Pada umumnya, pemimpi dunia merupakan laki – laki karena mempunyai fisik kuat dan lebih agresif dibandingkan kaum perempuan. Misalnya Jenghis Khan yang menghancurkan kebudayaan Islam di Bagdad atau Hitler yang melakukan genosida terhadap kaum Yahudi di Jerman. Namun ternyata berdasarkan sejarah pemimpin dunia tidak hanya kaum laki – laki. Ada beberapa negara atau kerajaan yang dipimpin oleh pemimpin perempuan.

Terkadang, dalam memimpin mereka tidak kalah agresif dari pemimpin laki – laki. Karena terlalu agresif, terkadang mereka menimbulkan kontroversi dari cara kepemimpinannya. Berikut pemimpin wanita yang kontroversial.

Ratu Mary I

Mary I merupakan pemimpin dari Kerajaan Inggris pertama yang berjenis kelamin perempuan. Dia menggantikan adik tirinya yang meninggal di usia 15 tahun. Ratu yang berkuasa dari 6 Juli 1553 hingga 19 Juli 1553 ini dikenal sebagai ratu darah atau Bloody Mary. Julukan itu diberikan karena dia menetapkan bahwa Kerajaan Inggris menganut agama Katolik Roma, sehingga membuat kaum Kristen Protestan melakukan protes akan tindakan Ratu Mary itu. Akibatnya, Ratu Mary I melakukan pembalasan dengan cara membakar hidup – hidup para penentangnya.

Ratu Mary I menikah dengan Pangeran Philip II dari Spanyol. Dimana pernikahan itu terjadi atas politik karena Kerajaan Spanyol menganut agama Katholik Roma. Namun pernikahan itu tidak berjalan bahagia karena Ratu Mary I tidak hamil. Hal tersebut membuat Pangeran Philip II pergi meninggalkan dia. Hal ini membuat Ratu Mary I sakit bahkan karena sakit parah menyebabkan dia kehilangan penglihatan. Akhirnya dia meninggal dunia dan tahta Kerajaan Inggris jatuh ke tangan kakak tirinya, Ratu Elisabeth I.

Cleopatra

Ratu Cleopatra adalah ratu dari Kerajaan Mesir yang berkuasa pada tahun 30 SM. Ratu cantik yang lahir tahun 69 SM ini merupakan anak Raja Ptolemy XII. Namun sayangnya terjadi kudeta di kerajaan ayahnya yang dilakukan oleh pemberontak Berenike IV, hal ini pun membuat Ratu Cleopatra melarikan diri ke wilayah pinggiran.

Bertepatan itu di Kerajaan Romawi pimpinan Yulius Caesar terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Pompei. Namun pemberontakan ini gagal sehingga Pompei melarikan diri ke Mesir. Setelah itu Pompei ditangkap oleh Cleopatra yang kemudian kepala Pompei diserahkan kepada Yulius Caesar. Ternyata saat menyerahkan kepala Pompei itu Ratu Cleopatra membungkus dirinya dengan selimut, dan menyerahkan dirinya ke hadapan Yulius Caesar. Akhirnya Yulius Caesar bertekuk lutut kepada Ratu Cleopatra karena kemolekan tubuh dan kecantikan yang dimilikinya. Hal ini pun dimanfaatkan oleh Ratu Cleopatra untuk meminta bantuan Yulius Caesar untuk mengusir pemberontak Berenike IV, sekaligus menjadikannya sebagai raja di Mesir.

Akhirnya, Yulius Caesar pun menuruti kemauan Ratu Cleopatra. Setelah mengalahkan pasukan Berenika IV, Ratu Cleopatra menjadi penguasa Mesir. Dengan bermodalkan tubuh indahnya, Ratu Cleopatra meminta Yulius Caesar untuk mengalahkan pemberontakan di Kerajaan Mesir. Hal ini dibuktikan dengan adanya insiden terbakarnya perpustakaan negara di Alexandria.

Seiring berjalannya waktu, Yulius Caesar turun tahta dan diganti oleh Markus Antonius melalui kudeta sipilnya. Kemudian Ratu Cleopatra memanfaatkan keindahan tubuhnya untuk memikat Markus Antonius, dengan imbalan bekerja sama melindungi Kerajaan Mesir dari serangan negara lain. Namun seiring berjalannya waktu, Kerajaan Romawi di bawah pimpinan Markus Antonius terjadi pemberontakan besar yang dilakukan oleh Oktavianus. Dalam pemberontakan ini, Markus Antonius berhasil dikalahkan. Ketika Kerajaan Mesir dikalahkan oleh Oktavianus, Ratu Cleopatra pun bunuh diri dengan ular berbisa yang dimilikinya.

