Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisinya masing-masing, hal ini menunjukan Indonesia kaya adat dan budayanya. Menariknya, kebiasaan yang sudah dilakukan sejak lama ini masih eksis hingga kini. Bahkan, ini menjadi tontonan menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut. Berikut tradisi unik Indonesia yang masih ada hingga kini.

PERANG TOPAT – LOMBOK, NTB

Perang topat merupakan tradisi yang berasal dari Lombok. Tradisi ini biasa dilakukan saat enam hari pasca lebaran. Yang dilakukan dari tradisi ini yaitu saling melempar ketupat antara Suku Bali dan Sasak. Terlihat seperti perang atau tawuran antar warga, namun sebenarnya tujuan dari tradisi ini adalah sebagai bentuk rasa syukur dengan adanya kerukunan umat beragama di Lombok.

KEBO-KEBOAN – BANYUWANGI, JAWA TIMUR

Kebo-keboan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh petani Banyuwangi. Kebiasaan yang dilakukan setahun sekali ini sebagai bentuk rasa syukur atas hasil bertani. Sesuai dengan namanya, petani-petani tersebut akan berdandan seperti seekor kerbau. Kulitnya diwarnai hitam, lengkap dengan tanduk yang memberikan kesan gagah. Mereka akan tampil di tengah lapangan, bertingkah seperti seekor kerbau. Konon, mereka kesurupan ‘leluhur kerbau’, sehingga aksinya akan menjadi sedikit lebih agresif.

RAMBU SOLO – TANA TORAJA, SULAWESI SELATAN

Tradisi rambu solo ini dilakukan saat akan memakamkan jenazah orang yang meninggal dunia yang sebelumnya sudah diawetkan selama berhari-hari. Konon, pelaksanaan upacara ini dapat menghabiskan biaya mencapai milayaran. Salah satunya dapat dilihat dari jumlah kerbau yang dikorbankan. Biasanya, hanya orang-orang tersohor saja yang mampu membeli berpuluh-puluh kerbau.

OMED-OMEDAN – BALI

Bali terkenal dengan adat dan tradisinya yang kental, salah satunya yaitu omed-omedan. Tradisi yang satu ini diselenggarakan selama satu hari setelah pelaksanaan Catur Brata Penyepian. Tujuannya yaitu untuk merekatkan rasa Asah, Asih, dan Asuh antar warga. Prosesinya dilakukan secara masal yang diikuti oleh pemuda pemudi desa tersebut. Mereka nantinya akan saling memeluk dan mencium, kemudia disiram air oleh warga. Tradisi ini tentu saja hanya bisa diikuti oleh mereka yang masih bujang.

TATUNG – SINGKAWANG, KALIMANTAN BARAT

Tatung merupakan tradisi masyarakat Singkawang yang diselenggarakan menjelang Cap Go Meh. Acara ini mendukung perayaan Cap Go Meh di Singkawang agar menjadi lebih meriah. Tatung dapat dikatakan seperti debus, para Tatung disini akan unjuk gigi kekebalan mereka. Wajahnya akan ditusuk menggunakan kawat tebal, atau badannya akan disabet-sabet oleh benda tajam. Uniknya, mereka tidak terluka.

Rahasianya adalah dengan melakukan ritual. Setiap tanggal 1 dan 15, mereka harus puasa makan daging setiap bulannya. Hal ini tidak untuk dicoba-cob, karena ritual ini dilakukan dalam pengawasan profesional.

BAKAR TONGKANG – BAGAN SIAPAPI, RIAU

Bakar Tongkang adalah tradisi yang bisa kita temukan di Bagan Siapiapi, Riau. Pesertanya biasanya diikuti oleh masyarakat keturunan Tionghoa. Awalnya, mereka melakukan hal ini sebagai bentuk kekecewaan dan keputusasaan masyarakat Tionghoa yang tinggal di suatu daerah. Seiring perkembangan zaman, tradisi ini dijadikan sebagai pengingat masyarakat Bagan Siapiapi agar tidak melupakan kampung halamannya. Caranya adalah dengan membangun kapal layar yang cukup besar untuk kemudian dibakar, tradisi ini biasanya dilakukan setiap bulan Juni.

PASOLA – SUMBA, NTT

Tradisi yang tidak kalah menarik datang dari Sumba, Nusa Tenggara Timur. Pasola merupakan permainan perang lempar tombak kayu yang dilakukan oleh dua kelompok. Menariknya, disini mereka harus menunggangi kuda. Peserta yang terlibat biasanya orang asli Sumba yang masih menganut agama lokal masyarakat setempat, Marapu.

Untuk melaksanakan tradisi ini, masyarakat Sumba sering menyelenggarakannya di empat kampung berbeda. Ada kampung Kodi, Lamboya, Wonokaka, dan Gaura. Tradisi ini dilakukan satu tahun sekali.