Aturan Aneh Yang Pernah Ada Di Inggris
Sejarah Inggris tidak hanya terbatas tentang penjajahan dan konflik perebutan tahta. Hal yang saat ini lazim ditemui ternyata pernah terlarang di Inggris pada masa lalu. Berikut ini adalah hal-hal yang pernah dilarang di Inggris.
SEPAK BOLA
Sepak bola merupakan salah satu olah raga yang populer dan diminati oleh berbagai kalangan. Tidak hanya di Inggris, bahkan di dunia. Saat ini, Liga Inggris menjadi salah satu kompetisi sepak bola yang paling diminati di dunia. Saat tim-tim peserta Liga Inggris bertanding, jutaan atau bahkan milyaran pasang mata menonton pertandingan tersebut dari berbagai belahan dunia.
Inggris juga dikenal sebagai salah satu negara pertama di mana sepak bola banyak dimainkan. Karena itu, tidak mengherankan jika banyak klub sepak bola asal Inggris yang sudah terbentuk sejak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Contohnya Arsenal, klub yang dijuluki “The Gunners” itu sudah terbentuk sejak tahun 1886.
Dengan melihat tingginya minat rakyat Inggris terhadap sepak bola, cukup mengejutkan untuk mengetahui kalau negara tersebut sempat melarang permainan sepak bola. Pada tahun 1314, raja Edward II melarang permainan sepak bola karena dianggap menimbulkan kegaduhan dan hanya akan memberi dampak negatif.
Pada tahun 1363, raja Edward III mengeluarkan larangan lebih jauh terkait olah raga. Selain melarang sepak bola, ia juga melarang olah raga lainnya dan mengharuskan orang-orang untuk melakukan olah raga panahan.
Larangan terhadap sepak bola diduga juga ada kaitannya dengan faktor kecemburuan sosial. Sepak bola dianggap sebagai kegiatan rakyat jelata, karena bisa dimainkan secara beramai-ramai dengan perlengkapan sederhana.
Jadi untuk menunjukkan supremasi kaum bangsawan atas rakyat jelata, larangan bermain sepak bola pun dikeluarkan agar rakyat jelata tidak dapat bersenang-senang. Pelarangan bermain sepak bola juga diharapkan mendorong mereka untuk mendalami aktivitas fisik yang berguna saat perang.
BOWLING
Bowling adalah olah raga yang terlihat sederhana, namun membutuhkan keterampilan khusus. Dalam permainan bowling, pemain harus menggelindingkan bola ke arah pin yang bentuknya menyerupai botol yang ditata sedemikian rupa. Tugas pemain adalah merobohkan pin sebanyak mungkin hanya dengan sekali lemparan.
Bowling sekarang merupakan olah raga yang cukup populer, termasuk di Inggris. Namun, jika dilihat mundur hingga berabad-abad silam, olah raga ini ternyata pernah dilarang di negara tersebut. Pada tahun 1366, raja Edward III pernah melarang bowling agar semua rakyatnya melakukan olah raga panahan. Kebetulan pasukan Inggris pada masa itu terkenal dengan kehebatan pasukan pemanahnya. Jika banyak rakyat Inggris yang mahir memanah, maka akan mudah bagi raja Inggris untuk mendapatkan prajurit pemanah baru.
Larangan bowling kembali diberlakukan oleh raja Henry VIII yang bertahta pada abad ke-16. Seperti halnya Edward, larangan tersebut juga dibuat oleh Henry agar rakyat Inggris fokus mendalami olah raga panah.
Henry sendiri sebenarnya gemar bermain bowling. Oleh karena itu, walau awalnya ia melarang bowling, larangan tersebut perlahan mulai dilonggarkan. Seseorang diperbolehkan bermain bowling jika ia sudah membayar pajak sebesar 100 poundsterling. Orang yang ingin bermain bowling, hanya boleh melakukannya di dalam ruangan.
PERAYAAN NATAL
Inggris merupakan negara yang penduduknya mayoritas beragama Kristen. Cukup mengejutkan untuk mengetahui jika Inggris di masa lalunya sempat melarang Natal. Larangan tersebut pertama kali dikeluarkan pada tahun 1659.
Golongan Puritan yang sedang mendominasi parlemen Inggris pada masa itu menjadi kelompok di balik keluarnya larangan tersebut. Puritan adalah sebutan untuk golongan Kristen di Inggris dengan cara pandang yang dapat dikatakan cenderung kolot.
Menurut golongan Puritan, Natal tidak perlu dirayakan karena perayaan Natal adalah tradisi bawaan dari golongan pagan (golongan penganut agama lain sebelum masuknya agama Kristen).
Selain melarang pesta Natal, golongan Puritan juga melarang hal-hal yang banyak ditemui pada pesta Natal. Mulai dari pohon Natal, dekorasi bertema Natal, hingga puding. Mereka juga melarang orang berdansa, bermain, dan minum bersama pada saat hari Natal.
Agar tidak ada yang merayakan Natal secara sembunyi-sembunyi, golongan Puritan mewajibkan toko-toko tetap buka pada hari Natal. Mereka juga giat melakukan sosialisasi di kota-kota setiap menjelang Natal untuk mengingatkan jika tidak ada yang namanya perayaan Natal.
Larangan Natal tersebut tidak berlangsung lama, pada tahun 1660 rakyat Inggris diperbolehkan kembali merayakan Natal. Di Amerika Serikat, perayaan Natal juga pernah dilarang di negara bagian New England hingga tahun 1681.
MENYALAKAN LAMPU
Manusia tidak dapat melihat dan menjalankan aktivitasnya tanpa bantuan cahaya. Oleh karena itulah, sudah hal yang lazim manusia menyalakan lampu saat malam. Di Inggris puluhan tahun yang lalu, menyalakan lampu di malam hari dapat membuat orang tersebut dipenjara.
Pada tahun 1939 hingga 1945, rakyat Inggris diwajibkan mematikan lampu saat malam hari. Untuk mendukung larangan tersebut, aliran listrik akan diputus setiap malamnya.
Jika rakyat Inggris memerlukan penerangan pada malam hari, mereka diperbolehkan menyalakan lilin dengan cahaya redup. Mereka juga diharuskan menutup pintu dan jendela agar cahayanya tidak terlihat dari luar.
Dampak dari kebijakan ini, rakyat Inggris pun kebingungan saat harus bepergian saat malam hari.
Selama larangan ini diberlakukan, kecelakaan pun meningkat karena pengguna jalan tidak dapat melihat orang dan benda di sekelilingnya. Di bulan pertama larangan ini diberlakukan, ada 1.100 orang yang meninggal karena menjadi korban kecelakaan.
Larangan menyalakan lampu ini dibuat sebagai respon terjadinya Perang Dunia 2. Agar pesawat Jerman kebingungan saat akan menjatuhkan bom di Inggris, Inggris pun dibuat dalam kondisi segelap mungkin saat malam tiba.