Ranavalona I

Ranavalona I adalah penguasa dari Kerajaan Madagaskar yang berkuasa dari tahun 1828 hingga tahun 1861. Ratu yang lahir pada tahun 1778 ini memperoleh jabatan tersebut setelah sang ayah meninggal dunia pada tanggal 27 Juli 1828. Setelah menjadi raja, dia menghukum para pesaing politik dan anggota keluarga lainnya yang berpotensi untuk menjadi raja.

Kekuasaan Ratu Ranavalona I dikenal dengan dua kebijakan utamanya. Yaitu, memberlakukan kerja paksa bila tidak bisa membayar pajak dan membantai para penganut Agama Kristen di Kerajaan Madagaskar. Dia membuat aturan, bagi rakyat yang tidak bisa membayar pajak harus menggantinya dengan ikut kerja paksa. Sehingga tidak mengherankan jika Kerajaan Madagaskar begitu maju karena mendapatkan tenaga kerja gratis dalam pembangunan infrastruktur kerajaan.

Ratu Ranalova I juga membuat aturan tegas, barang siapa menolak membayar pajak yang tinggi atau menolak kerja paksa sebagai gantinya maka akan dibunuh. Akibatnya angka kematian di Kerajaan Madagaskar sangat tinggi dan hal ini hanya terjadi dalam kurun waktu 6 tahun saja, yakni tahun 1833 hingga tahun 1839. Penduduk ibu kota yang awalnya 750.000 jiwa, menjadi 130.000 nyawa.

Ratu Ranavalona I sangat menentang adanya agama baru di Kerajaan Madagaskar, yakni Agama Kristen. Menurutnya, agama dapat membuat militer memberontak karena diajarkan oleh bangsa Eropa yang terkenal sebagai bangsa penjajah. Pada tanggal 26 Februari 1835 melarang adanya Agama Kristen di Kerajaan Madagaskar kecuali bila siap dihukum mati. Akibatnya, barang siapa terbukti berkaitan dengan Agama Kristen seperti menyimpan Alkitab akan dihukum mati dan disiksa. Caranya sangat sadis, yaitu digantung di dekat istana. Jumlah orang yang digantung, total ada delapan orang. Sedangkan sisanya dipenjara atau didenda.

Ada pula percobaan Tangena atau menelan racun yang ada pada tanaman kacang tangena. Ini ditujukan kepada mereka yang dituduh melakukan sihir. Setelah makan kacang beracun, bila masih hidup maka bukan penyihir. Namun bila setelah makan kacang dan meninggal, maka dia adalah penyihir. Hasilnya, pada tahun 1820 sebanyak 1.000 tewas dan tahun 1838 sebanyak 100.000 tewas

Ratu Isabel

Ratu Isabel dari Spanyol lahir tanggal 22 April 1451. Dia menjadi salah satu pemimpin Spanyol yang membawa kemajuan bagi Spanyol. Saat dia berkuasa dari 11 Desember 1474 hingga 26 November 1504, banyak kemajuan yang dirasakan. Seperti pemberantasan kejahatan dengan menciptakan Pasukan Persaudaraan Suci. Pasukan ini bertugas berpatroli dan menghabisi para penjahat yang meresahkan wilayah Spanyol.

Dia juga melunasi hutang dari raja terdahulu dengan cara menjual tanah terluar wilayah Kerajaan Spanyol. Dia juga mendanai Christopher Columbus untuk menemukan wilayah jajahan lain, yang menjadi cikal bakal kolonialisme Spanyol di dunia.

Dia juga berhasil mengalahkan Sultan Muhammad XII, penguasa Kerajaan Granada. Setelah itu para umat muslim dipaksa untuk masuk agama Kristen, dan bila menolak akan dipenjara atau diusir. Pada masa selanjutnya, banyak kaum muslim yang menetap di Afrika Utara. Terhadap kaum Yahudi juga diberlakukan sama, bila tidak beralih menjadi muslim maka akan dipenjara atau diusir. Begitu pula masjid di Kerajaan Granada yang kemudian diganti menjadi gereja. Buku manuskrip muslim juga dibakar habis.