aktivis sayap kanan, percaya bahwa Rabin mengkhianati Israel dengan menandatangani Perjanjian Oslo. Amir menganggap bahwa membunuh Rabin adalah tindakan yang diperlukan untuk menghentikan proses perdamaian dan melindungi tanah Israel.